TEMPO.CO, Istanbul - Jumlah korban akibat bom bunuh diri dan serangan bersenjata yang terjadi di Bandar Udara Internasional Ataturk, Istanbul, Turki, meningkat menjadi 28 orang. Serangan itu mengakibatkan jumlah korban luka-luka bertambah menjadi 60 orang. Laporan ini dikutip dari siaran kantor berita resmi Turki, Anadolu.
Pihak kantor berita mengatakan enam orang terluka kini sedang dalam kondisi kritis. Sebanyak 49 ambulans telah dioperasikan untuk menangani para korban. Sebelumnya, Menteri Kehakiman Bekir Bozdag mengatakan korban tewas berjumlah sepuluh orang, sementara 20 orang lainnya terluka.
Selain itu, dua pelaku pengeboman, yang diduga berasal dari kelompok ISIS, dilaporkan tewas setelah menjalankan aksinya. "Pertama, melepaskan tembakan dengan Kalashnikov, kemudian meledakkan diri mereka sendiri di pintu masuk bandara," ujar Bekir Bozdag seperti dikutip dari BBC, Rabu, 29 Juni 2016.
Dua bom yang meledak salah satunya berasal di trotoar luar terminal, sedangkan bom lainnya meledak di gerbang keamanan pertama di pintu masuk bandara. Otoritas bandara menyatakan tidak ada bom lain yang dipasang dan meledak sendiri dalam bandara. Video yang diunggah di Twitter menunjukkan pemandangan yang diambil dari kamera terminal bandara.
Belasan orang sedang berjalan di sekitarnya saat ledakan itu terjadi. Letusan bola api ini terlihat dari bagian belakang. Padahal, menurut analis penegak hukum senior, Tom Fuentes, Bandara Ataturk terkenal sebagai bandara dengan sistem keamanan ketat di dunia. "Sangat kewalahan selama beberapa dekade dengan teroris dari PKK," tutur Tom Fuentes.
Saat ini, Kedutaan Besar Amerika Serikat di Ankara telah mengirimkan petugas konsuler di bandara untuk menghitung berapa jumlah warga Amerika Serikat yang menjadi korban. Namun, menurut pejabat senior Departemen Luar Negeri Elise Labott, hingga saat ini, belum ada indikasi korban yang berasal dari Amerika Serikat.