Buntut Putusan Tribunal, Warga Cina Serukan Boikot iPhone  

Reporter

Editor

Natalia Santi

Jumat, 15 Juli 2016 11:41 WIB

Penjual (kiri dan tengah) membeli iPhone 6 dan iPhone 6 Plus dari orang-orang yang telah mengantre di Apple store, di distrik perbelanjaan Mongkok Hong Kong, Cina, 19 September 2014. REUTERS/Tyrone Siu

TEMPO.CO, Beijing - Keputusan Pengadilan Arbitrase Internasional (Permanent Court of Arbitration) di Den Haag, Belanda, yang menolak klaim batas laut Cina Selatan, membangkitkan nasionalisme warga Cina. Tak lama setelah keputusan dibacakan pada Selasa, 12 Juli 2016, sekitar pukul 17.00 waktu Beijing, ratusan ribu komentar membanjir di Weibo, media sosial semacam Twitter, tapi di Cina.

Para netizen dilaporkan mengunggah foto-foto iPhone yang mereka hancurkan dan menyerukan boikot produk Amerika karena kedekatan hubungan antara Amerika Serikat dan Filipina. Filipina merupakan negara penggugat Cina dalam tribunal sengketa batas wilayah laut itu.

Seperti yang dilansir Asia Corespondent pada 13 Juli 2016, produser BBC Cina yang berbasis di Hong Kong, Grace Tsoi, memperlihatkan sebuah artikel yang diunggah di situs Cina on.cc berisi foto-foto iPhone yang sengaja dibengkokkan atau layarnya dihancurkan.

Dia mengatakan unggahan tersebut merupakan bentuk protes masyarakat Cina terhadap putusan tribunal yang menyatakan negaranya tak berhak atas kawasan Laut Cina Selatan yang telah ditandai oleh negaranya.

Sebelumnya, netizen Cina juga ramai mengkampanyekan seruan agar menghentikan makan buah mangga yang diimpor dari Filipina. Slogan-slogan seperti "Jika Anda ingin makan mangga, belilah yang berasal dari Thailand" dan "Filipina mati kelaparan" telah banyak beredar di situs microblogging milik Cina, Weibo.

Keputusan pengadilan tribunal PCA antara lain menyebutkan klaim wilayah Cina yang membuat sembilan garis putus (nine dash line) berdasarkan sejarah tidak berdasar dan tidak sesuai dengan Konvensi Hukum Laut Internasional (UNCLOS). Tribunal melarang reklamasi di fitur-fitur maritim, seperti karang dan bebatuan, yang dilakukan Cina selama ini. Kementerian Luar Negeri Cina menolak keputusan PCA.

ASIA CORESPONDENT | YON DEMA

Berita terkait

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

7 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

16 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

20 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

20 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

21 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

1 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

2 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

4 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya