Pemasok Senjata Ilegal ke Paspampres RI Diadili di Amerika

Reporter

Editor

Natalia Santi

Kamis, 7 Juli 2016 13:56 WIB

TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Concord - Pengadilan Federal Amerika Serikat (AS) memproses persidangan penjualan senjata untuk Pasukan Pengamanan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia (Paspampres).

Audi N. Sumilat, 36 tahun, warga El Paso, Texas mengaku bersalah telah berpartisipasi dalam skema pembelian senjata dan menyelundupkannya secara ilegal untuk dijual kepada Paspamres Indonesia.

Asisten Jaksa Bill Morse mengatakan ada beberapa kasus di New Hampshire dan negara bagian lain yang melibatkan kelompok penyelundup senjata internasional ke negara-negara seperti Ghana, Kanada dan Meksiko, namun kasus kali ini unik karena melibatkan aparat negara lain. "Ini kasus pertama yang saya tahu dimana penadah adalah aparat pemerintah negara lain," kata Morse seperti dilaporkan kantor berita Associated Press.

Menurut rilis yang dikeluarkan Kantor Kejaksaan Distrik New Hampshire, Sumilat mengaku bersalah atas satu tuduhan konspirasi, yakni telah membuat pernyataan palsu soal akuisisi senjata api dalam catatan yang direkam oleh dealer senjata api pemerintah federal serta menyelundupkan senjata dari Amerika Serikat.

Menurut pernyataan yang dibuat selama sidang pembelaan, Sumilat bergabung dengan sebuah persekongkolan untuk membeli senjata di Texas dan New Hampshire bagi Paspampres Indonesia, dengan pemahaman bahwa senjata itu akan diselundupkan dari AS secara khusus.

Sumilat, yang masih aktif sebagai anggota tentara Angkatan Darat AS mengakui bahwa dia dan tiga anggota Paspampres merencanakan hal itu pada Oktober 2014 saat mereka sama-sama mengikuti pelatihan di Fort Benning, Georgia.

Sumilat kemudian mengakui pada September dan Oktober 2015, sesuai rencana, dia membeli sejumlah senjata di Texas bagi anggota Paspampres, dimana anggota keamanan tidak boleh membeli sendiri senjata di Amerika Serikat bagi dirinya sendiri.

Sumilat mengakui bahwa untuk memfasilitasi pembelian itu, dia menyatakan kepada dealer penjualan senjata bahwa dia adalah pembeli sebenarnya, meski pembelinya adalah anggota Paspampres Indonesia.

Sumilat kemudian mengirimkan senjata itu kepada pelaku lainnya bernama Feky R. Sumual, di New Hampshire yang lalu mengirimnya plus beberapa senjata lainnya ke anggota Paspampres yang sedang berada di AS dalam rangka kunjungan kenegaraan Presiden RI di Washington DC dan Sidang Majelis Umum PBB di New York.

Sumilat juga mengakui bahwa dia tahu bahwa anggota Paspampres tersebut akan menyelundupkan senjata-senjata yang dibeli secara ilegal itu ke Indonesia. Ekspor senjata secara ilegal, sebagaimana diatur dalam US Munitions List memerlukan surat izin baik dari eksportir maupun izin yang menyebutkan senjata yang dijual secara spesifik. Surat izin yang termaksud tidak ada sama sekali.

Jaksa Emily Gray Rice menyatakan konsekuensi dari penyelundupan senjata internasional sangatlah besar. Penyelundupan senjata secara ilegal ke luar negeri bisa berakhir ke tangan yang salah. Penyelundupan senjata internasional dapat dituntut semaksimal mungkin untuk melindungi orang-orang yang tidak bersalah, baik Amerika maupun warga negara asing, karena kejahatan penggunaan senjata Amerika Serikat di luar negeri.

"Fakta bahwa anggota pasukan keamanan negara lain mendapatkan keuntungan langsung dari skema tersebut akan menjadi tantangan unik bagi penyelidikan ini," Kata Rice. "Saya bersyukur dengan kerja sama dari mitra penegakan hukum untuk mendeteksi skema ini dan mengembangkan bukti untuk menyelesaikannya."

Pembacaan vonis terhadap Sumilat akan dilakukan pada 11 Oktober 2016. Dia terancam hukuman maksimal lima tahun dan denda sebesar US$ 250 ribu (Rp 3,3 miliar). Rekan Sumilat, Feky R. Sumual juga telah didakwa dan akan disidangkan pada 19 Juli 2016.

Kasus tersebut diselidiki oleh Biro Alkohol, Tembakau dan Senjata Api di Manchester, New Hampshire, dan El Paso, Texas. Juga Badan Imigrasi dan Bea Cukai, Investigasi Keamanan Dalam Negeri di Manchester, New Hampshire.

Biro Keamanan Diplomatik Kementerian Luar Negeri, serta Kepolisian Nasional Republik Indonesia turut mendukung penyelidikan. Kasus tersebut dalam penanganan Asisten Jaksa Bill Morse.

ASSOCIATED PRESS | JUSTICE.GOV | NATALIA SANTI

Berita terkait

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

6 jam lalu

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

Profil kampus UCLA tempat bentrok demo mahasiswa pendukung alias Pro-Palestina dengan pendukung Israel

Baca Selengkapnya

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

10 jam lalu

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

11 jam lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

14 jam lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

14 jam lalu

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

Hari ini, 2 Mei 2011, Osama bin Laden ditembak mati oleh pasukan Amerika. Berikut fakta-fakta Osama bin Laden.

Baca Selengkapnya

Pastor di AS Kecanduan Gim Candy Crush hingga Curi Dana Gereja Rp 650 Juta

18 jam lalu

Pastor di AS Kecanduan Gim Candy Crush hingga Curi Dana Gereja Rp 650 Juta

Seorang pastor di Amerika Serikat menghabiskan dana gereja karena kecanduan game online Candy Crush.

Baca Selengkapnya

Menlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank

19 jam lalu

Menlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank

Menlu AS Antony Blinken mengunjungi pintu masuk bantuan ke Gaza didampingi para pejabat Israel.

Baca Selengkapnya

10 Rute Road Trip Terbaik di Amerika Serikat dengan Pemandangan Alam Menakjubkan

21 jam lalu

10 Rute Road Trip Terbaik di Amerika Serikat dengan Pemandangan Alam Menakjubkan

Menikmati keindahan alam di Amerika Serikat dengan road trip merupakan pengalaman yang harus dicoba setidaknya sekali seumur hidup

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

23 jam lalu

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

Top 3 dunia, AstraZeneca, untuk pertama kalinya, mengakui dalam dokumen pengadilan bahwa vaksin Covid-19 buatannya dapat menyebabkan efek samping

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya