Simposium di Seattle: Indonesia Model De-Radikalisasi Dunia

Reporter

Editor

Kamis, 20 Oktober 2016 19:34 WIB

Orator bebicara saat aksi Majelis Pembela Tanah Suci, melakukan unjuk rasa di depan Kedutaan Besar Republik Iran, Jakarta, 14 Apri 2015. Dalam aksi damai tersebut mereka mengecam dan mendesak Iran untuk menghentikan penyebaran revolusi radikalismenya ke seluruh negara-negara Islam. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Seattle, AS - Indonesia, negeri yang memiliki jumlah penduduk Islam terbesar se-dunia, dianggap menjadi model bagi negara lain dalam mengembangkan demokrasi. Ini karena mayoritas kalangan Islam Indonesia adalah kalangan yang mendukung nilai-nilai demokrasi dan pluralisme. Pendapat itu muncul dalam simposium bertema: “Approaches to Religious Violence, Radicalism, and Deradicalization: Perspectives from the US and Indonesia” di University of Washington, Seattle, Amerika Serikat, Selasa (18/10). Simposium menghadirkan antropolog dan professor kajian wilayah Asia dari University of Puget Sound Gareth Barkin. Ikut berbicara dalam acara ini adalah Mark Smith, pengajar Ilmu Politik UW dan James Wellman, pakar bidang perbandingan agama, juga dari University of Washington.

Dalam acara itu, pakar dari Indonesia juga tampil berbicara. Mereka adalah Ketua Program Middle Eastern and Islamic Studies UC-Riverside Muhammad Ali, Tonny Pariela professor sosiologi Universitas Pattimura, dan Muhammad Wildan, pengajar dan peneliti mengenai politik Islam dari UIN Sunan Kalijaga. Acara ini terselenggara atas kerjasama Konsulat Jenderal RI San Francisco dan University of Washington.

Konsul Jenderal RI Ardi Hermawan saat membuka acara menyatakan Indonesia merupakan model bagi dunia internasional. “Umat Islam Indonesia mayoritas adalah Islam moderat, demokratis”. Simposium ini adalah rangkaian dari simposium bertema serupa di beberapa kampus di Amerika. Sabtu lalu (15/10), acara ini juga berlangsung di Portland State University, Oregon (baca: Seminar di Portland: Indonesia Contoh Sukses Deradikalisasi).

Pada pembahasan di dua sesi simposium yang dihadiri oleh 102 peserta ini, para pembicara menyampaikan bahwa penanganan kelompok teroris di Indonesia telah berjalan dengan sukses. Ini antara lain karena a Indonesia tidak memiliki pemerintahan yang represif. “Indonesia juga berhasil melakukan pendekatan de-radikalisasi yang tepat untuk menekan kelompok radikal di tingkat akar rumput,” ujar Muhammad Ali.

Sedangkan Tonny Pariela dan Muhammad Wildan memaparkan sejumlah hasil penelitian, pengamatan dan temuan di lapangan yang menunjukkan bahwa Islam di Indonesia adalah Islam yang mencintai perdamaian dan sama sekali tidak bertentangan dengan demokrasi.


“Memang ada sekelompok kecil masyarakat di Indonesia yang belum percaya dengan demokrasi, namun cepat atau lambat semua akan sepakat bahwa demokrasi merupakan model politik terbaik bagi semua negara, tidak terkecuali Indonesia,” demikian kata Wildan.


Para pembicara sepakat bahwa sekolah dan perguruan tinggi memegang peranan penting untuk memberikan pemahaman yang benar mengenai demokrasi. Sekolah juga bisa berperan mencegah tumbuhnya benih-benih ekstrimisme di kalangan generasi muda.


DP

Advertising
Advertising

Berita terkait

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

1 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

Pejabat senior Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menguasai Gaza, mengatakan perintah evakuasi Israel bagi warga Rafah adalah "eskalasi berbahaya

Baca Selengkapnya

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

1 jam lalu

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

Sebuah mobil menabrak pagar Gedung Putih pada Sabtu malam. Sopir langsung tewas di tempat kejadian.

Baca Selengkapnya

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

1 jam lalu

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

Amerika Serikat sempat menunda pengiriman amunisi senjata ke Israel pekan lalu hingga membuat para pejabat Israel khawatir

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

1 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

Tentara Israel pada Senin 6 Mei 2024 mengusir ratusan ribu warga Palestina di Kota Rafah, selatan Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

4 jam lalu

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

Ditundanya pengiriman senjata dari Amerika Serikat membuat pemerintah Israel kebingungan.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

5 jam lalu

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

Aksi ini terinspirasi dari gerakan demonstrasi masif dan berskala besar yang dilakukan para mahasiswa di AS, Eropa, dan sejumlah negara lain.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

1 hari lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

1 hari lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

2 hari lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya