Presiden Duterte Undang PBB Selidiki Pembunuhan di Filipina  

Reporter

Jumat, 23 September 2016 09:39 WIB

Sekretarus Jenderal PBB Ban Ki-moon. AP/Martin Mejia

TEMPO.CO, Manila - Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengundang Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, pelapor khusus PBB dan pengacaranya, termasuk perwakilan Uni Eropa, ke Filipina untuk menanyainya tentang tudingan pembunuhan semena-mena dalam kebijakannya memberangus kejahatan.

Presiden Duterte memastikan akan melayangkan undangan kepada Ban Ki-moon dan lainnya itu asalkan dia juga boleh menginterogasi mereka.

"Datang, saya akan buatkan undangan, namun berlakulah sebagai manusia berpendidikan, karena Anda akan menjawab pertanyaan saya juga," kata Presiden Duterte, seperti dikutip dari Interaksyon, Kamis, 22 September 2016.

Presiden Duterte sempat melontarkan kata “iblis” saat hendak menyebut nama Ban Ki-moon. "Saya akan mengundang orang PBB, Ban Ki… siapa nama iblis itu? Ban Ki-moon," ujarnya saat meresmikan pembangkit listrik baru di Filipina, seperti dikutip dari usnews.com.

Menurut Presiden Duterte, Ban Ki-moon, Uni Eropa, pelapor khusus, dan pengacaranya diundang untuk melakukan investigasi tentang tudingan pembunuhan semena-mena di Filipina selama pemerintahan Duterte.

Presiden Duterte, yang juga mengundang Uni Eropa, mengatakan, sekalipun Filipina bukan anggota Uni Eropa, kritik terhadapnya telah dilontarkan oleh Uni Eropa. "Saya akan undang Uni Eropa."

Sebelumnya, Presiden Duterte menginstruksikan pasukan keamanan mematuhi prosedur penangkapan, dengan cara mengatasi pembangkangan tersangka untuk dibawa ke rumah tahanan dan kemudian dibawa ke kantor polisi.

Presiden Duterte mengingatkan pasukannya tidak membuat risiko yang menghilangkan nyawa tersangka, melainkan membunuh tersangka jika mereka terancam. Presiden Duterte menegaskan, dia mendukung tugas pasukannya memberantas para penjahat.

Sekitar 3.000 orang telah dibunuh sejak Presiden Duterte mendeklarasikan perang melawan kejahatan narkoba. Duterte telah memperpanjang masa operasi pemberantasan kejahatan narkoba menjadi enam bulan. Jika gagal, ia meminta rakyat membunuhnya.

INTERAKSYON | USNEWS.COM | MARIA RITA

Baca:
500 Juta Akun Pengguna Yahoo! Diretas, Ini Dugaan Pelakunya
Senator Pengkritik Presiden Duterte Disuap Pengedar Narkoba?

Berita terkait

Sosok Ferdinand Marcos Jr yang Terancam Dimakzulkan Duterte

1 Februari 2024

Sosok Ferdinand Marcos Jr yang Terancam Dimakzulkan Duterte

Menanggapi tuduhan keras Duterte, Marcos hanya tertawa. Dia menyatakan bahwa ia tidak akan memberikan tanggapan serius terhadap pertanyaan tersebut.

Baca Selengkapnya

Begini Konflik Antara Duterte dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr

31 Januari 2024

Begini Konflik Antara Duterte dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr

Marcos bekerja sama dengan putri Duterte, Sara, untuk menjadikannya wakil presiden dalam kemenangan Pemilu 2022. Namun, keretakan dalam aliansi keluarga tersebut muncul ketika petahana telah menyimpang dari kebijakan anti-narkoba dan kebijakan luar negeri pendahulunya.

Baca Selengkapnya

Peraih Nobel Perdamaian, Maria Ressa, Dibebaskan dari Kasus Pajak Filipina

12 September 2023

Peraih Nobel Perdamaian, Maria Ressa, Dibebaskan dari Kasus Pajak Filipina

Maria Ressa, peraih Nobel Perdamaian 2021 bersama jurnalis Rusia, mendapatkan reputasi karena pengawasan terhadap mantan Presiden Rodrigo Duterte.

Baca Selengkapnya

Kembalinya Keluarga Marcos Berkuasa di Filipina Disambut Protes Mahasiswa

10 Mei 2022

Kembalinya Keluarga Marcos Berkuasa di Filipina Disambut Protes Mahasiswa

Sekitar 400 mahasiswa melakukan protes di luar gedung Komisi Pemilihan Filipina menentang kemenangan Ferdinand Marcos Jr dalam pemilihan presiden

Baca Selengkapnya

Pilpres Filipina: Profil Ferdinand Marcos Jr, Si Bongbong Penerus Dinasti Marcos

9 Mei 2022

Pilpres Filipina: Profil Ferdinand Marcos Jr, Si Bongbong Penerus Dinasti Marcos

Calon-calon yang bertarung dalam pilpres Filipina ada 10 kandidat dan terdapat 3 nama yang digadang-gadang menggantikan Presden Duterte.

Baca Selengkapnya

Putra Eks Diktator Filipina Marcos Berpeluang Besar Menjadi Presiden

7 Februari 2022

Putra Eks Diktator Filipina Marcos Berpeluang Besar Menjadi Presiden

Putra mantan diktator Filipina Ferdinand Marcos menjadi kandidat yang paling berpeluang menggantikan Presiden Rodrigo Duterte

Baca Selengkapnya

KPU Filipina Tolak Petisi untuk Melarang Anak Marcos Jadi Capres

17 Januari 2022

KPU Filipina Tolak Petisi untuk Melarang Anak Marcos Jadi Capres

Komisi pemilihan umum (KPU) Filipina menolak petisi yang berusaha untuk melarang putra mendiang diktator Ferdinand Marcos menjadi capres

Baca Selengkapnya

Filipina Larang Warga Belum Vaksin COVID-19 Naik Transportasi Publik di Manila

14 Januari 2022

Filipina Larang Warga Belum Vaksin COVID-19 Naik Transportasi Publik di Manila

Aturan pemerintah Filipina ini menuai kecaman karena dianggap mendiskriminasi warga miskin yang belum memperoleh akses vaksin COVID-19

Baca Selengkapnya

Warga Filipina yang Belum Imunisasi Vaksin Covid-19 Bisa Ditahan, Jika ...

7 Januari 2022

Warga Filipina yang Belum Imunisasi Vaksin Covid-19 Bisa Ditahan, Jika ...

Warga Filipina yang belum imunisasi vaksin Covid-19 agar tidak keluar rumah jika tidak mendesak. Mereka bakal ditahan jika tak patuh.

Baca Selengkapnya

Duterte Menolak Minta Maaf atas Pelanggaran HAM selama Perang Melawan Narkoba

5 Januari 2022

Duterte Menolak Minta Maaf atas Pelanggaran HAM selama Perang Melawan Narkoba

Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan dia tidak akan pernah meminta maaf atas kematian tersangka narkoba yang dibunuh di luar hukum.

Baca Selengkapnya