Daniel Fitzpatrick, yang gantung diri setelah menjadi korban bully. time.com
TEMPO.CO, New York - Sungguh tragis pilihan Daniel Fitzpatrick, pelajar di Sekolah Katolik Holy Angels, Amerika Serikat, menghadapi perilaku teman sekolahnya yang merundung (bully) dirinya dan guru-gurunya mendiamkan peristiwa tersebut.
"Saya menyerah. Guru-guru tidak melakukan apa-apa," kata Daniel, warga Staten Island, New York, melalui tulisan tangannya di secarik kertas sebelum memutuskan gantung diri untuk mengakhiri hidupnya.
Orang tua Daniel terkejut atas kematian anaknya dan penyebab kematiannya. Maureen Fitzpatrick mengenang ucapan anaknya yang menginginkan perundung dirinya mengetahui apa yang mereka lakukan terhadap dirinya dan bagaimana perasaan Daniel atas perbuatan mereka. Di kertas itu, Daniel menulis nama-nama yang kerap merundungnya.
Daniel, ujar Maureen, kerap dilempar bola saat mata pelajaran olahraga dan ia diejek. "Danny—panggilan untuk Daniel—selalu keluar. Dia dulu datang kepada saya dan meminta saya mengajak anak-anak untuk bermain dengannya. Anak-anak lain mengatakan mereka mengira dia aneh," kata Maureen seperti dikutip dari Time, 13 Agustus 20116.
Daniel merasa sekolah mengetahui apa yang sedang terjadi dan tertawa di belakangnya. "Mereka mempermalukannya," kata Maureen.
Maureen dan suaminya menuding sekolah tidak berusaha mencegah aksi perundungan itu, bahkan tidak berniat membantu mengatasi situasi tersebut.
Kepala sekolah, guru-guru, dan staf Sekolah Katolik Akademi Holy Angels berduka atas kepergian Daniel. Pihak sekolah berjanji akan memperhatikan dengan sangat serius kasus-kasus bullying.
Daniel dimakamkan pada Minggu, 14 Agustus 2016, pukul 02.00 sore, di Harmon Funeral Home di Staten Island. Saudaranya mengumpulkan dana untuk pemakaman yang layak bagi Daniel lewat situs GoFundMe. TIME | MARIA RITA