Ekspresi kandidat presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump saat istrinya, Melania Trump mencium pipinya saat menghadiri Konvensi Nasional Partai Republik di Quicken Loans Arena, Cleveland, Ohio, 18 Juli 2016. Keduanya saling memamerkan kemesraan di depan 50.000 orang yang hadir di konvensi ini. Alex Wong/Getty Images
TEMPO.CO, Cleveland - Pihak Kepolisian Cleveland, Amerika Serikat (AS) menahan sekitar 17 orang di luar gedung yang menyelenggarakan Konvensi Nasional Partai Republik (RNC) pada Rabu (20 Juli 2016). Agenda utama acara itu adalah pengukuhan Donald Trump sebagai calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik.
Penangkapan belasan anggota Partai Komunis Amerika ini dilakukan polisi setelah mendapati mereka mencoba membakar bendera AS di depan gerbang masuk gedung konvensi.
Kepala Polisi Cleveland Calvin Williams mengatakan bahwa dua petugas sempat diserang demonstran dan mengalami memar kecil dan luka ringan. Saat ini, ke-17 pengunjukrasa ditahan dengan tuduhan melakukan tindakan kriminal dan perbuatan yang kurang baik.
"Satu-satunya alasan mereka berada di sini adalah untuk melakukan gangguan, kekacauan dan kekacauan," kata William, seperti yang dilansir Star Tribune pada 20 Juli 2016.
Saat membakar bendera tersebut, para demonstran anti-Trump itu berteriak, "Bakar bendera sampah itu!" Ketika polisi hendak memadamkan api, mereka langsung menyerang polisi.
Ketegangan ini terjadi di jalan yang tepat berhadapan area pintu masuk ke Arena Quicken Loans, dimana ribuan orang menyaksikan prosesi resmi Partai Republik yang memilih Donald Trump sebagai calon presiden partai itu dalam pemilu November 2016 depan.
Kelompok yang menyebut diri mereka Partai Komunis Revolusioner ini, sebelumnya sudah mengeluarkan pernyataan pers yang cukup provokatif. Rilis itu sudah mengumumkan rencana Joey Johnson, seorang pembakar bendera terkenal dan anggota komunis revolusioner, untuk melakukan kekacauan di Cleveland.
Sejauh ini polisi menolak mengkonfirmasi identitas tersangka yang ditangkap karena belum didaftarkan dan didakwa secara resmi.
Demonstrasi hari itu dimulai ketika puluhan orang memegang spanduk bermotif desain bata merah berbentuk tembok untuk mengejek rencana Donald Trump menutup perbatasan antara Amerika dan Meksiko.
Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir
37 hari lalu
Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.