Kanselir Jerman Angela Merkel, saat minum bir dalam pertemuan politik Uni Demokratik Kristen (CDU) di Volkmarsen, Jerman, 29 Februari 2016. REUTERS/Kai Pfaffenbach
TEMPO.CO, Ankara - Ribuan pengungsi Suriah bersorak menyambut kedatangan Kanselir Jerman Angela Merkel ketika berkunjung ke sebuah kamp imigran di perbatasan Turki.
“Selamat datang ke Turki, negara paling banyak menerima pengungsi”, demikian tulisan di sebuah spanduk berukuran raksasa yang digantung di pintu masuk ke Kem Nizip 2. Kamp ini memiliki 5.000 penduduk, dengan hampir 2.000 di antaranya anak-anak.
Angela, yang disambut layaknya pahlawan, juga menyempatkan diri mengambil foto bersama anak-anak di kamp itu, selain menemui kepala penduduk dan melihat hunian pengungsi.
Kunjungan itu bertepatan dengan usahanya mempromosikan kesepakatan senilai triliunan rupiah untuk mengirim pulang imigran di Yunani ke Turki.
Dalam kunjungan tersebut, Kanselir Jerman bergabung dengan para pemimpin Uni Eropa, seperti Kepala Dewan Eropa Donald Tusk dan Komisioner Wakil Presiden Eropa Frans Timmermans.
Para pemimpin Eropa tertarik menunjukkan bagaimana dana tersebut dapat membantu Turki memperbaiki kondisi 2,7 juta pengungsi yang mayoritas hidup dalam kemiskinan.
Perjanjian itu, bagaimanapun, telah dikritik kelompok hak asasi manusia, lembaga pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan segelintir pemimpin Eropa.
Dalam krisis migrasi Eropa tahun lalu, Angela membuka pintu bagi lebih dari sejuta pengungsi dan pencari suaka ke negaranya.
Desak Gencatan Senjata di Gaza, Turki Batasi Ekspor Puluhan Jenis Produk ke Israel
23 hari lalu
Desak Gencatan Senjata di Gaza, Turki Batasi Ekspor Puluhan Jenis Produk ke Israel
Kementerian Perdagangan Turki mengumumkan pembatasan ekspor produk tertentu ke Israel untuk mendesak gencatan senjata dan aliran bantuan kemanusiaan ke Gaza.