Inilah Fethullah Gulen, Ulama yang Dituduh Otak Pelaku Kudeta
Editor
Maria Rita Hasugian
Sabtu, 16 Juli 2016 21:12 WIB
TEMPO.CO, Ankara - Sejarah Turki terus diwarnai pertarungan militer yang mengklaim sebagai pendukung utama sekularisme yang digagas pendiri republik modern Turki, Kemal Ataturk melawan politikus agamis yang berusaha mengubah Turki jadi negara Islam.
Situasi inilah yang memicu upaya kudeta di Turki terjadi empat kali dalam kurun waktu 56 tahun.
Untuk kudeta kemarin malam, telunjuk Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengarah kepada Fethullah Gulen—ulama Islam yang memilih meninggalkan negaranya untuk hidup di Pennsylvania, Amerika Serikat pada tahun 1999—sebagai otak pelaku kudeta.
Siapakah Fethullah Gulen yang kini berusia 75 tahun? Gulen merupakan politikus, ulama Islam, dan pebisnis sukses. Gulen mendirikan sekolah-sekolah yang tersebar di Turki dan sekitar 100 negara, pemilik imperium media, seperti surat kabar, televisi, dan radio yang tersebar di Turki hingga sejumlah negara.
Ia juga pendiri gerakan yang dinamai Hizmet (jamaah). Para pendukungnya yang berjumlah ribuan orang terinspirasi dengan pemikiran Gulen mengenai Islam yang modern.
Baca: Erdogan Tuding Otak Kudeta Musuh Politiknya Tinggal di AS
Para pengikut Gulen di Turki tersebar di sejumlah jabatan strategis, mulai polisi, agen khusus, penegak hukum, partai berkuasa AK, hingga militer. Menurut The Guardian, sekitar 10 persen dari populasi Turki diperkirakan pendukung setia Gulen.
Kemarin malam, pendukung Gulen dituding sebagai pelaku kudeta yang menyebabkan sedikitnya 181 orang tewas dan lebih dari 2.800 orang ditangkap. Pemimpin kudeta Kolonel Muammer Kose tewas dikeroyok pendukung Erdogan. Pada Maret lalu, ia dipecat dari jabatannya di Departemen Penasihat Hukum Militer setelah ketahuan sebagai pendukung Gulen.
Sikap Gulen yang dinilai sebagai ulama muslim yang modern tak sepenuhnya dipercaya militer Turki dan Erdogan, yang sudah tiga periode berkuasa.
Padahal Gulen sempat bersekutu dengan Erdogan hingga kemudian Gulen mengkritik pemerintahan Erdogan yang korup dan melibatkan anak-anak dalam praktek kotor itu pada 2013. Sejak itu hubungan keduanya memburuk. Sekolah-sekolah milik Gulen ditutup di Turki.
Kenapa militer dan Erdogan sulit menerima Gulen? Mungkin ini jawabannya. Sebuah rekaman video mengenai pernyataan Gulen ditayangkan pada 1999. Pernyataan Gulen dianggap akan dan telah mendorong para pengikutnya melakukan infiltrasi ke berbagai badan atau lembaga di Turki.
SIMAK: Ini Kronologi Kudeta Berdarah Militer Turki
"Kalian harus bergerak dalam arteri sistem ini tanpa seorang pun menyadari keberadaan kalian, hingga kalian meraih semua pusat kekuasaan... Kalian harus menunggu beberapa waktu hingga mendapatkan seluruh kekuasaan negara, sampai kalian mendapatkan semua kekuasaan dari lembaga konstitusi di Turki," pesan Gulen.
Sejak itu, sejumlah pendukung Gulen di pemerintahan pun dimasukkan ke dalam bui, termasuk dua jurnalis investigasi Turki.
Militer dan pemerintah sekuler Turki mencurigai motif Gulen yang terpancar dari pernyataan videonya itu.
Meski tak diterima di Turki, Gulen dari rumahnya seluas 26 hektare di Pegunungan Pocono, Pennsylvania, Amerika Serikat, senantiasa mengajak semua pendukungnya untuk menjalankan ajaran Islam yang toleran, lebih banyak mendirikan sekolah ketimbang masjid, serta mendorong interaksi dengan orang-orang yang berbeda agama dan keyakinan melalui dialog.
GUARDIAN | BBC| NEW YORK TIMES| MARIA RITA