Sikap Pemerintah RI Atas Uji Coba Nuklir Kelima Korea Utara
Editor
Natalia Santi
Minggu, 11 September 2016 00:24 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia sangat menyesalkan uji coba nuklir yang dilakukan Korea Utara pada 9 September 2016. Menurut pemerintah RI, uji coba itu tidak sejalan dengan semangat untuk menciptakan perdamaian dan stabilitas di kawasan dan dunia.
“Indonesia mendesak Korea Utara untuk sepenuhnya mematuhi kewajiban internasionalnya termasuk dengan melaksanakan resolusi-resolusi Dewan Keamanan PBB,” kata Kementerian Luar Negeri RI dalam pernyataannya, Jumat, 9 September 2016.
Disebutkan uji coba nuklir tersebut bertentangan dengan Traktat Uji Coba Nuklir Komprehensif (Comprehensive Test Ban Treaty/CTBT) dan semangat yang terkandung dalam perjanjian tersebut.
Selain itu, uji coba merupakan pelanggaran atas kewajiban Korea Utara berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 1718 pada 2006, 1874 pada 2009, 2087 pada 2013, dan 2270 pada 2016.
“Indonesia mengimbau semua pihak untuk menahan diri serta mengedepankan diplomasi dan dialog untuk menciptakan situasi yang kondusif bagi perdamaian dan stabilitas di kawasan,” demikian pernyataan Kemlu RI.
Pyongyang mengumumkan keberhasilan uji coba nuklir beberapa jam setelah sebuah gempa terdeteksi di dekat lokasi nuklir di timur laut Korea Utara. Getaran seismik berkekuatan 5,3 pada skala Richter tercatat di wilayah dekat lokasi uji coba nuklir utama di negeri itu sekitar pukul 09.00 waktu Pyongyang.
”Uji coba nuklir berhasil memastikan struktur serta fitur spesifik gerakan kepala nuklir yang telah distandardisasi agar dapat ditingkatkan menjadi roket balistik strategis,” demikian laporan kantor berita resmi Korea Utara, Korean Central News Agency.
Badan Cuaca Korea Selatan menyatakan kekuatan ledakan nuklir Pyongyang diperkirakan mencapai 10-12 kiloton. Kekuatan ini 70 persen dari bom atom Amerika Serikat yang dijatuhkan ke Hiroshima, Jepang, pada 1945. Uji coba nuklir kelima ini lebih besar daripada uji coba keempat, yang kekuatan nuklirnya berkisar 6 kiloton.
Sejumlah negara mengecam uji coba nuklir kelima Korea Utara. Tidak hanya musuh bebuyutan, seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan, negara-negara yang biasanya membela Pyongyang seperti Cina dan Rusia pun geram atas tindakan tersebut.
Pyongyang menyatakan tidak ada kebocoran bahan radioaktif. Namun, yang pasti, ledakan itu membuat negara tetangganya khawatir. Kementerian Perlindungan Lingkungan Cina langsung memonitor radiasi nuklir di provinsi yang berbatasan dengan Korea Utara. Hasilnya, level radiasi terpantau masih normal.
Adapun Jepang mengerahkan dua pesawat latih T-4 untuk mengambil sampel udara dan menganalisis kemungkinan bocornya material radioaktif.
Sejak Kim Jong-un berkuasa pada 2011, Korea Utara telah menembakkan 33 rudal balistik. Di masa pemerintahan ayahnya, Kim Jong-il, selama 17 tahun hanya menembakkan 16 rudal balistik.
YONHAP | ASSOCIATED PRESS | NATALIA SANTI