Bom Bunuh Diri ISIS Hantam Warga Hazara di Kabul, 61 Tewas  

Reporter

Sabtu, 23 Juli 2016 22:38 WIB

Sejumlah anggota Tentara menyisir lokasi ledakan bom yang terjadi di tengah aksi demonstrasi di Kabul, Afganistan, 23 Juli 2016. REUTERS

TEMPO.CO, Kabul - Dua ledakan yang menyasar rombongan besar pengunjuk rasa komunitas minoritas syiah Afganistan, Hazara, telah menewaskan sedikitnya 61 orang dan melukai 207 orang luka-luka.

Dikutip dari Al Jazeera, Sabtu, 23 Juli 2016, serangan yang terjadi di keramaian ibu kota Afganishtan, Kabul tersebut langsung diklaim oleh organisasi radikal ISIS lewat situs beritanya, Amaq News.

“Dua ‘pejuang’ negara Islam meledakkan diri di sebuah pertemuan syiah yang berlangsung di kota Kabul,” tulis Amaq News.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Afganishtan Mohammad Ismail Kawoosi mengatakan bawa jumlah korban masih mungkin bertambah.

Rekaman video dari sejumlah titik di sekitar lokasi ledakan sempat tersebar di dunia maya. Video yang disiarkan sejumlah stasiun televisi lokal itu menunjukkan banyaknya mayat berlumuran darah, yang bergelimpangan di Deh Mazang, lokasi unjuk rasa kelompok Hazara tersebut.

Salah satu koordinator pergerakan demonstran, Jawad Naji, mengaku berada di dalam kerumunan saat ledakan besar tersebut. “Banyak orang tewas dan terluka, saya shock berat,” ujarnya.

Insiden itu dilaporkan sebagai salah satu insiden bom bunuh diri paling mematikan di Kabul selama beberapa tahun terakhir.

Setelah bom bunuh diri kembar yang menyasar komunitas Hazara, keamanan pusat kota diperketat. Al Jazeera melaporkan bahwa sejumlah helikopter militer sempat berpatroli di langit Kabul.

Presiden Afgnishtan Ashraf Ghani, dalam sebuah pernyataan mengatakan dirinya menyesalkan insiden tersebut, terlebih karena korban yang tewas pun meliputi petugas keamanan.

Para demonstran Hazara berkumpul menuntut pemerintah mengalihkan proyek kabel listrik berharga puluhan juta dolar yang melintasi provinsi Bamiyan, salah satu daerah miskin yang ditinggali populasi Hazara. Namun pemerintah menolak dengan alasan butuh biaya besar untuk mengalihkannya.

YOHANES PASKALIS

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

8 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

27 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

28 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

37 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

38 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

39 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

39 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

40 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

40 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

40 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya