Ekspresi kandidat presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump saat istrinya, Melania Trump mencium pipinya saat menghadiri Konvensi Nasional Partai Republik di Quicken Loans Arena, Cleveland, Ohio, 18 Juli 2016. Keduanya saling memamerkan kemesraan di depan 50.000 orang yang hadir di konvensi ini. Alex Wong/Getty Images
TEMPO.CO, Cleveland- Konvensi Partai Republik resmi memilih pengusaha tajir Donald Trump untuk bertarung dalam pemilihan Presiden Amerika Serikat pada November mendatang. Trump, yang dijadwalkan akan menyampaikan pidato seusai konvensi, beberapa menit kemudian memberikan respons melalui akun Twitter-nya.
"Ini penghormatan besar bagi saya menjadi kandidat Republik untuk Presiden Amerika Serikat. Saya akan bekerja keras dan tidak akan pernah mengecewakan Anda! AMERICA FIRST!" cuit Trump pada Rabu, 20 Juli 2016.
Seperti dikutip dari USA Today, suara yang diberikan delegasi Kota New York membawa Trump memenangi ambang batas perolehan suara untuk maju sebagai kandidat. Trump meraih dukungan dari 1.237 delegasi Kota New York.
Anak-anak Trump, yakni Donald Trump Jr, Ivanka, Eric, dan Tiffany, berjuang mendapatkan suara dari delegasi New York. "Kami mencintaimu, Ayah," ujar Donald Trump Jr setelah Republik mengumumkan Trump sebagai satu-satunya kandidat.
Nama Trump masuk nominasi atas dukungan anggota Republik, yakni senator Alabama Jeff Sessions, anggota Republik dari New York, dan Henry McMaster dari South Carolina.
"Pemilih warga Amerika mendengar pesannya dan mereka menghargai keberanian dan kepemimpinannya dengan kemenangan besar yang menjadi keutamaan kita," kata Sessions saat memberikan sambutan kepada para pendukung Trump dalam konvensi di Cleveland, seperti dikutip dari CNN. "Donald Trump adalah pemimpin satu-satunya yang mampu membawa kembali negara ini ke jalurnya. Dia memiliki kekuatan, keberanian untuk menuntaskannya."
Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir
33 hari lalu
Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.