Cina Dukung Cara Presiden Duterte Perangi Narkoba

Reporter

Editor

Grace gandhi

Sabtu, 15 Oktober 2016 18:04 WIB

Presiden Filipina Rodrigo Duterte memberikan sambutannya saat berkunjung ke Jakarta, 9 September 2016. REUTERS

TEMPO.CO, Beijing - Pemerintah Cina menyatakan bahwa akan mendukung kampanye anti-narkoba kontroversial yang dilancarkan Presiden Filipina Rodrigo Duterte.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Geng Shuang, dalam sebuah pernyataan pada Jumat, 14 Oktober 2016 bahwa pemerintah mendukung dan memahami perang terhadap narkoba oleh Presiden Duterte.

"Kami memahami dan mendukung kebijakan Filipina untuk memerangi obat di bawah kepemimpinan Presiden Duterte," kata Shuang, seperti yang dilansir The Straits Times, pada Jumat, 14 Oktober 2016.

Berita lainnya: Dukun Pengganda Duit di Depok Dapat Ilham dari TV

Presiden Duterte akan mengunjungi Cina pekan depan. Ini akan menjadi kunjungan pertamanya ke luar negeri di luar Asia Tenggara sejak menjadi presiden pada Juni. Kunjungan itu sekaligus upaya pemulihan hubungan dengan Beijing yang tegang oleh sengketa di Laut Cina Selatan.

Presiden berusia 70 tahun tersebut akhir-akhir ini kerap mengeluarkan pernyataan untuk membangun hubungan yang lebih erat dengan Cina dan Rusia sementara meluncurkan kritikan melawan Amerika Serikat, sekutu utama Filipina dan bekas penguasa kolonial.

Komentar Presiden Duterte kebanyakan diluncurkan untuk menanggapi tanggapan Amerika Serikat terhadap perang melawan kejahatan, yang telah meningkatkan kekhawatiran tentang pembunuhan di luar hukum.

Simak juga: 5 Kiat Aman Menekan Nafsu Makan

Presiden Duterte bahkan telah membatalkan patroli bersama dengan Amerika Serikat di Laut Cina Selatan, mengatakan dia mungkin akan meminta tentara meninggalkan Filipina dan mengancam untuk memutuskan hubungan sama sekali.

Presiden Duterte juga telah mengejek Presiden AS, Barack Obama, sebagai "anak jalang" yang prihatin tentang hak asasi manusia dalam perang narkoba.

Sebaliknya, Presiden Duterte menggambarkan pemimpin Cina Xi Jinping sebagai "seorang presiden yang hebat" dan memuji Cina dan Rusia yang menunjukkan rasa hormat dengan tidak mengkritik tindakan keras terhadap kejahatannya.

Lebih dari 3.000 orang telah tewas dalam perang terhadap narkoba sejak kampanye dimulai oleh Presiden Duterte pada 30 Juni 2016.

STRAITS TIMES | ASIA CORRESPONDENT | YON DEMA



Berita terkait

Ajudan Klaim Pembicaraan Vladimir Putin dan Xi Jinping Sangat Sukses

4 jam lalu

Ajudan Klaim Pembicaraan Vladimir Putin dan Xi Jinping Sangat Sukses

Seorang ajudan dari Pemerintah Rusia mengklaim Vladimir Putin dan Xi Jinping bertemu dalam "suasana hati yang sedang baik" di Beijing.

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

2 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

3 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Cina kepada Pemimpin terpilih Taiwan: Pilih Damai atau Perang

3 hari lalu

Cina kepada Pemimpin terpilih Taiwan: Pilih Damai atau Perang

Cina menganggap Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri, namun Taiwan bersikeras pihaknya sudah memiliki pemerintahan independen sejak 1949.

Baca Selengkapnya

Kalah dari Cina, Biden Naikkan Tarif Impor Termasuk Mobil Listrik

3 hari lalu

Kalah dari Cina, Biden Naikkan Tarif Impor Termasuk Mobil Listrik

Biden memutuskan menaikkan tarif impor produk Cina termasuk mobil listrik dan baterainya.

Baca Selengkapnya

5 Proyek Besar Cina di Era Presiden Jokowi

3 hari lalu

5 Proyek Besar Cina di Era Presiden Jokowi

Hubungan ekonomi Cina-Indonesia disebut mencapai masa keemasan di era Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

AS Batasi Izin Ekspor Teknologi untuk Cina, Qualcomm dan Intel Tak Bisa Pasok Chip ke Huawei

4 hari lalu

AS Batasi Izin Ekspor Teknologi untuk Cina, Qualcomm dan Intel Tak Bisa Pasok Chip ke Huawei

AS membatasi izin ekspor teknologi untuk Cina. Qualcomm dan Intel tak lagi bisa memasok produknya ke perusahaan seperti Huawei.

Baca Selengkapnya

Tingkat Perekonomian Indonesia Turun, Ada Dampak dari Perlambatan di Cina

4 hari lalu

Tingkat Perekonomian Indonesia Turun, Ada Dampak dari Perlambatan di Cina

Perlambatan perekonomian di Cina memberi dampak ke Indonesia. Sebab sasaran pasar terbesar untuk kegiatan ekspor komoditas alam berada di Cina

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Jokowi Berlakukan Kelas Standar BPJS Kesehatan, Muhammadiyah Tanggapi Bagi-bagi Izin Tambang Ala Bahlil

5 hari lalu

Terpopuler: Jokowi Berlakukan Kelas Standar BPJS Kesehatan, Muhammadiyah Tanggapi Bagi-bagi Izin Tambang Ala Bahlil

Terpopuler: Jokowi memberlakukan kelas standar untuk rawat inap pasien BPJS Kesehatan, Muhammadiyah tanggapi bagi-bagi izin tambang untuk Orman.

Baca Selengkapnya

Huawei Vs Amerika: Pura 70 Pro Gunakan Komponen Lokal Cina Lebih Banyak

5 hari lalu

Huawei Vs Amerika: Pura 70 Pro Gunakan Komponen Lokal Cina Lebih Banyak

Smartphone Huawei seri Pura 70 dinilai hampir menjadi simbol kemandirian Cina menghadapi tekanan sanksi dari Amerika. Chip masih titik terlemah.

Baca Selengkapnya