Duterte Janji Bisa 10 Kali Lebih Brutal dari ISIS  

Reporter

Editor

Grace gandhi

Selasa, 16 Agustus 2016 21:50 WIB

Presiden terpilih Filipina, Rodrigo Duterte menjawab pertanyaan saat konferensi pers di Davao City, Filipina, 31 Mei 2016. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Filipina Rodrigo Duterte menegaskan dia bisa sepuluh kali lebih brutal dari kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Hal tersebut disampaikannya saat mengecam praktek barbar kelompok yang telah masuk ke negara itu.

Duterte menyampaikan pidato di Istana Malacanang di Manila pada Senin, 15 Agustus 2016, beberapa hari setelah ia mengklaim pengikut ISIS yang menyamar sebagai misionaris sudah mulai meradikalisasi wilayah Mindanao, pulau di selatan Filipina.

Pemimpin Filipina yang kontroversial, yang tindakan kerasnya terhadap narkoba dengan membunuh ratusan tersangka pengedar, mengatakan tiga sampai tujuh tahun mendatang negaranya akan terganggu dengan ISIS.

"Mereka tidak bersenjata, tapi mereka berada di sini untuk indoktrinasi. Itulah yang aku takutkan," kata Duterte, seperti dilansir Washington Post, Selasa, 16 Agustus 2016.

Duterte mengatakan kelompok teroris ISIS tidak memiliki ideologi politik dan tidak memiliki konsep yang benar tentang Tuhan.

Duterte juga memperingatkan bahwa dia tidak akan pernah membiarkan negaranya dihancurkan oleh terorisme meskipun harus mempertaruhkan jabatannya.

"Jika mereka (teroris) berani melakukannya, saya bisa melakukannya sepuluh kali lebih brutal darinya. Meski itu mempertaruhkan kehormatan, hidup, dan jabatan saya."

Pernyataan itu dibuat setelah pada pekan lalu sebuah video berdurasi 20 menit menunjukkan militan Asia Tenggara yang mengaku sebagai pejuang ISIS mendesak umat Islam untuk bersatu di bawah Abu Abdullah, pemimpin kelompok militan Filipina, Abu Sayyaf.

"Jika Anda tidak bisa pergi ke (Suriah), bergabunglah dan pergi ke Filipina," kata seorang pria yang diidentifikasi sebagai Mohd. Rafi Udin, seorang militan Malaysia, yang berbicara dalam bahasa Melayu.

Duterte, mantan jaksa yang dijuluki The Punisher, tersebut dikenal dengan beberapa pernyataan kerasnya terhadap orang-orang yang dianggap melanggar hukum. Sejak masa kampanye Duterte telah berjanji untuk membunuh semua orang yang terlibat dengan kejahatan meskipun tanpa melalui proses hukum terlebih dahulu.

Setidaknya hal tersebut terlihat selama beberapa bulan berkuasa, Duterte telah membantai ratusan pengedar narkoba. Perang terhadap narkoba sejauh ini telah menewaskan lebih dari 700 orang dan jumlah penangkapan mencapai lebih dari 7.600 per Juli.

REUTERS | WASHINGTON POST | YON DEMA

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

8 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

28 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

28 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

37 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

38 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

39 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

39 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

40 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

40 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

40 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya