Tribunal Nyatakan Cina Tak Punya Hak di Laut Cina Selatan

Reporter

Selasa, 12 Juli 2016 19:06 WIB

Pulau Mischief Reef, Kepulauan Spratly, Laut Cina Selatan, dilihat dari udara, 8 Januari 2016. Foto satelit ini memperlihatkan pembangunan tanggul di sisi utara dan dermaga yang telah selesai dibangun. REUTERS/CSIS Asia Maritime Transparency Initiative/Digital Globe

TEMPO.CO, Den Haag - Pengadilan tetap arbitrase internasional (PCA-Tribunal) di Den Haag, Belanda, menyatakan Cina tidak punya hak di kawasan Laut Cina Selatan. Sidang arbitrase yang diklaim Filipina ini dapat meningkatkan tekanan diplomatik global Beijing untuk perluasan militer di kawasan sensitif itu.

Pengadilan menemukan serangkaian klaim dan kritik atas aksi yang dilakukan Cina. Meski navigator dan nelayan Cina pernah memanfaatkan pulau-pulau di Laut Cina Selatan, Negeri Tirai Bambu ini tidak memiliki bukti yang menyatakan mereka memberikan pengawasan eksklusif di perairan Laut Cina Selatan.

“Pengadilan menyimpulkan, tidak ada dasar hukum bagi Cina untuk mengklaim hak bersejarah atas sumber daya di wilayah laut yang termasuk dalam nine-dash-line (sembilan garis putus) itu,” begitulah bunyi putusan pengadilan Den Haag, seperti dilansir Theguardian.com, Selasa, 12 Juli 2016.

Tidak hanya itu, Cina telah melanggar kedaulatan Filipina, di antaranya mengganggu Filipina ihwal penagkapan ikan dan eksplorasi minyak bumi, membangun pulau buatan, dan gagal mencegah nelayan Cina yang menangkap ikan di Zona Ekonomi Eksklusif Filipina. Selain itu, pembatasan akses terhadap nelayan Filipina dilakukan Cina. Padahal Filipina memiliki hak nelayan tradisional di Scarborough Shoal.

Pengadilan juga membahas proyek reklamasi Cina di Kepulauan Spratly. Proyek tersebut dapat merusak terumbu karang dan melanggar kewajiban negara melestarikan serta melindungi ekosistem.

“Reklamasi lahan Cina tidak sesuai dengan kewajiban negara selama proses penyelesaian sengketa. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan terhadap lingkungan laut yang tidak dapat diperbaiki, membangun pulau buatan yang besar di Zona Ekonomi Eksklusif Filipina, dan menghancurkan kondisi alam di Laut Cina Selatan. Ini merupakan salah satu hal yang dapat memicu terjadinya perselisihan,” tutur pengadilan Hague.

Menanggapi putusan pengadilan arbitrase di Den Haag, Kementerian Pertahanan Cina mengatakan pasukannya akan tetap menjaga kedaulatan negara, keamanan, dan hak maritim. Mengutip pemberitaan di Channelnewsasia.com, respons lain datang dari Filipina sebagai pihak yang memenangkan sidang tersebut.

“Ahli kami sedang mempelajari penghargaan ini dengan berhati-hati dan teliti guna memastikan hasil arbitrase ini benar-benar layak. Kami menyerukan kepada semua orang untuk menahan diri dan tetap tenang. Filipina sangat menegaskan penghormatannya terhadap keputusan yang bersejarah ini,” kata Sekretaris Kementerian Luar Negeri Filipina Perfecto Yasay.

THE GUARDIAN | CHANNEL NEWS ASIA | LANI DIANA | MR

Berita terkait

Cegah Overtourism, Amsterdam Kurangi Jumlah Kapal Pesiar

4 hari lalu

Cegah Overtourism, Amsterdam Kurangi Jumlah Kapal Pesiar

Jumlah kapal pesiar sungai di Amsterdam meningkat hampir dua kali lipat sejak tahun 2011.

Baca Selengkapnya

Amsterdam Larang Hotel Baru untuk Mengatasi Overtourism

7 hari lalu

Amsterdam Larang Hotel Baru untuk Mengatasi Overtourism

Tahun ini Amsterdam juga menaikkan pajak turis menjadi 12,5 persen untuk wisatawan yang menginap dan penumpang kapal pesiar.

Baca Selengkapnya

Genosida Gaza, PNS Jerman Menuntut Penghentian Pasokan Senjata ke Israel

20 hari lalu

Genosida Gaza, PNS Jerman Menuntut Penghentian Pasokan Senjata ke Israel

Para pegawai pemerintah menyerukan Jerman dan Belanda untuk menghentikan pengiriman senjata karena masalah hak asasi manusia di Gaza

Baca Selengkapnya

Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

20 hari lalu

Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

Aktivis Greta Thunberg ditangkap lagi setelah dibebaskan dalam unjuk rasa menentang subsidi bahan bakar minyak.

Baca Selengkapnya

Lelah dengan Kesehatan Mentalnya, Wanita Muda di Belanda akan Jalani Eutanasia

21 hari lalu

Lelah dengan Kesehatan Mentalnya, Wanita Muda di Belanda akan Jalani Eutanasia

Frustasi dengan masalah kesehatan mentalnya yang tak ada perbaikan, wanita muda di Belanda ini akan mengakhiri hidupnya lewat eutanasia.

Baca Selengkapnya

4 Peristiwa Proses Perjuangan Kemerdekaan Indonesia yang Terjadi saat Ramadan

27 hari lalu

4 Peristiwa Proses Perjuangan Kemerdekaan Indonesia yang Terjadi saat Ramadan

serangkaian proses perjuangan kemerdekaan Indonesia terjadi di bulan Ramadan

Baca Selengkapnya

Universitas Erasmus, Inilah Universitas Riset Terkemuka di Rotterdam Belanda

36 hari lalu

Universitas Erasmus, Inilah Universitas Riset Terkemuka di Rotterdam Belanda

Universitas Erasmus Rotterdam, atau biasa dikenal sebagai Erasmus University Rotterdam (EUR), adalah universitas riset yang terletak di Rotterdam, Belanda.

Baca Selengkapnya

Profil Universitas Delft, Tertua dan Terbesar di Belanda

36 hari lalu

Profil Universitas Delft, Tertua dan Terbesar di Belanda

Universitas Teknologi Delft (TU Delft) adalah universitas teknik terkemuka yang terletak di Delft, Belanda.

Baca Selengkapnya

Profil Universitas Leiden, Salah Satu yang Terkemuka di Belanda

36 hari lalu

Profil Universitas Leiden, Salah Satu yang Terkemuka di Belanda

Universitas Leiden adalah salah satu universitas internasional tertua di Belanda.

Baca Selengkapnya

Gedung Kedutaan Besar Israel di Den Haag Dilempar Benda Terbakar

37 hari lalu

Gedung Kedutaan Besar Israel di Den Haag Dilempar Benda Terbakar

Polisi Belanda telah meringkus seorang tersangka yang melemparkan benda terbakar ke gedung Kedutaan Besar Israel di Den Haag.

Baca Selengkapnya