Pasukan laut Filipina tiba di sebuah pantai usai menaiki kapal patroli Militer Amerika Serikat saat ikut ambil bagian dalam latihan serangan pantai bersama pasukan militr Amerika Serikat di yang ditujukan untuk meningkatkan kerjasama antara sekutu di Ternate, Cavite, Filipina, 8 Oktober 2015. REUTERS
TEMPO.CO, Manila - Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan kepada media massa bahwa dia meminta pasukan khusus Amerika Serikat segera meninggalkan Mindanao sebab kehadiran mereka justru membuat kawasan di selatan tersebut tidak pernah damai.
Ucapan Duterte itu disampaikan hanya beberapa hari setelah Filipina menyatakan kebijaksanaan luar negerinya adalah bebas tidak mengenal blok. Hal itu disampaikan oleh Duterte dalam sebuah pidato yang dianggap bertele-tele oleh media dari Istana Presiden.
"Selama kami bersama Amerika, kami tidak akan pernah merasakan perdamaian di Tanah Mindanao. Karena itu, pasukan khusus Amerika harus pergi dari sana. Mereka harus angkat kaki dari Mindanao, di sana banyak sekali pasukan Amerika," ucapnya, Senin, 12 September 2016.
Menteri Luar Negeri Filipina, Perfecto Yasay, dalam percakapannya dengan ABS-CBN News Channel, Selasa, 13 September 2016, mengatakan, "Kebijaksanaan luar negeri kami tidak ada yang berubah, kami saling menghormati karena kami adalah sahabat dekat bangsa Amerika."
Selama beberapa dekade, Filipina telah menjadi tuan rumah bagi kapal-kapal besar angkatan laut AS dan pangkalan udara. Namun hukum Filipina saat ini melarang kehadiran pasukan asing di negeri itu. ALJAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN