Dikecam, Trump Dorong Pro-Senjata AS Bunuh Hillary Clinton

Reporter

Rabu, 10 Agustus 2016 22:48 WIB

Kandidat presiden dari Republikan, Donald Trump, melakukan gerakan ala petinju, saat menyapa peserta kampanye di New Orleans, 4 Maret 2016. AP/Gerald Herbert

TEMPO.CO, JWilmington - Kandidat presiden Amerika Serikat dari Partai Republik Donald Trump membuat pernyataan bernada ancaman kekerasan terhadap pesaing utamanya, Hillary Clinton. Trump mengatakan tentang kemungkinan para pendukung hak-hak kepemilikan senjata bagi warga AS akan membunuh Clinton jika terpilih jadi presiden.

Trump mengeluarkan pernyataan bernada ancaman kekerasan kepada Clinton saat berkampanye di Wilmington, Selasa, 9 Agustus 2016. Trump menentang gagasan Clinton yang akan menghapus hak warga AS untuk memiliki senjata.

Trump kemudian mengaitkan pernyataan Clinton sebagai pelanggaran terhadap Amandemen Kedua yang memberi hak bagi warga AS untuk memiliki senjata guna melindungi diri.

"Jika dia memilih hakim-hakimnya, tidak ada yang kamu bisa lakukan, teman. Meskipun ada Amandemen Kedua, mungkin ada, tapi saya tidak tahu," kata Trump.

Pernyataan Trump menuai gelombang kecaman dari partai Demokrat, partai pendukung Clinton dalam pertarungan menjadi presiden AS tanggal 8 November 2016.

Sampai-sampai kandidat wakil presiden pilihan Clinton, Tim Kaine,menyatakan ketidakpercayaannya dengan pernyataan Trump. "Tak seorangpun yang sedang mengincar posisi pemimpin, khususnya presiden, pemimpin negara ini, melakukan sesuatu yang berwajahkan kekerasan, dan itu yang tadi dia katakan," kata Kaine di Austin, Texas seperti dikutip dari New York Times.

Juru bicara partai Republik, Paul D. Ryan yang bersitegang dengan Trump mengatakan pernyataan rekannya itu terdengar canda yang berakhir buruk. "Anda seharusnya tidak pernah bercanda tentang hal itu. Saya harapkan dia secepatnya menjernihkannya," ujar Ryan.

Sepertinya Trump tidak bercanda dalam kampanyenya mendorong para pendukung hak warga AS tetap memiliki senjata untuk menolak Clinton. Bahkan dalam wawancara dengan CBS di North Caroline, Selasa, 9 Agustus 2016 tengah malam, ia menegaskan bahwa pendukung Amandemen Kedua memiliki kekuasaan yang sangat luar biasa, oleh karenanya mereka bersatu.

Gara-gara pernyataan Trump bernada ancaman kekerasan terhadap Clinton, juru bicara pasukan khusus AS (Secret Service) mengatakan, mereka jadi waspada terhadap pernyataan Trump.

Sosial media seperti Twitter dipenuhi komentar bernada marah dan kritik pedas kepada Trump.
NEW YORK POST | HUNFFINGTON POST | MARIA RITA

Berita terkait

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

16 jam lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

1 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

10 hari lalu

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

Aktivis lingkungan Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain Riverin minta PM Kanada Justin Trudeau hentikan impor sampah plastik ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

17 hari lalu

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

Donald Trump menilai saat ini adanya kurangnya kepemimpinan Joe Biden hingga membuat Tehran semakin berani

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

21 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

28 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya

Joe Biden Vs Donald Trump, Dua Lelaki Gaek Berebut Kursi Presiden AS

30 hari lalu

Joe Biden Vs Donald Trump, Dua Lelaki Gaek Berebut Kursi Presiden AS

Joe Biden 81 tahun dan Donald Trump 78 tahun akan bertarung di kontestasi pemilihan Presiden AS di usia yang tak lagi muda.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Tanding Ulang Joe Biden vs Donald Trump, Kekecewaan Keturunan Arab di AS

33 hari lalu

Top 3 Dunia: Tanding Ulang Joe Biden vs Donald Trump, Kekecewaan Keturunan Arab di AS

Top 3 dunia adalah Joe Biden akan bertanding ulang melawan Donald Trump di Pilpres AS hingga masyarakat Arab di Amerika Serikat kecewa.

Baca Selengkapnya

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

33 hari lalu

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.

Baca Selengkapnya

Tanding Ulang Joe Biden Vs Donald Trump, Begini Sistem Pemilu Presiden di Amerika Serikat

33 hari lalu

Tanding Ulang Joe Biden Vs Donald Trump, Begini Sistem Pemilu Presiden di Amerika Serikat

Pada pemilihan Presiden AS, Joe Biden akan tanding ulang dengan Donald Trump. Bagaimana sistem pemilu di Amerika Serikat?

Baca Selengkapnya