Presiden Filipina Ancam Keluar dari PBB

Reporter

Editor

Natalia Santi

Minggu, 21 Agustus 2016 21:47 WIB

Rodrigo Duterte. REUTERS

TEMPO.CO, Manila - Presiden Filipina Rodrigo Roa Duterte mengancam untuk keluar dari badan dunia itu dan berencana membentuk organisasi internasional yang baru bersama Cina, Afrika dan negara-negara Timur tengah.


Kecaman itu disampaikan setelah pelapor khusus PBB Agnes Callamard dan Dainius Puras menyebut eksekusi tanpa peradilan dan pembunuhan terhadap tersangka pengedar narkoba meningkat sejak Duterte memenangkan pemilihan Presiden Filipina pada 9 Mei lalu.


"Saya akan buktikan pada dunia bahwa kamu adalah pakar yang sangat bodoh," kata Duterte merujuk dua pakar hak asasi manusia (HAM) PBB dalam konferensi pers, Minggu, 21 Agustus 2016.


Kedua pelapor khusus PBB menyebut kurangnya proses hukum dalam mengatasi kejahatan narkoba dan menyatakan "dakwaan harus diadili di pengadilan hukum, bukan oleh orang-orang bersenjata di jalanan."


Duterte membantah tuduhan itu lewat konferensi pers di kediamannya di Davao. Dia mengundang kedua pakar PBB itu untuk menyelidiki sendiri dan tidak hanya menghitung para penjahat yang mati, tapi juga jumlah korban yang meninggal dunia akibat obat-obatan terlarang.


Advertising
Advertising

Duterte lalu balik menyerang PBB. Dia mengkritik badan dunia yang tidak bisa menghentikan kelaparan, terorisme dan tak berdaya soal Suriah dan Irak, serta membiarkan negara-negara besar mengebom desa-desa serta menewaskan warga sipil yang tak bersalah.


"Saya tidak ingin menghina anda. Tapi mungkin kami harus memutuskan untuk berpisah dengan PBB," kata dia. Sambil menyatakan PBB sebelumnya harus mengembalikan dana yang diberikan Manila selama ini. “Berikan uangnya, dan kami akan bangun panti-panti rehabilitasi dari dana itu,” kata Duterte.


Mantan duta besar Filipina untuk PBB, Lauro Baja mengatakan Filipina bakal merugi dan terancam terisolasi jika keluar dari badan dunia tersebut. "Kita akan merugi jika terisolasi dari komunitas bangsa-bangsa," kata Baja seperti dilaporkan GMA News Online. "Implikasi dari menarik diri dari PBB terlalu serius bahkan untuk dipertimbangkan," kata Dubes Filipina untuk PBB di masa pemerintahan Presiden Gloria Macapagal Arroyo itu.


Baja mengaku dia sendiri menganggap kritik PBB itu tidak adil, namun Duterte tidak seharusnya berkomentar. "Komentar para pelapor terlalu tendensius dan ikut campur untuk dikomentari seorang kepala negara. Biarkan para bawahan yang memberikan tanggapan," kata Baja.


Meskipun pengaturan keluar dari keanggotaan tidak ada dalam Piagam PBB, sedikitnya ada dua negara yang pernah menyatakan keluar dari PBB. Yaitu, Indonesia dan Suriah. Pada 1965, Indonesia menyatakan keluar dari PBB sebagai protes pemberian keanggotaan Dewan Keamanan PBB kepada Malaysia, yang saat itu sedang bersengketa dengan Indonesia. Indonesia kembali menjadi anggota PBB setahun kemudian.


Adapun Suriah, menyerahkan keanggotaan di PBB saat bergabung dengan Mesir untuk membentuk Republik Arab Bersatu. Suriah kembali menjadi anggota PBB pada 1961 setelah keluar dari Republik Arab.


REUTERS | GMA NEWS | NATALIA SANTI

Berita terkait

Komnas HAM Minta Pemerintah Segera Tindak Lanjuti Rekomendasi Komite HAM PBB

29 hari lalu

Komnas HAM Minta Pemerintah Segera Tindak Lanjuti Rekomendasi Komite HAM PBB

Komnas HAM apresiasi kesimpulan dan rekomendasi Komite HAM PBB. Meminta pemerintah implementasi kebijakan dan pelaksanaan di pusat serta daerah

Baca Selengkapnya

Cawe-cawe Jokowi Dipertanyakan dalam Sidang PBB, TPN: Cerminan Citra Jokowi di Mata Dunia

44 hari lalu

Cawe-cawe Jokowi Dipertanyakan dalam Sidang PBB, TPN: Cerminan Citra Jokowi di Mata Dunia

TPN Ganjar-Mahfud menilai sosoran PBB soal cawe-cawe Jokowi, telah membuat citra bekas Wali Kota Solo itu menjadi buruk di mata dunia.

Baca Selengkapnya

Laporan PBB: Situasi Satwa Liar di Bumi Mencemaskan

13 Februari 2024

Laporan PBB: Situasi Satwa Liar di Bumi Mencemaskan

Hiu bambu dan tiga satwa liar yang hidup di Indonesia masuk dalam laporan PBB. Ribuan spesies yang bermigrasi dalam situasi mengkhawatirkan.

Baca Selengkapnya

Negara Pesisir Samudera Hindia Rawan Tsunami, Kepala BMKG: Perkuat Mitigasi dan Peringatan Dini

9 Februari 2024

Negara Pesisir Samudera Hindia Rawan Tsunami, Kepala BMKG: Perkuat Mitigasi dan Peringatan Dini

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengajak negara pesisir Samudera Hindia untuk menggenjot sistem mitigasi tsunami, mencakup kesiagaan masyarakat.

Baca Selengkapnya

Sosok Ferdinand Marcos Jr yang Terancam Dimakzulkan Duterte

1 Februari 2024

Sosok Ferdinand Marcos Jr yang Terancam Dimakzulkan Duterte

Menanggapi tuduhan keras Duterte, Marcos hanya tertawa. Dia menyatakan bahwa ia tidak akan memberikan tanggapan serius terhadap pertanyaan tersebut.

Baca Selengkapnya

Begini Konflik Antara Duterte dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr

31 Januari 2024

Begini Konflik Antara Duterte dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr

Marcos bekerja sama dengan putri Duterte, Sara, untuk menjadikannya wakil presiden dalam kemenangan Pemilu 2022. Namun, keretakan dalam aliansi keluarga tersebut muncul ketika petahana telah menyimpang dari kebijakan anti-narkoba dan kebijakan luar negeri pendahulunya.

Baca Selengkapnya

Mengapa Jokowi Tak Pernah Hadir Langsung Di Sidang Umum PBB?

21 September 2023

Mengapa Jokowi Tak Pernah Hadir Langsung Di Sidang Umum PBB?

Presiden Jokowi berulangkali tidak hadir secara langsung dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

Baca Selengkapnya

Di PBB, Prakerja Jadi Contoh Kolaborasi Siapkan Tenaga Kerja Tangguh

20 September 2023

Di PBB, Prakerja Jadi Contoh Kolaborasi Siapkan Tenaga Kerja Tangguh

Pembelajaran sepanjang hayat dan meningkatkan keterampilan menjadi kunci mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDG.

Baca Selengkapnya

Peraih Nobel Perdamaian, Maria Ressa, Dibebaskan dari Kasus Pajak Filipina

12 September 2023

Peraih Nobel Perdamaian, Maria Ressa, Dibebaskan dari Kasus Pajak Filipina

Maria Ressa, peraih Nobel Perdamaian 2021 bersama jurnalis Rusia, mendapatkan reputasi karena pengawasan terhadap mantan Presiden Rodrigo Duterte.

Baca Selengkapnya

Dua Pelajar Putri NU Wakili Indonesia di ECOSOC Youth Forum PBB

26 April 2023

Dua Pelajar Putri NU Wakili Indonesia di ECOSOC Youth Forum PBB

Dua kader Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) mewakili Indonesia di forum diskusi internasional ECOSOC Youth Forum PBBB

Baca Selengkapnya