Kementerian Luar Negeri: Butuh Uang, Penyandera Tak Akan Celakai 5 WNI

Reporter

Jumat, 19 Agustus 2016 19:37 WIB

Muhammad Sofyan (tengah), korban sandera militan Abu Sayyaf, dikawal polisi di Jolo, Sulu, Filipina selatan 17 Agustus 2016. Sofyan mengaku melarikan diri setelah Abu Sayyaf mengancam akan memenggal lehernya. REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Makassar - Kepala Subdirektorat Pengawasan Kekonseleran Direktorat Perlindungan WNI dan Bantuan Hukum Kementerian Luar Negeri Krishna Djelani memastikan nasib lima awak kapal TB Charles dalam kondisi baik. Pihak penyandera yang berada di Filipina akan berpikir dua kali untuk mencelakakan para sanderanya lantaran membutuhkan uang.

"Logikanya sederhana, mereka butuh duit dan sudah pasti tidak akan dapat bila ada apa-apa dengan tawanan," ucap Krishna di Makassar, Jumat, 19 Agustus 2016.

Krishna mengatakan pihak penyandera terus melakukan komunikasi dengan pihak perusahaan PT Rusianto Bersaudara. Komunikasi rutin dilakukan melalui sambungan telepon.

Menurut Krishna, lolosnya dua sandera, yakni Muhammaf Sofyan dan Ismail Tiro, diyakini tidak berdampak bagi keselamatan lima sandera lain. Penyandera, ujar dia, membutuhkan uang, sehingga diduga tetap menjaga keselamatan sandera.

Lima awak TB Charles yang masih disandera adalah kapten kapal, Ferri Arifin; kepala kamar mesin, Muhammad Mabrur Dahri; masinis Edi Suryono dan Muhammad Natsir; serta juru mudi Robin Piter.

Krishna menuturkan para sandera kerap berpindah tempat. "Sinyal telekomunikasi mereka juga susah dilacak," ucap Krishna.

Menurut Krishna, pemerintah menggunakan dua pola dalam upaya pembebasan sandera. Selain menempuh jalur negosiasi, pemerintah melakukan operasi intelijen. "Pihak perusahaan juga berusaha bernegosiasi mengenai jumlah uang tebusan," ujarnya.

Terakhir, menurut Krishna, para penyandera meminta uang tebusan sebesar 150 juta peso. Khusus pemerintah, tutur dia, telah bersikap tegas tidak akan membayar uang tebusan.

Manager Operasional PT Rusianto Bersaudara Marjoko menolak menanggapi ihwal pembayaran uang tebusan. "Kami hanya minta pemerintah memberi perlindungan dan pendampingan selama negosiasi berlangsung," katanya.

Adapun tante Mabrur, Nirwana, 50 tahun, menyatakan tak mampu berbuat apa-apa. Dia hanya pasrah dan menunggu hasil dari upaya pemerintah dan perusahaan. "Yang pasti kami senang mendengar kabar kondisi ponakan kami baik-baik saja," ucapnya.

ABDUL RAHMAN




Berita terkait

Top 3 Dunia: ICC akan Proses Langkah Hukum Lebanon Melawan Israel

2 hari lalu

Top 3 Dunia: ICC akan Proses Langkah Hukum Lebanon Melawan Israel

Top 3 Dunia pada 28 April 2024, ICC akan memproses langkah hukum yang disorongkan Lebanon melawan Israel atas tuduhan kejahatan perang.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Israel Gelar Unjuk Rasa Usai Hamas Rils Video Sandera

3 hari lalu

Ribuan Warga Israel Gelar Unjuk Rasa Usai Hamas Rils Video Sandera

Ribuan warga Israel menuntut dilakukannya pemilhan umum dini dan meminta agar sandera dibebaskan menyusul video yang dilansir Hamas.

Baca Selengkapnya

Hamas Kesal Diminta Bebaskan Sandera, tapi Genosida pada Warga Sipil Gaza Diabaikan

3 hari lalu

Hamas Kesal Diminta Bebaskan Sandera, tapi Genosida pada Warga Sipil Gaza Diabaikan

Hamas bingung ditekan untuk membebaskan sandera warga negara Israel, namun dunia tampak tutup mata pada genosidan di Gaza.

Baca Selengkapnya

Kepala Intelijen Mesir Pimpin Delegasi ke Israel, Khawatir Serangan Darat ke Rafah

4 hari lalu

Kepala Intelijen Mesir Pimpin Delegasi ke Israel, Khawatir Serangan Darat ke Rafah

Rencana serangan Israel ke Kota Rafah di Gaza yang berbatasan dengan Mesir dapat menimbulkan bencana bagi stabilitas regional

Baca Selengkapnya

Hamas Rilis Video Sandera Amerika Masih Hidup

6 hari lalu

Hamas Rilis Video Sandera Amerika Masih Hidup

Hamas merilis kondisi terkini sandera asal Amerika Serikat yang dalam keadaan sehat.

Baca Selengkapnya

Lebih dari Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Aparat Sebut Ada Kendala di Lapangan

9 hari lalu

Lebih dari Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Aparat Sebut Ada Kendala di Lapangan

Pemerintah masih terus mengupayakan pembebasan Pilot Susi Air, Philips Mark Mehrtens. Belum ada perkembangan signifikan.

Baca Selengkapnya

Ribuan Demonstran Menuntut Benjamin Netanyahu Bebaskan Sandera yang Ditahan Hamas

10 hari lalu

Ribuan Demonstran Menuntut Benjamin Netanyahu Bebaskan Sandera yang Ditahan Hamas

Demonstran menuntut ada lebih banyak langkah nyata dari Tel Aviv dalam membebaskan sandera yang sekarang ditahan Hamas di Gaza.

Baca Selengkapnya

Sembunyi di Bunker Milik Miliuner AS, Netanyahu Didemo Warga Israel

16 hari lalu

Sembunyi di Bunker Milik Miliuner AS, Netanyahu Didemo Warga Israel

Netanyahu dan istrinya dilaporkan berlindung di dalam bunker di kediaman tersebut pada akhir pekan lalu untuk menghindari serangan rudal Iran.

Baca Selengkapnya

PKB Usulkan Azhar Arsyad Maju di Pilkada Makassar, Sebut Dia sebagai Simbol Partai di Sulsel

22 hari lalu

PKB Usulkan Azhar Arsyad Maju di Pilkada Makassar, Sebut Dia sebagai Simbol Partai di Sulsel

PKB Kota Makassar meraih lima kursi di DPRD kota itu pada pemilu legislatif atau Pileg 2024.

Baca Selengkapnya

Satu Jasad Sandera Warga Israel yang Ditahan Hamas Ditemukan

24 hari lalu

Satu Jasad Sandera Warga Israel yang Ditahan Hamas Ditemukan

Israel mengkonfirmasi telah menemukan jenazah seorang sandera Hamas yang tewas di Gaza.

Baca Selengkapnya