Pembela Hak Transgender Malaysia Raih Penghargaan dari AS

Reporter

Kamis, 31 Maret 2016 06:05 WIB

Aktivis yang juga seorang transgender asal Malaysia, Nisha Ayub menerima penghargaan International Women of Courage dari John Kerry. asiancorrespondent.com

TEMPO.CO, Washington - Pembela hak transgender Malaysia, Nisha Ayub, dianugerahi International Woman of Courage Award— penghargaan bagi wanita pemberani, Selasa, 29 Maret 2016, di Washington DC.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry menyerahkan langsung penghargaan tersebut kepada Nisha dan 13 lainnya sebagai pengakuan atas keberanian dan kepemimpinan mereka dalam advokasi hak, kesetaraan, dan kemajuan sosial untuk perempuan.

Dalam sambutannya, Kerry memuji Nisha membela komunitas transgender Malaysia, yang menurut dia masih menghadapi kekerasan, diskriminasi, dan penindasan.

Meski mendapat ancaman atas keselamatannya sendiri, Nisha tetap berkomitmen pada pekerjaan itu. "Nisha Ayub—untuk pekerjaan yang luar biasa mempromosikan masyarakat yang lebih adil dan toleran, tanpa memandang orientasi seksual atau identitas gender, kami menghormati Anda," kata Kerry dikutip dari laman Asian Correspondent.

Didirikan pada 2007, penghargaan tahunan ini telah diberikan ke hampir 100 perempuan dari 60 negara berbeda. Nisha adalah wanita transgender pertama yang mendapat penghargaan tersebut.

Nisha menulis di halaman Facebook-nya tentang penghargaan itu. "Penghargaan ini bukan hanya untuk saya, tapi untuk semua trans-wanita karena menunjukkan kita, trans-wanita, diakui dan diterima sebagai bagian dari penghargaan internasional yang adalah untuk wanita. Suatu kehormatan untuk menerima penghargaan atas nama masyarakat. "

Dia juga mengucapkan terima kasih kepada masyarakat transgender atas dukungan. Ia pun mendedikasikan penghargaan itu untuk mereka. "Terima kasih kepada masyarakat, kekasihku yang telah memungkinkan aku untuk berbicara atas nama mereka," ujarnya.

Tahun lalu Nisha juga menerima pengakuan global saat dia dianugerahi Alison Des Forges Award oleh kelompok advokasi hak asasi manusia, Human Rights Watch.

Nisha adalah advokat untuk hak transgender, sesuatu yang masih dianggap tabu di Malaysia. Ia pernah di penjara 3 bulan dan mengalami pelecehan seksual oleh sipir penjara dan tahanan lain. Dia mendirikan dua LSM, yakni Yayasan SEED yang dikelola masyarakat dan kampanye untuk keadilan transgender Justice for Sisters.



ASIAN CORRESPONDENT | MECHOS DE LAROCHA

Berita terkait

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

3 jam lalu

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 3 Mei 2024 diawali oleh Turki menghentikan semua ekspor impor dari dan ke Israel.

Baca Selengkapnya

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

4 jam lalu

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

Gelombang protes pro-Palestina di kampus-kampus Amerika Serikat telah menyebar ke berbagai universitas di Australia.

Baca Selengkapnya

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

12 jam lalu

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

Kelompok Houthi di Yaman menawarkan tempat melanjutkan studi bagi para mahasiswa AS yang diskors karena melakukan protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

Band Metal As I Lay Dying Siap Gebrak Panggung Hammersonic 2024

13 jam lalu

Band Metal As I Lay Dying Siap Gebrak Panggung Hammersonic 2024

Band rock asal California, As I Lay Dying akan turut mengguncang panggung Hammersonic 2024 pada Ahad, 5 Mei 2024. Berikut profil band metal itu.

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

16 jam lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

20 jam lalu

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

Presiden AS Joe Biden mengkritik gelombang unjuk rasa pro-Palestina yang berlangsung di berbagai kampus di seluruh negeri.

Baca Selengkapnya

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

23 jam lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

1 hari lalu

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

Amerika Serikat mengakui salah telah membunuh warga sipil saat menargetkan pemimpin Al Qaeda di Suriah dalam serangan drone.

Baca Selengkapnya

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

1 hari lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

1 hari lalu

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

Profil kampus UCLA tempat bentrok demo mahasiswa pendukung alias Pro-Palestina dengan pendukung Israel

Baca Selengkapnya