Calon Sekjen PBB Ini Kesayangan Putin, Pernah Manipulasi CV

Reporter

Sabtu, 16 April 2016 07:05 WIB

Presiden Rusia, Vladimir Putin bersalama dengan Irina Bokova saat berada di Kremlin. dailymail.co.uk

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pendidikan dan Kebudayaan (UNESCO), Irina Bokova, dijagokan masuk bursa calon Sekretaris Jenderal PBB. Ban Ki-moon, Sekjen PBB yang sekarang menjabat akan berakhir masa tugasnya Desember 2016.

Dukungan penuh Bokova maju sebagai calon Sekjen PBB, menurut Daily Mail, datang dari Presiden Rusia Vladimir Putin. Bokova, warga negara Bulgaria, disebut sebagai sekutu Putin. Ia dijuluki kesayangan Putin. Jika menang, Bokovava yang pernah menjalani pendidikan di Moskow akan menjadi wanita pertama menduduki jabatan Sekjen PBB.

Baca juga: Empat Perempuan Ini Dijagokan Jadi Sekjen PBB

Meski dijagokan menggantikan Ban Ki-moon, Bokova memiliki rekam jejak yang digambarkan sebagai keprihatinan atas kapasitas dan integritasnya selama menjabat sebagai orang nomor satu di UNESCO.

Berikut lima fakta tentang rekam jejak Bokova yang diungkap oleh Daily Mail.
1. Ketika Bokova menjabat sebagai Direktur Jenderal UNESCO, Duta besar Inggris untuk PBB, Matthew Sudders pernah menuntut diadakan penyelidikan mengenai dugaan penipuan oleh Bokova. Perempuan berusia 63 tahun ini mencoba untuk menempatkan kroninya sebagai wakil di UNESCO.

Bokova menunjuk Ana Luiza Thompson-Flores, pejabat sipil warga Brasil, sebagai Asisten Direktur Perencanaan Strategi. Padahal Thompson-Flores dianggap tidak kompeten saat proses rekrutmen. Sejumlah kritikus melihat itu sebagai taktik Bokova dalam mengamankan dukungan Brasil pada pemilihan Sekjen PBB nanti.

Sudders melihat ada hal yang mencurigakan dari Curriculum Vitae (CV) Thompson-Flores dan sebuah iklan pekerjaan yang ditulis di CV tersebut. Pada pertemuan April lalu, di markas Paris UNESCO, Sudders menyatakan bahwa sebagai pegawai negeri Inggris, ia memiliki kewajiban untuk melaporkan semua kasus yang mungkin atau dugaan penipuan ke departemen penyelidikannya.

Sudders juga meminta Thompson-Flores untuk tidak merahasiakan fakta bahwa dia tidak mengerti anggaran dan tidak memiliki pengalaman yang jelas dalam perencanaan strategis.

Kritik tajam Sudders, sepertinya membuahkan hasil. Meski Bokova membantah tudingan Sudders, namun sebulan kemudian Bokova menghapus nama Thompson-Flores dari jabatannya di UNESCO.

2. Di kalangan diplomatik, kasus Thompson-Flores telah memicu kekhawatiran tentang kompetensi Bokova untuk menjadi Sekjen PBB. Bivol, sebuah website jurnalisme investigatif yang dihormati di negara asalnya mengatakan bahwa perilaku Bokova yang palsu. Perilakunya dianggap sebagai metode khas dari nomenklatura Komunis. Artinya, ia sosok yang ditunjuk Partai Komunis untuk menduduki posisi yang berpengaruh di pemerintah dan industri.

3. Hal memalukan terjadi pada Bokova baru-baru ini saat dipaksa untuk mengkoreksi kesalahan di Curriculum Vitaenya yang diterbitkan di situs web UNESCO selama enam tahun terakhir. Kesalahan itu terletak pada pengklaiman dirinya sebagai Menteri Luar Negeri Bulgaria dari tahun 1995 sampai tahun 1997. Kenyataannya, Bokova hanya bertindak sebagai pelaksana tugas menteri luar negeri Bulgaria untuk hanya beberapa bulan.

4. Bokova sering berkunjung ke Rusia. Menurut data Daily Mail, sedikitnya ada delapan kali ia berkunjung ke Rusia.Namun kunjungan itu tidak semuanya terpublikasikan. Sementara setiap perjalanan ke luar negeri pemimpin UNESCO direkam secara terbuka di website UNESCO. Sebuah sumber menyatakan: "Dia melakukan perjalanan ke Moscow setelah hampir setiap pertemuan Dewan Eksekutif, tetapi kunjungan tertentu tidak selalu dinyatakan, dan sekarang mereka bahkan tidak mempublikasikan gerakan perjalanannya lagi,” ujar sumber itu.

Tahun lalu, ketika sebagian besar para pemimpin dunia mengecam Putin atas invasi militer ke Crimea, Bokova justru menghadiri parade kemenangan Perang Dunia Kedua Rusia di Moskow. Di sana, Bokova bertemu Presiden Kuba Raul Castro dan Pemimpin Cina Xi Jinping.

Menanggapi hal itu, juru bicara Bokova mengeluarkan pernyataan tegas dan bersikeras bahwa Bokova hanya mengunjungi Rusia pada lima kesempatan sejak menjabat Direktur Jenderal UNESCO.Mengenai pemalsuan CVnya, juru bicara Bokova tidak memberikan jawaban.

DAILY MAIL | NIKOLAUS HARBOWO (Magang) | MARIA RITA

Berita terkait

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

2 hari lalu

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

Serangan darat Israel ke Rafah berpotensi memperparah penderitaan ratusan ribu warga Palestina yang terpaksa mengungsi ke kota tersebut

Baca Selengkapnya

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

2 hari lalu

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

Meksiko sebelumnya telah mengajukan banding ke ICJ untuk memberikan sanksi kepada Ekuador karena menyerbu kedutaan besarnya di Quito.

Baca Selengkapnya

Indonesia Dorong Penetapan Hari Danau Sedunia di World Water Forum Ke-10 Bali

3 hari lalu

Indonesia Dorong Penetapan Hari Danau Sedunia di World Water Forum Ke-10 Bali

Penetapan Hari Danau Sedunia menjadi satu dari empat poin usulan yang dibawa Indonesia untuk diangkat menjadi resolusi PBB.

Baca Selengkapnya

Parlemen Arab Desak Investigasi Internasional Kuburan Massal di Gaza

4 hari lalu

Parlemen Arab Desak Investigasi Internasional Kuburan Massal di Gaza

Parlemen Arab menyerukan investigasi internasional independen menyusul penemuan kuburan massal di Rumah Sakit Al-Shifa dan Rumah Sakit Nasser di Gaza

Baca Selengkapnya

Di World Water Forum ke-10, RI Akan Usul Penetapan Hari Danau Sedunia

5 hari lalu

Di World Water Forum ke-10, RI Akan Usul Penetapan Hari Danau Sedunia

Pemerintah Indonesia akan mengusulkan penetapan Hari Danau Sedunia dalam acara World Water Forum ke-10 yang dihelat di Bali pada 18-25 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

5 hari lalu

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

Pengiriman bantuan pangan ke Gaza dari Siprus melalui jalur laut dilanjutkan pada Jumat malam

Baca Selengkapnya

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

6 hari lalu

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

Serangan Israel ke Gaza telah meninggalkan sekitar 37 juta ton puing di wilayah padat penduduk, menurut Layanan Pekerjaan Ranjau PBB

Baca Selengkapnya

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

6 hari lalu

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

Pemblokiran Israel terhadap penyelidik internasional memasuki Jalur Gaza menghambat penyelidikan independen atas kuburan massal yang baru ditemukan

Baca Selengkapnya

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

7 hari lalu

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

ActionAid mencatat setidaknya 70 persen dari ribuan korban jiwa di Gaza adalah perempuan dan anak perempuan.

Baca Selengkapnya

Jamaika secara Resmi Mengakui Palestina sebagai Negara

8 hari lalu

Jamaika secara Resmi Mengakui Palestina sebagai Negara

Jamaika secara resmi mengumumkan pengakuan Palestina sebagai sebuah negara setelah musyawarah kabinet.

Baca Selengkapnya