Arab Saudi Ancam Jual Aset Jika Kongres AS Loloskan UU 9/11

Reporter

Editor

Grace gandhi

Senin, 18 April 2016 22:14 WIB

Presiden Palestina Mahmoud Abbas (kanan) berbincang dengan Menteri Luar Negeri Saudi Arabia, Adel al-Jubeir saat menghadiri KTT Luar Biasa ke-5 OKI di Jakarta, 7 Maret 2016. REUTERS

TEMPO.CO, Washington DC - Arab Saudi mengancam untuk menjual aset bernilai ratusan miliar dolar di Amerika Serikat, jika Kongres menyetujui undang-undang yang memungkinkan negara teluk itu dihadapkan ke pengadilan negara AS atas setiap peran dalam serangan 11 September 2001.

Menteri Luar Arab Saudi, Adel al-Jubeir, menyampaikan hal itu kepada pembuat undang-undang di negara itu ketika melakukan kunjungan ke Washington bulan lalu.

Seperti dilansir NY Times pada 16 April 2016, menurut pejabat administrasi dan asisten anggota kongres, kini pemerintahan Barack Obama tengah melobi Kongres sehingga membatasi proses menyetujui undang-undang itu.

Ancaman Arab Saudi itu menjadi percakapan hangat sejak beberapa minggu lalu antara pembuat undang-undang dan pejabat dari Kementerian Luar Negeri serta Pentagon. Mereka memberi peringatan kepada senator tentang efek buruk jika peraturan itu disetujui.

Arab Saudi mungkin akan mengarahkan penjualan obligasi dan aset lain di Amerika Serikat diperkirakan senilai US $ 750 miliar. Penjualan itu terpaksa akan dilakukan Riyadh untuk menghindari aset bersangkutan dibekukan pengadilan Amerika Serikat.

Para pejabat Saudi telah lama membantah bahwa kerajaan memiliki peran apapun dalam peristiwa serangan 11 September dan Komisi 9/11 sendiri pun hingga saat ini belum memiliki bukti bahwa baik pemerintah Arab Saudi atau pejabat senior serta individual negara itu telah mendanai organisasi teroris yang melakukan serangan tersebut.

Kecurigaan AS muncul dari kesimpulan penyelidikan kongres pada 2002 terhadap serangan yang menyebutkan bahwa para pejabat Arab Saudi yang tinggal di Amerika Serikat pada waktu itu memiliki andil dalam serangan. Kesimpulan, yang terkandung dalam laporan setebal 28 halaman tersebut hingga kini masih belum diumumkan ke publik.

Pada Rabu, Presiden AS Barack Obama akan tiba di Riyadh untuk melakukan pertemuan dengan Raja Salman dan pejabat Arab Saudi lainnya. Tidak jelas apakah sengketa Undang-Undang 11 September akan menjadi agenda pembicaraan.

NY TIMES | REUTERS | YON DEMA









Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya