Pasukan keamanan Irak melepas rompi bunuh diri dari seorang anak di Kirkuk, Irak, 21 Agustus 2016. Bocah ini dicurigai dijadikan pengebom bom bunuh diri anak oleh militan ISIS. REUTERS/Ako Rasheed
TEMPO.CO, Kirkuk - Pasukan keamanan Irak menggagalkan dua serangan bom bunuh diri yang diduga dilakukan anggota ISIS di Kota Kirkuk, Irak Utara, Ahad, 21 Agustus 2016. Bom itu dibawa oleh dua orang dengan sasaran dua tempat ibadah Syiah di kota tersebut.
Kepada Xinhua, seorang polisi mengatakan, dalam satu serangan, satu orang pembawa bom berusaha memasuki masjid kaum Syiah yang dipenuhi anggota jemaah. Masjid itu berada di Kirkuk Barat, sekitar 250 kilometer di sebelah utara ibu kota Irak, Bagdad. "Tapi ia meledakkan rompi peledaknya ketika penjaga menghentikan mobil," kata polisi yang tidak bersedia disebut namanya itu. "Dua penjaga dan dua orang lagi luka."
Sedangkan bom yang satunya lagi dibawa oleh seorang remaja berusia sekitar 13-14 tahun. Remaja ini mendatangi masjid Syiah di Kikuk Tengah. Tapi pasukan keamanan lebih dulu menangkap remaja itu dan rompi peledaknya bisa diamankan.
Sejauh ini belum ada pihak yang mengaku bertanggung-jawab atas serangan tersebut. Namun diduga serangan ini dilancarkan oleh kelompok ISIS. Alasannya, modus serangan mirip dengan cara-cara yang biasa dilakukan ISIS. Misalnya, target serangan mengarah ke lokasi yang dipenuhi orang, termasuk pasar, kafetaria, dan masjid di seluruh Irak.
Apalagi Irak kerap mendapat serangan sejak ISIS menguasai beberapa bagian di Irak barat dan utara pada Juni 2014.
Satu laporan dari Misi Bantuan PBB untuk Irak (UNAMI) memperkirakan 759 orang Irak tewas dan 1.207 orang lagi cedera dalam berbagai tindakan teror, kekerasan, dan konflik bersenjata pada Juli di seluruh Irak.
Temu Biden dan Delegasi AS, Irak Mengaku Khawatir Terseret Perang di Timur Tengah
12 hari lalu
Temu Biden dan Delegasi AS, Irak Mengaku Khawatir Terseret Perang di Timur Tengah
Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani memimpin delegasi untuk bertemu Presiden AS Joe Biden dan pejabat lainnya di tengah ketegangan antara Iran dan Israel.