Serangan Teror Saat Salat Ied di Bangladesh, Empat Tewas

Reporter

Editor

Natalia Santi

Jumat, 8 Juli 2016 02:11 WIB

Aparat kepolisian Bangladesh membentangkan garis polisi usai terjadinya serangan oleh kelompok bersenjata di sebuah cafe di Dhaka, Bangladesh, 1 Juli 2016. Masih belum diketahui jelas kelompok bersenjata yang melakukan penyerangan tersebut, antara kelompok Al-Qaeda dengan ISIS. (AP Photo)

TEMPO.CO, Dhaka - Sekelompok militan bersenjata pedang dan bom tangan menyerang pos pemeriksaan polisi di saat banyak warga menunaikan ibadah Salat Ied di Kishoreganj, sekitar 140 kilometer dari ibu kota Dhaka, Bangladesh, Kamis, 7 Juli 2016.

Dua polisi dan seorang perempuan warga sipil tewas dalam serangan itu. Salah satu pelaku ditembak mati, dan empat tersangka lain ditahan setelah bom tangan dilemparkan ke pos polisi di luar lapangan tempat berlangsungnya salat.

"Dua polisi, seorang penyerang dan seorang wanita yang tertembak saat baku tembak tewas," kata juru bicara polisi AKM Shahidur Rahman. Dia menambahkan sembilan polisi luka kritis dan kini dirawat di rumah sakit militer di Dhaka.

Sejumlah senjata berhasil disita dari tempat kejadian, termasuk sebuah pistol dan pedang, dekat lapangan Sholakia Eidgah, lapangan di mana sekitar 250 ribu jemaah sedang menunaikan salat.

Sejak awal abad ke-19, ratusan ribu orang menggunakan lapangan Sholakia Eidgah untuk menjalankan ibadah salat Ied. Terbesar di Bangladesh, negeri berpenduduk 160 juta orang dengan mayoritas umat muslim.

Serangan terjadi kurang dari sepekan sejak pembantaian sandera di sebuah kafe di Dhaka. Sebanyak 20 sandera dan dua polisi tewas. Sebagian besar korban ditikam dengan pedang.

Militan negara Islam (ISIS) mengklaim sebagai pelaku dalam pembantaian itu, namun aparat Bangladesh menyebutnya sebagai teroris dari dalam negeri.

Sejak serangan itu, aparat Bangladesh menerapkan kesiagaan penuh. Dalam kotbah salat Ied, para ulama mengimbau agar kekerasan diakhiri.

Ulama yang memimpin ibadah di Kishoreganj, Maolana Farid Uddin Masuod, terkenal sangat keras mengecam serangan yang dilakukan ekstremis Islam. Dia pun mengutuk keras serangan Idul Fitri itu. "Anak-anak muda yang berpikir bahwa mereka akan masuk surga (dengan melakukan serangan) itu salah. Mereka akan langsung masuk neraka," kata Masuod seperti dilansir Channel News Asia.

Kepala daerah setempat, Mohammad Azimuddin Biswas menuturkan para pelaku terdiri atas sedikitnya lima orang. Mereka melemparkan bom-bom kecil, "Sebelum mulai menikam dengan senjata tajam," katanya dilansir dari Reuters, Kamis, 7 Juli 2016.

Belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Pejabat setempat pun masih belum tahu dari mana asal kelompok militan ini.

Dewan pemerintah setempat, Zillur Rahman mengatakan situasi saat ini terkendali. Polisi masih memeriksa militan yang tertangkap. Usai serangan, para ulama menggelar salat untuk mendoakan perdamaian dan kemakmuran Bangladesh.

REUTERS | CHANNEL NEWS ASIA | AHMAD FAIZ

Berita terkait

Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

2 hari lalu

Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

Perubahan iklim telah berkontribusi pada gelombang panas yang semakin sering, semakin buruk dan semakin panjang selama musim panas di Bangladesh.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

9 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

33 hari lalu

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

BUMN energi nuklir Rusia, Rosatom, telah sejak lama menawarkan kerja sama pengembangan PLTN ke Indonesia

Baca Selengkapnya

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

41 hari lalu

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka

Baca Selengkapnya

Cerita Umar WNA Bangladesh 24 Tahun Menunggu Dideportasi: Tak Mau Pulang, Ingin Jadi WNI

53 hari lalu

Cerita Umar WNA Bangladesh 24 Tahun Menunggu Dideportasi: Tak Mau Pulang, Ingin Jadi WNI

Umar Syarif, 56 tahun, sudah 24 tahun berada di Rumah Detensi Imigrasi Jakarta. WNA asal Bangladesh ini sudah betah dan tak ingin pulang

Baca Selengkapnya

Tujuh Kecelakaan Industri Terbesar di Bangladesh, Apa Sebabnya?

1 Maret 2024

Tujuh Kecelakaan Industri Terbesar di Bangladesh, Apa Sebabnya?

Sedikitnya 46 orang tewas dan 22 lainnya luka parah di ibu kota Bangladesh, Dhaka, setelah kebakaran besar terjadi di sebuah restoran.

Baca Selengkapnya

Kebakaran Melanda Gedung Bertingkat Enam di Bangladesh, 46 Orang Tewas

1 Maret 2024

Kebakaran Melanda Gedung Bertingkat Enam di Bangladesh, 46 Orang Tewas

Kebakaran hebat melanda sebuah restoran di gedung berlantai 6 di Bangladesh. Banyak korban tewas.

Baca Selengkapnya

Berkas Perkara 3 WNA yang Selundupkan Pengungsi Rohingya ke Aceh Sudah P21, Kejari Susun Dakwaan

17 Februari 2024

Berkas Perkara 3 WNA yang Selundupkan Pengungsi Rohingya ke Aceh Sudah P21, Kejari Susun Dakwaan

Setiap pengungsi Rohingya diharuskan membayar 100 ribu taka atau setara Rp 15,7 juta kepada 3 tersangka untuk pergi ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

14 Polisi Perbatasan Myanmar Kabur ke Bangladesh, Ada Apa?

5 Februari 2024

14 Polisi Perbatasan Myanmar Kabur ke Bangladesh, Ada Apa?

Sebanyak 14 anggota polisi penjaga perbatasan Myanmar melarikan diri ke Bangladesh akibat meningkatnya bentrokan dengan Tentara Arakan

Baca Selengkapnya

Bangladesh Deteksi Sub-Varian Baru Covid-19, Tidak Mematikan tapi Cepat Menular

19 Januari 2024

Bangladesh Deteksi Sub-Varian Baru Covid-19, Tidak Mematikan tapi Cepat Menular

Bangladesh mendeteksi sub-varian baru Covid-19, JN.1, yang disebut sebagai strain omicron "varian menarik" oleh WHO

Baca Selengkapnya