TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Keamanan PBB menggelar pertemuan khusus, Rabu, 22 Juni 2016, membahas peluncuran peluru kendali balistik atau misil balistik terbaru milik Korea Utara. Peluncuran misil tersebut dianggap sebagai bentuk kekejaman yang tidak bisa diterima.
“Kami ingin reaksi pasti Dewan Keamanan secepatnya terkait hal ini,” kata perwakilan Prancis, Francois Delattre, seperti dilansir The Guardian, Rabu, 22 Juni 2016.
Peluru kendali berjangkauan medium itu kabarnya mampu menjangkau wilayah basis Amerika Serikat. Korea Utara meluncurkan dua misil pada Rabu pagi dengan jarak 250 mil atau 400 kilometer. Ini merupakan jangkauan terjauh dari misil Musudan, yaitu hampir lebih dari setengah perjalanan arah barat daya menuju pesisir Jepang.
Peluncuran ini juga menimbulkan kekhawatiran dan ancaman terhadap militer Jepang. “Ancaman kepada Jepang cukup intensif,” kata Menteri Pertahanan Jepang Gen Nakatami. Peluncuran misil tersebut juga dianggap sebagai bentuk aksi pemberontakan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, yang mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang melarang pengembangan teknologi misil.
THE GUARDIAN | GHOIDA RAHMAH
Berita terkait
Komnas HAM Minta Pemerintah Segera Tindak Lanjuti Rekomendasi Komite HAM PBB
30 hari lalu
Komnas HAM apresiasi kesimpulan dan rekomendasi Komite HAM PBB. Meminta pemerintah implementasi kebijakan dan pelaksanaan di pusat serta daerah
Baca SelengkapnyaCawe-cawe Jokowi Dipertanyakan dalam Sidang PBB, TPN: Cerminan Citra Jokowi di Mata Dunia
45 hari lalu
TPN Ganjar-Mahfud menilai sosoran PBB soal cawe-cawe Jokowi, telah membuat citra bekas Wali Kota Solo itu menjadi buruk di mata dunia.
Baca SelengkapnyaLaporan PBB: Situasi Satwa Liar di Bumi Mencemaskan
13 Februari 2024
Hiu bambu dan tiga satwa liar yang hidup di Indonesia masuk dalam laporan PBB. Ribuan spesies yang bermigrasi dalam situasi mengkhawatirkan.
Baca SelengkapnyaNegara Pesisir Samudera Hindia Rawan Tsunami, Kepala BMKG: Perkuat Mitigasi dan Peringatan Dini
9 Februari 2024
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengajak negara pesisir Samudera Hindia untuk menggenjot sistem mitigasi tsunami, mencakup kesiagaan masyarakat.
Baca SelengkapnyaMengapa Jokowi Tak Pernah Hadir Langsung Di Sidang Umum PBB?
21 September 2023
Presiden Jokowi berulangkali tidak hadir secara langsung dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
Baca SelengkapnyaDi PBB, Prakerja Jadi Contoh Kolaborasi Siapkan Tenaga Kerja Tangguh
20 September 2023
Pembelajaran sepanjang hayat dan meningkatkan keterampilan menjadi kunci mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDG.
Baca SelengkapnyaDua Pelajar Putri NU Wakili Indonesia di ECOSOC Youth Forum PBB
26 April 2023
Dua kader Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) mewakili Indonesia di forum diskusi internasional ECOSOC Youth Forum PBBB
Baca SelengkapnyaTaliban Larang Staf Perempuan Bekerja di Kantor PBB
5 April 2023
Larangan Taliban mendorong PBB meminta semua staf - pria dan wanita - untuk tidak masuk kerja selama 48 jam.
Baca SelengkapnyaUGM Tembus 10 Besar Dunia Versi THE University Impact Rankings 2022
29 April 2022
Pada tahun ini Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil menembus posisi 10 besar dunia untuk SDG 1, yaitu No Poverty atau Tanpa Kemiskinan.
Baca SelengkapnyaSiswa MAN 2 Mataram Wakili Indonesia di Simulasi Sidang PBB
2 Maret 2022
Muhammad Andrianudin, siswa kelas 12 Program Keagamaan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Mataram menjadi wakil Indonesia di simulasi sidang PBB atau MUN.
Baca Selengkapnya