Ini Sebab Kesepakatan Damai FARC-Kolombia Ditolak

Reporter

Senin, 3 Oktober 2016 13:15 WIB

Kelompok Pemberontak dari Kolombia, Revolutionary Armed Forces of Colombia (FARC). xpatnation.com

TEMPO.CO, Bogota - Perjanjian damai pemerintah Kolombia dengan kelompok pemberontak komunis FARC tidak mendapatkan dukungan rakyatnya. Perkiraan Presiden Juan Manuel Santos meleset. Mengapa?

Menurut pemimpin oposisi yang mengkampanyekan penolakan berdamai dengan FARC, Alvaro Uribe, FARC mestinya diadili atas berbagai kejahatan yang dilakukan selama 52 tahun. FARC, menurut dia, tidak pernah diberi kursi di kongres.

Baca: Di Luar Dugaan, Rakyat Kolombia Tolak Berdamai dengan FARC

Kampanye Uribe, mantan Presiden Kolombia yang berpengaruh, ternyata mendapat dukungan rakyat Kolombia. Dalam referendum nasional yang diadakan pada Minggu, 2 Oktober 2016, 50,10 persen suara menolak mendukung persetujuan damai dengan FARC. Sisanya memberikan dukungan.

"Saya memilih 'tidak'. Saya tidak mau mengajarkan anak-anak saya bahwa segala sesuatu dapat dimaafkan," kata Alejandro Jaramillo, 35 tahun, yang marah karena pemberontak FARC tidak dijatuhi hukuman.

"Kesepakatan ini memberikan banyak konsesi kepada gerilya. Mereka mengubah strategi dari bersenjata ke politik, tapi tujuan tetap sosialisme," kata Javier Milanes, 34 tahun, pemilik restoran yang juga memilih kata no dalam referendum.

Baca: Hanya 10 Negara Hidup Damai di Dunia Selama 2016!

Dalam kesepakatan damai yang diteken Presiden Juan Manuel Santos dengan pemimpin FARC, Timochenko, pekan lalu, disebutkan FARC akan mendapat sepuluh kursi di kongres hingga 2026. FARC akan menjadi partai politik yang dapat bertarung dalam pemilihan presiden 2018.

Proses perjanjian damai dengan FARC telah berlangsung sejak empat tahun lalu di Havana, Kuba. Santos tak menyangka proses panjang itu mentok dalam referendum yang diikuti lebih 90 persen rakyat Kolombia.

Baca: Waspada, Kelompok Ekstremis Bertambah Kuat di Asia Tenggara

"Kita harus mengakhiri 52 tahun perang dan membuka jalan damai, damai yang akan membawa kita ke masa depan yang lebih baik. Damai merupakan jalan untuk memastikan anak-anak dan cucu kita hidup lebih baik di negara ini," ujar Santos setelah memberikan suaranya dalam referendum.

FARC atau Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia yang jumlahnya berkisar 7.000 orang sepakat meletakkan senjata dan bertarung lewat jalur politik. Ternyata, FARC belum mampu merebut hati rakyat Kolombia. Butuh proses lebih untuk meyakinkan rakyat Kolombia tentang keputusan untuk berdamai.

TRUST.ORG | NEW YORK TIMES | MARIA RITA

Berita terkait

Kolombia Sepakati Gencatan Senjata dengan Tentara Pembebasan Nasional selama 6 Bulan

4 Agustus 2023

Kolombia Sepakati Gencatan Senjata dengan Tentara Pembebasan Nasional selama 6 Bulan

Pemerintah Kolombia dan Tentara Pembebasan Nasional (ELN) - salah satu kelompok gerilya tertua dan terbesar-sepakat gencatan senjata selama 6 bulan

Baca Selengkapnya

Jurnalis Kolombia Tewas Ditembak, Korban Kedua dalam 2 Bulan

30 November 2022

Jurnalis Kolombia Tewas Ditembak, Korban Kedua dalam 2 Bulan

Wartawan Kolombia dibunuh oleh orang tak dikenal yang menaiki sepeda motor setelah melakukan pekerjaan jurnalistik untuk stasiun televisinya.

Baca Selengkapnya

Faksi Penyelundup Narkoba di Kolombia Bentrok, 18 Orang Tewas

21 November 2022

Faksi Penyelundup Narkoba di Kolombia Bentrok, 18 Orang Tewas

Bentrokan di Kolombia melibatkan kelompok pemberontak dan kriminal yang telah berupaya menguasai jalur penyelundupan di perbatasan.

Baca Selengkapnya

Kongres Pertama Pemberontak Kolombia, FARC Jadi Partai Politik

30 Agustus 2017

Kongres Pertama Pemberontak Kolombia, FARC Jadi Partai Politik

Dalam kongres yang akan berakhir Jumat ini, FARC akan memilih nama baru untuk partai politik yang akan mereka bentuk

Baca Selengkapnya

Kapal Turis Tenggelam di Kolombia, Sembilan Tewas

26 Juni 2017

Kapal Turis Tenggelam di Kolombia, Sembilan Tewas

Sebanyak sembilan orang tewas dan 28 lainnya hilang setelah sebuah kapal turis bertingkat yang membawa sekitar 170 penumpang tenggelam.

Baca Selengkapnya

Bertengkar dengan Suami, Perempuan Ini Telan Uang Rp 93,3 Juta  

5 Mei 2017

Bertengkar dengan Suami, Perempuan Ini Telan Uang Rp 93,3 Juta  

Seorang perempuan di Kolombia harus dioperasi setelah menelan uang kertas senilai US$ 7.000 atau sekitar Rp 93,3 juta setelah bertengkar dengan suaminya.

Baca Selengkapnya

Kolombia Makamkan Korban Banjir dan Tanah Longsor

4 April 2017

Kolombia Makamkan Korban Banjir dan Tanah Longsor

Menurutnya, Mocoa menerima sepertiga dari hujan bulanan berlangsung pada malam hari.

Baca Selengkapnya

Longsor dan Banjir Kolombia, Tim Pencari Korban Alami Kesulitan

3 April 2017

Longsor dan Banjir Kolombia, Tim Pencari Korban Alami Kesulitan

Tim pencari dan keluarga mengalami kesulitan menembus puing-
puing tertutup lumpur untuk mencari korban banjir dan longsor
di Kolombia

Baca Selengkapnya

Bencana Longsor, Presiden Kolombia Santos Umumkan Keadaan Darurat

2 April 2017

Bencana Longsor, Presiden Kolombia Santos Umumkan Keadaan Darurat

Presiden Kolombia Juan Manuel Santos mengumumkan keadaan darurat di Mocoa, lokasi banjir bandang dan tanah longsor yang menewaskan lebih 200 orang.

Baca Selengkapnya

Tanah Longsor di Kolombia Tewaskan 250 Orang

2 April 2017

Tanah Longsor di Kolombia Tewaskan 250 Orang

Mocoa adalah ibu kota Putumayo, dekat wilayah perbatasan Kolombia dengan Ekuador.

Baca Selengkapnya