Kudeta Militer di Turki Bukan yang Pertama  

Reporter

Editor

Indah Pratiwi

Sabtu, 16 Juli 2016 09:13 WIB

Tentara Turki memblokade Jembatan Bosphorus, Istanbul, pada saat melakukan kudeta terhadap pemerintahan yang dipimpin presiden Recep Tayyip Erdogan, 15 Juli 2016. Gokhan Tan/Getty Images

TEMPO.CO, Ankara - Militer Turki dilaporkan melakukan kudeta terhadap pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan. Juru bicara kelompok itu menyatakan, mereka telah benar-benar mengambil alih pemerintahan untuk mengembalikan tatanan konstitusional, hak asasi manusia dan kebebasan, aturan hukum, serta keamanan yang rusak selama ini.

Kepada CNN Turki, Sabtu, 16 Juli 2016, dia menambahkan, Erdogan menyatakan kudeta dilakukan oleh sekelompok kecil militer dan "Kami akan mengatasi ini."

Dalam sejarah Turki, kudeta oleh militer bukan yang pertama. Namun, jika benar merupakan kudeta, maka upaya ini adalah yang kedua sepanjang abad ini. Militer Turki telah kehilangan kekuatan yang signifikan di bawah Presiden Erdogan, yang selama ini dianggap sebagai penjaga demokrasi negara itu.

Upaya kudeta oleh militer terakhir terjadi tahun 2002. Saat itu, para pejabat militer ditangkap karena diduga menjadi bagian dari sebuah organisasi rahasia yang disebut Ergenekon yang dituding berusaha menggulingkan Erdogan ketika ia menjadi perdana menteri pada tahun 2002.

Berikut beberapa kudeta militer yang dilakukan sebelum Erdogen memasuki panggung politik Turki:

27 Mei 1960

Kudeta ini berlangsung pada saat partai yang berkuasa melepaskan diri dari aturan ketat yang diberlakukan oleh Mustafa Kemal Atatürk, pimpinan militer yang juga pendiri Republik Turki. Aturan ini memungkinkan praktik keagamaan termasuk pembukaan ratusan masjid dan doa dalam bahasa Arab.

Ketika tentara mengambil alih kekuasaan, pemimpin kudeta Cemal Gursel menyatakan bahwa tujuan kudeta adalah untuk membawa negara menuju demokrasi yang adil, bersih, dan solid dan tentara akan menyerahkan kekuasaan kepada pemerintahan yang dipilih secara demokratis. Gursel akhirnya memegang kekuasaan sebagai perdana menteri dan presiden hingga 1966.

12 Maret 1971

Ketegangan dalam sisi spektrum politik yang berbeda dan stagnasi ekonomi menyebabkan jenderal militer Memduh Tamaç memulai apa yang dikenal sebagai "kudeta oleh memorandum." Ia memberi ultimatum pada perdana menteri Suleyman Demirel yang menuntut formasi dalam konteks prinsip-prinsip demokrasi serta pemerintahan yang kuat dan kredibel. Memorandum itu menyebabkan pengunduran diri Demirel. Militer tidak langsung merebut kekuasaan tapi mengawasi pemerintah transisi yang berlangsung sampai tahun 1973.

12 September 1980

Situasi sosial dan politik di Turkyang belum sepenuhnya stabil sejak 1973 membuat militer sekali lagi campur tangan. Menjelang akhir tahun 1979, beberapa perwira Turki berpangkat tinggi memutuskan untuk memulai kudeta, yang semula dijadwalkan pada bulan Maret tahun berikutnya, tetapi baru dilakukan beberapa bulan kemudian. Pada tanggal 12 September, sebuah kudeta dinyatakan di televisi nasional, bersama-sama dengan pengumuman bahwa darurat militer diberlakukan. Saat itu, konstitusi dicabut dan diganti dengan yang baru yang dimasukkan dalam referendum pada tahun 1982 dan disetujui oleh 92 persen dari pemilih. Kenan Evren, salah satu jenderal yang memimpin kudeta, berkuasa sebagai presiden selama tujuh tahun berikutnya.

27 Februari 1997

Militer mengambil alih negara lagi dengan apa yang terkenal sebagai "kudeta postmodern," selama pemerintahan presiden Suleyman Demirel yang sebelumnya telah digulingkan sebagai perdana menteri oleh kudeta pada 1971. Prihatin pada pemerintahannya yang condong pada Islam membuat sekelompok jenderal yang dipimpin oleh smail Hakki Karadayi menyodorkan rekomendasi pada pemerintah yang dipimpin oleh Perdana Menteri Necmettin Erbakan, termasuk menutup banyak sekolah agama dan melarang pemakaian jilbab di universitas-universitas. Para jenderal kemudian memaksa perdana menteri mengundurkan diri. Sebuah pemerintahan sementara dibentuk dan militer akhirnya memaksa Partai Kesejahteraan keluar dari kekuasaan pada tahun 1998.

Pada tahun yang sama, Erdogan, yang saat itu menjabat sebagai walikota Istanbul, dijatuhi hukuman penjara dan dilarang berpolitik selama lima tahun. Pemilu baru diadakan pada tahun 1999. Erdogan terpilih sebagai presiden pada tahun 2014.

INDAH P | QUARTZ

Berita terkait

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

14 jam lalu

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 3 Mei 2024 diawali oleh Turki menghentikan semua ekspor impor dari dan ke Israel.

Baca Selengkapnya

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

1 hari lalu

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Palestina.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

1 hari lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Situasi Kemanusiaan Palestina Memburuk, Turki Hentikan Perdagangan dengan Israel

2 hari lalu

Situasi Kemanusiaan Palestina Memburuk, Turki Hentikan Perdagangan dengan Israel

Imbas situasi kemanusiaan di Palestina yang memburuk, Turki menghentikan perdagangan dengan Israel.

Baca Selengkapnya

Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

10 hari lalu

Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

Turki mengatakan bahwa laporan HAM tahunan Washington gagal mencerminkan serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

17 hari lalu

Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

Recep Tayyip Erdogan kembali menyamakan Israel dengan pemimpin Nazi Adolf Hitler.

Baca Selengkapnya

Italia dan Turki Mulai Menerapkan Visa Digital Nomad Bulan Ini

18 hari lalu

Italia dan Turki Mulai Menerapkan Visa Digital Nomad Bulan Ini

Apa saja persyaratan untuk mendapatkan visa digital nomad di Italia atau Turki?

Baca Selengkapnya

15 Fakta Unik Turki, Negara yang Terletak di Benua Asia dan Eropa

18 hari lalu

15 Fakta Unik Turki, Negara yang Terletak di Benua Asia dan Eropa

Berikut ini daftar fakta unik Turki, mulai dari kebiasaan minum teh, asal-muasal Sinterklas, hingga bunga tulip yang jadi bunga nasional.

Baca Selengkapnya

Jelajahi Situs Bersejarah di Turki dengan Kereta Wisata Baru

20 hari lalu

Jelajahi Situs Bersejarah di Turki dengan Kereta Wisata Baru

Turki memiliki kereta wisata baru yang akan membawa wisatawan menjelajahi situs bersejarah di negara tersebut

Baca Selengkapnya