Peringatan yang dikeluarkan polisi Prancis lewat twitter tentang Salah Abdeslam, tersangka pelaku teror di Paris, pada November 2016. Salah Abdeslam ditangkap polisi antiteror Belgia, pada 18 maret 2016. REUTERS/POLICE NATIONALE
TEMPO.CO, Paris - Pengacara Salah Abdeslam, satu-satunya terdakwa pelaku serangan teror Paris yang menewaskan 130 orang pada November tahun lalu dan berhasil ditangkap, menyatakan mundur. Seperti dilansir Reuters,Rabu, 12 Oktober 2016, Frank Berton dan Sven Mary memilih mundur karena kliennya tutup mulut dan tidak menginginkan bantuan hukum lagi.
“Dia telah mengatakan akan tutup mulut. Apa yang bisa kami lakukan? Saya sudah tegaskan dari awal, jika dia tutup mulut, saya mundur,” kata Berton kepada BFM Television.
Abdeslam ditahan di dalam sel isolasi dekat Paris sejak tertangkap awal tahun ini. Berton menyebut kliennya menolak berbicara karena kamera pengawas merekam selnya selama 24 jam. Kondisi ini telah diprotes sang pengacara, tapi tidak berubah hingga kini.
"Dipantau setiap saat dengan kamera inframerah tiap malam membuat seseorang menjadi kehilangan kewarasan. Ini adalah konsekuensi politis,” ujarnya.
Sven Mary, pengacara Abdesalam yang lain asal Belgia, menyatakan korban dari kondisi ini adalah mereka yang terkena serangan teror Paris. “Mereka berhak mengetahui apa yang terjadi sebenarnya,” tutur Mary.
Otoritas Prancis menyebut Abdeslam, yang melarikan diri dari serangan itu, memainkan peran penting dalam perencanaan serangan di lokasi konser, bar, dan stadion sepak bola. Ia melarikan diri ke Belgia, tempat asalnya, dengan mobil beberapa jam setelah serangan. Setelah ditangkap di Belgia, ia dipindahkan ke Prancis.