Pakar Maritim Amerika: Insiden Natuna Tak Mengejutkan Cina

Reporter

Editor

Natalia Santi

Rabu, 30 Maret 2016 20:00 WIB

Operasi Senyap mengintai penangkap ikan ilegal oleh Tim Menteri Perikanan dan Kelautan di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau.

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar hukum maritim Amerika Serikat menyatakan insiden yang terjadi di perairan Natuna antara Indonesia dan Cina dua pekan lalu, bukanlah hal yang mengejutkan.

Pemerintah Cina telah lama mengakui kedaulatan Indonesia atas Natuna, tapi di sisi lain undang-undang perikanan mereka mengizinkan para nelayannya mencari ikan di wilayah yang secara unilateral ditandai sebagai sembilan titik di Laut Cina Selatan. Wilayah itu bersinggungan dengan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia di Natuna.

Dalam insiden yang terjadi di perairan Natuna dua pekan lalu, kapal pengawas Indonesia mendapat gangguan dari kapal penjaga pantai Cina. Indonesia memprotes keras. Namun Kementerian Luar Negeri Cina, sambil menyatakan pemerintahnya mengakui Natuna sebagai milik Indonesia, menegaskan bahwa wilayah itu merupakan perairan perikanan tradisional Cina.

“Dengan mengakui Natuna sebagai wilayah kedaulatan Indonesia, Cina juga pasti tahu konsekuensinya bahwa 200 mil dari titik pulau terluar adalah ZEE Indonesia,” kata Peter Dutton, profesor kajian strategis dan Direktur Lembaga Kajian Maritim Cina di US Naval War College, dalam diskusi jarak jauh yang diselenggarakan di Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta, Rabu, 30 Maret 2016.

“Saya akan heran jika pemerintah Cina terkejut mengenai hal ini,” kata Dutton, ketika ditanya Tempo soal berita yang mengabarkan bahwa pejabat Beijing panik sesaat setelah mengetahui insiden tersebut pekan lalu. Dutton menegaskan klaim wilayah perairan perikanan tradisional tidak berdasar dalam hukum mana pun.

Dalam kasus ini, menurut Dutton, Cina seolah-olah menegaskan pengakuan kedaulatan Indonesia tapi sambil menyatakan bahwa meski demikian nelayan mereka boleh mencari ikan di situ.

Terkait dengan peran Indonesia, sebagai negara yang tidak bersengketa di Laut Cina Selatan, Indonesia seharusnya lebih terbuka menyatakan sikap. Tidak semata-mata mengandalkan diplomasi di balik layar. “Indonesia bisa menggalang persatuan di antara negara-negara di kawasan untuk patuh dan menegakkan hukum laut internasional,” kata Dutton.

Dutton menilai perubahan sikap Cina sekarang dari era 1995-2008, saat Cina secara agresif membangun pulau buatan di Kepulauan Spratly yang disengketakan. Meski demikian dia tidak mengharapkan atau memperkirakan sikap Cina tersebut bisa berujung pada perang terbuka di kawasan. “Ada banyak cara untuk menyelesaikan masalah secara damai,” katanya.

Adapun kehadiran militer Amerika Serikat di kawasan, menurut Dutton, bisa mencegah adanya konflik terbuka. Selain itu, keberadaan angkatan laut Amerika, akan menjamin keterbukaan dan memastikan tidak ada kekuatan dominan di kawasan.

Terkait dengan pengadilan arbitrase yang membahas gugatan Filipina terhadap Cina yang saat ini digelar di Den Haag, Dutton memperkirakan keputusan yang akan dibacakan tidak semata-mata memenangkan Manila dengan mudah. Dia meramalkan keputusan pengadilan juga akan mempertimbangkan kepentingan Cina.

NATALIA SANTI

Berita terkait

Deretan Negara yang Bersengketa di Laut China Selatan, Indonesia Masuk!

9 Februari 2023

Deretan Negara yang Bersengketa di Laut China Selatan, Indonesia Masuk!

Ada banyak negara yang bersengketa di Laut China Selatan, diantaranya Cina, Filipina, Vietnam, Malaysia, Brunei Darussalam dan Indonesia

Baca Selengkapnya

Prabowo Subianto Temui PM Singapura Bahas Konflik di Laut Cina Selatan

13 Juni 2022

Prabowo Subianto Temui PM Singapura Bahas Konflik di Laut Cina Selatan

Prabowo Subianto membahas konflik di Laut Cina Selatan dengan Perdana Menteri Singapura.

Baca Selengkapnya

Dilarang Tangkap Ikan, Filipina Ajukan Protes Diplomatik ke China

31 Mei 2022

Dilarang Tangkap Ikan, Filipina Ajukan Protes Diplomatik ke China

Kemlu Filipina mengecam pemberlakuan moratorium penangkapan ikan oleh China yang disebut bertujuan untuk meregenerasi cadangan ikan

Baca Selengkapnya

Filipina Hentikan Pemutaran Film Uncharted, Gara-Gara Peta Laut Cina Selatan

27 April 2022

Filipina Hentikan Pemutaran Film Uncharted, Gara-Gara Peta Laut Cina Selatan

Pemerintah Filipina menghentikan semua pemutaran film Hollywood "Uncharted" karena ada peta Laut Cina Selatan dengan klaim Cina yang disengketakan

Baca Selengkapnya

Bakamla Gagalkan Kejahatan Laut yang Berpotensi Rugikan Negara Rp4 T pada 2021

7 Maret 2022

Bakamla Gagalkan Kejahatan Laut yang Berpotensi Rugikan Negara Rp4 T pada 2021

Ada sejumlah isu global yang menjadi perhatian Bakamla, diantaranya konflik Rusia dan Ukraina, Pandemi Covid-19, perubahan iklim, Laut Cina Selatan.

Baca Selengkapnya

Malaysia Sebut Cina Mitra Utama, Meski Ada Saling Klaim atas Laut Cina Selatan

12 Oktober 2021

Malaysia Sebut Cina Mitra Utama, Meski Ada Saling Klaim atas Laut Cina Selatan

Pada Januari-Agustus 2021, nilai perdagangan kedua pihak telah meningkat 35,2 persen, tapi soal wilayah Malaysia tidak akan kompromi.

Baca Selengkapnya

Filipina Dukung Langkah Australia Buat Kapal Selam Nuklir untuk Tangkal Cina

21 September 2021

Filipina Dukung Langkah Australia Buat Kapal Selam Nuklir untuk Tangkal Cina

Pemerintah Filipina memberikan dukungan kepada Australia perihal pengadaan kapal selam nuklir via kesepakatan dengan Amerika dan Inggris.

Baca Selengkapnya

Wapres AS Kamala Harris Kunjungi Singapura dan Vietnam, Tangkal Pengaruh Cina

31 Juli 2021

Wapres AS Kamala Harris Kunjungi Singapura dan Vietnam, Tangkal Pengaruh Cina

Kamala Harris lanjut dengan rencananya mengunjungi Vietnam dan Singapura pada Agustus nanti. Khusus Vietnam, akan menjadi kunjungan bersejarah.

Baca Selengkapnya

Manny Pacquiao Kritik Presiden Filipina Karena Lembek ke Cina

10 Juni 2021

Manny Pacquiao Kritik Presiden Filipina Karena Lembek ke Cina

Senator dan petinju Filipina, Manny Pacquiao, menilai sikap Presiden Rodrigo Duterte kurang tegas pada Cina terkait konflik di Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Ajudan Duterte Ingatkan 220 Kapal Cina di Laut Cina Selatan Bisa Picu Permusuhan

5 April 2021

Ajudan Duterte Ingatkan 220 Kapal Cina di Laut Cina Selatan Bisa Picu Permusuhan

Ajudan Presiden Rodrigo Duterte mengatakan ratusan kapal Cina yang menerobos wilayah Laut Cina Selatan bisa menyebabkan permusuhan Cina dan Filipina

Baca Selengkapnya