Kisah Sedih di Balik Foto Omran, Bocah Korban Perang Suriah

Reporter

Editor

Mustafa moses

Sabtu, 20 Agustus 2016 05:27 WIB

Foto yang diambil dari potongan video yang dirilis oleh aktivis anti-pemerintah Suriah Aleppo Media Center (AMC), menunjukkan seorang bocah duduk di dalam mobil ambulance usai diselamatkan dari rerentuhan gedung di Aleppo, Suriah, 17, 2016. Bocah berumur lima tahun tersebut, Omran Daqneesh berhasil selamat dari runtuhan gedung yang hancur akibat serangan udara dari pesawat jet. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Foto dan video Omran Daqneesh, anak berusia lima tahun korban pemboman di Aleppo, tengah diperbincangkan di seluruh dunia dan menjadi viral di semua media sosial. Mahmoud Raslan, salah seorang aktivis penyelamat korban perang di Suriah, yang mengabadikan momen itu dengan kameranya.

"Omran mempengaruhi saya untuk mengambil gambarnya karena dia diam, tidak menangis," ujar Raslan. Video itu kemudian dibuat menjadi foto. Ia menceritakan kembali momen mengharukan itu dalam wawancaranya bersama The Syrian Campaign Advocacy Group, Jumat, 19 Agustus 2016.

Foto menggambarkan Omran terduduk sendirian di kursi ambulans. Seluruh tubuhnya dipenuhi debu. Sebagian wajahnya berlumuran darah. Di dalam video utuh Omran, bocah itu tampak beberapa kali mengusap debu di wajahnya yang polos, tanpa ekspresi. Momen inilah yang menyayat hati mereka yang menontonnya.

Baca: Foto-foto memilukan Omran Daqneesh.

Raslan menceritakan ledakan di pemukiman itu terjadi pada saat Rabu setelah salat Isya. Ruslan mendatangi tempat ledakan tersebut untuk mengambil beberapa foto. Saat tiba, ia melihat sudaha ada tiga tubuh yang tergeletak di dekat puing.

Dia melihat Omran di antara puing-puing ledakan tersebut. "Dia tidak mengatakan sepatah kata pun. Dia syok," ujar Raslan. Orangtua dan keluarga Omran juga selamat.

Raslan mengambil foto ini untuk memperlihatkan kepada dunia bahwa inilah yang dialami oleh setiap anak di Allepo, Suriah. "Saya ingin dunia melihat fakta ini," kata dia. Melalui foto ini, Ruslan juga ingin mengatakan agar dunia mengetahui bagaimana hidup di daerah peperangan seperti di Suriah, khususnya bagi anak-anak.

Bibars Halabi, salah seorang relawan dari Syrian Civil Defence Group yang juga dikenal dengan sebutan White Helmets, menceritakan Omran yang pertama kali diselamatkan dari runtuhan puing rumah orangtuanya. Ia menegaskan, kejadian yang dialami Omran juga dialami oleh banyak anak di Aleppo. "Dunia harus tahu bahwa hal itu (anak menjadi korban) terjadi setiap hari di Aleppo," katanya.

White Helmets adalah organisasi yang pernah dinominasikan meraih Nobel Perdamaian. Menurut Halabi, ia dan relawan lainnya setiap hari harus melihat penderitaan anak-anak yang kehilangan orangtua, dan kesedihan orangtua yang kehilangan anak-anaknya akibat perang di Suriah. "Tidak semua momen terekam kamera sehingga bisa dibagikan ke dunia," katanya.

INDEPENDEENT | ODELIA SINAGA

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

2 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

21 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

22 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

30 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

31 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

33 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

33 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

33 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

34 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

34 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya