TEMPO.CO, London - Sejumlah politikus dari Partai Konservatif mengutuk taktik partainya yang menyerang Sadiq Khan, muslim yang menjadi Wali Kota London terpilih dari Partai Buruh. Serangan yang berfokus pada agama menjadi bumerang bagi kota yang dikenal dengan keanekaragamannya itu.
Saat masa pemilihan, kandidat dari Partai Konservatif, Zac Goldsmith, bersama Perdana Menteri Inggris David Cameron dan politikus senior partai menyerang Sadiq Khan. Mereka mempertanyakan penampilan masa lalu Sadiq bersama pembicara muslim radikal dan menuduhnya memberi udara baru ekstremisme.
Menteri Pertahanan Inggris Michael Fallon dan Cameron juga mempertanyakan keamanan London bila Sadiq terpilih sebagai wali kota. “Mereka menggunakan rasa takut dan sindiran untuk mencoba mengubah kelompok etnis dan agama saling berlawanan. Ini sesuatu yang langsung dari pedoman Donald Trump,” kata Sadiq dalam koran Observer yang dikutip Reuters, Ahad, 8 Mei 2016.
Meski banyak politikus mengutuk taktik tersebut, Fallon yang juga berasal dari Partai Konservatif tetap menolak meminta maaf. “Pada pemilihan yang kacau dan kasar, Anda bisa ungkapkan segala hal dan mengajukan berbagai pertanyaan,” ucap Fallon kepada BBC. “Saya kira, bagi calon pemimpin paling penting di Inggris, penting untuk meneliti masa lalu mereka.”
Sadiq dilantik sebagai Wali Kota London pada Sabtu kemarin. Anak sopir bus asal Pakistan ini mengalahkan Goldsmith, anak miliarder di Inggris, dengan mencetak rekor kemenangan terbesar dalam sejarah politik Negeri Ratu Elizabeth.
Kemenangan itu juga membuatnya menjadi muslim pertama yang memimpin kota di Inggris bagian barat tersebut. Selama masa kampanye, ia berjanji mengatasi kurangnya perumahan terjangkau di London, menentang perluasan Bandara Heathrow, dan memperbaiki sistem transportasi.
Terpilihnya Sadiq juga menjadi titik terang bagi Partai Buruh yang mengalami hasil buruk dalam pemilu di daerah lainnya, seperti Skotlandia.
