Cina Bebaskan 2 Penyanyi Tibet Setelah 4 Tahun Dibui

Reporter

Senin, 10 Oktober 2016 19:43 WIB

Dua penyanyi Tibet bebas usai dipenjara selama empat tahun akibat lagu yang berbau politik. rfa.org

TEMPO.CO, Lhasa- Dua penyanyi Tibet akhirnya menghirup udara bebas setelah menjalani hukuman penjara selama empat tahun lamanya. Mereka dikurung di provinsi Sichuan, Cina barat daya setelah lagu yang diciptakannya mengandung unsur politik yang dianggap menghina pemerintah Cina.

Seorang sumber yang ingin namanya dirahasiakan mngatakan bahwa Pema Trinley, 27, dan Chakdor, 35, dibebaskan pada 3 Oktober 2016 dan kembali ke rumah mereka di Ngaba, kabupaten Meruma, Tibet.

"Ketika mereka tiba di kampung halamannya, kerabat, mantan teman di penjara, dan pendukung lainnya memberi sambutan hangat dengan upacara sederhana," kata sumber tersebut, seperti yang dilansir RFA.

Baca:
Korupsi, Eks Pemimpin Partai Komunis Cina Dihukum Mati
Presiden Kolombia Serahkan Hadiah Nobelnya ke Korban Konflik

Trinley dan Chakdor pertama kali ditahan pada 2012 di Machu, provinsi Gansu setelah memproduksi album bertitel “The Pain of an Open Wound”. Album tersebut berisis lagu-lagu yang memuji pemimpin spiritual Tibet, Dalai Lama dan demonstran yang membakar diri dalam aksi protes menantang kekuasaan Cina di wilayah Tibet.

Kedua orang itu kemudian dibawa ke penjara Mianyang di Sichuan untuk menjalani hukuman. Sebelum dijatuhi hukuman, dua warga Tibet ini sudah lebih dulu dibui selama satu tahun.

Dalam laporan sebelumnya, pemerintah pengasingan Tibet yang berbasis di India, Central Tibetan Administration (CTA) mengatakan otoritas penjara di Mianyang menolak pada awalnya untuk mengakui bahwa dua penyanyi itu berada di tahanan mereka. Informasi ini membuat keluarga kedua penyanyi itu semakin khawatir tentang kondisi dan keberadaan mereka.

CTA juga mengidentifikasi Chakdor sebagai kerabat dekat dari Choepa, pengunjuk rasa yang membakar diri pada Agustus 2012 untuk memprotes kebijakan represif pemerintah Cina.

Cina telah memenjarakan puluhan penulis, seniman, penyanyi, dan pendidik Tibet yang secara terang-terangan menyatakan identitas nasional dan budaya Tibet sejak protes luas melanda wilayah tersebut pada 2008.

RFA|YON DEMA

Berita terkait

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

7 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

16 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

19 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

19 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

20 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

1 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

2 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

4 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya