Daisey Ridley (kiri) dan John Boyega, dalam adegan "Star Wars: The Force Awakens," yang disutradarai J.J. Abrams. Film yang dirilis 18 Desember 2015 ini telah meraup pemasukan US $1,228,349,526 di seluruh dunia, versi The-numbers.com. Film Frame/Disney/Lucasfilm/AP
TEMPO.CO, Beijing - Perusahaan Cina secara resmi menyampaikan permintaan maaf terkait kontroversi sebuah iklan sabun cuci yang diduga berbau rasisme.
Produsen deterjen dengan merek Qiaobi tersebut menyatakan bahwa perusahaan menentang dan mengutuk keras diskriminasi ras dan memohon maaf karena telah menimbulkan kontroversi.
"Kami memohon maaf menimbulkan perasaan kurang senang kepada rakyat Afrika karena penyebaran iklan tersebut. Kami berharap agar masyarakat dan media tidak terlampau menyemarakkan lagi isu ini," demikian pernyataan perusahaan seperti dikutip BBC.
Dalam kesempatan tersebut, Shanghai Leishang Cosmetics Ltd Co juga turut menyalahkan media asing yang meramaikan lagi iklan kontroversi tersebut. Mereka mengangap kritikus dari luar negeri terlalu sensitif.
Dalam iklan tersebut, seorang pria berkulit hitam terlihat mencoba memikat seorang wanita Cina.
Wanita tersebut kemudian memasukkan sabun pembasuh ke dalam mulut pria tersebut dan memaksanya masuk ke dalam sebuah mesin cuci.
Setelah 'dicuci', pria berkulit hitam tersebut berubah menjadi seorang pria Cina berkulit cerah.
Iklan tersebut dianggap rasis dan menjadi viral di Weibo dan beberapa situs sosial internasional.
Iklan itu ditayangkan pertama kali pada Maret lalu dan telah dihentikan setelah minggu lalu diprotes setelah liputan luas media.
Perusahaan itu mengatakan, iklan tersebut ditarik dan menghimbau masyarakat menghentikan komentar secara online.
Dalam waktu hanya beberapa hari, video tersebut telah ditonton lebih dari 6,5 juta kali di situs berbagi YouTube.
Beberapa iklan di Cina, selama ini diketahui sering menampilkan hal-hal yang berbau rasisme. Sebelum ini, iklan film Star Wars: The Force Awakens yang menampilkan aktor utama berkulit hitam, John Boyega telah diubah di Cina.