Yahoo! Diam-diam Pasok Data E-Mail Pelanggan ke Intelijen Amerika  

Reporter

Rabu, 5 Oktober 2016 08:09 WIB

Kantor Yahoo. straitstimes.com

TEMPO.CO, California - Perusahaan Internet multinasional yang berkantor di Sunnyvale, California, Amerika Serikat, dengan mesin pencari Yahoo! dituding diam-diam telah memasok informasi yang ada di e-mail pelanggannya kepada badan intelijen Amerika Serikat.

Yahoo!, mengutip dari Independent pada 5 Oktober 2016, diam- diam membuat program perangkat lunak untuk mencari informasi yang masuk di e-mail para pelanggannya sesuai dengan permintaan pejabat intelijen Amerika.

Baca: 500 Juta Akun Pengguna Yahoo! Diretas, Ini Dugaan Pelakunya

Yahoo!, yang bekerja sesuai dengan arahan pemerintah Amerika, memindai ratusan juta akun e-mail pelanggannya atas permintaan Badan Keamanan Nasional Amerika (FBI).

Permintaan agar Yahoo! memindai akun para pelanggannya sesuai dengan permintaan FBI datang dalam bentuk arahan rahasia yang dikirimkan ke tim hukum Yahoo!.

Menurut para pakar, Yahoo! merupakan perusahaan Internet Amerika yang pertama kali memenuhi permintaan badan mata-mata Amerika. Sejauh ini, belum jelas informasi apa yang dicari para pejabat intelijen Amerika dalam akun pelanggan Yahoo!. Perusahaan itu hanya diminta memindai semacam karakter atau frase yang ada di e-mail atau lampirannya.

Baca: BI Segera Terapkan Mesin Deposito Uang Koin

Juga belum dapat dipastikan data apa yang telah diserahkan Yahoo! kepada badan intelijen ini, termasuk apakah para pejabat intelijen ini juga telah melakukan pendekatan ke perusahaan Internet lain.

Menurut dua mantan anggota staf Yahoo!, keputusan Kepala Eksekutif Yahoo! Marissa Mayer memenuhi arahan badan intelijen Amerika menuai amarah sejumlah koleganya yang menjabat di posisi eksekutif senior. Kepala Keamanan Informasi Yahoo! Alex Stamos akhirnya memilih keluar dari perusahaan itu dan kini menjabat sebagai salah satu petinggi keamanan Facebook.

"Yahoo! merupakan perusahaan yang tunduk pada hukum dan mematuhi hukum Amerika Serikat," kata Yahoo! dalam pernyataannya.

Sebelumnya, Yahoo! mengumumkan tentang para peretas yang telah membobol akun e-mail lebih dari 500 ribu pelanggannya.

INDEPENDENT | MARIA RITA


Baca juga:
Keterpilihan Ahok Merosot: Inilah 3 Hal Menarik & Mengejutkan
Heboh Manifesto Komunis: Polisi Gegabah Sita Buku Malaysia







Advertising
Advertising



Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya