Perdana Menteri baru Australia, Malcolm Turnbull berjabat tangan dengan Sir Peter Cosgrove saat akan disumpah jabatan di Canberra, 15 September 2015. Turnbull menjabat sebagai PM Austarlia yang ke-29 menggantikan Tony Abbott. Lukas Coch/Pool Photo via AP
TEMPO.CO, Melbourne - Karyawan keamanan kantor imigrasi dan perlindungan perbatasan membatalkan mogok massal di bandara Australia menyusul serangan teroris mengerikan di Brussels, Belgia, pada Selasa, 22 Maret 2016, yang menewaskan 34 orang.
Perdana Menteri Australia Malcom Turnbull mengatakan pasukan keamanan tetap dikerahkan di sejumlah lapangan terbang Easter meskipun karyawan imigrasi dan perlindungan perbatasan telah membatalkan aksinya.
Persatuan Sektor Publik dan Komunitas (CPSU) melalui Twitter, Rabu, 23 Maret 2016, menyatakan menangguhkan pemogokan dengan pertimbangan keamanan menyusul serangan bom di Brussels pada Selasa pagi, 22 Maret 2016, waktu setempat.
"Saya meminta karyawan perbatasan menghentikan unjuk rasa setelah terjadi serangan mengerikan di Belgia," ujar Perdana Menteri Turnbull.
Dia menuturkan kepada Steven Network, "Kami meminta dengan sangat agar mereka berpikir ulang melakukan aksinya dan tetap bekerja seperti biasa. Bila ada perbedaan dengan pemerintah, bisa dibicarakan."
Sekretaris Nasional CPSU Nadine Flood mengatakan keputusan penangguhan mogok itu dibuat langsung untuk merespons permintaan PM Turnbull yang disampaikan dalam sebuah pernyataan terbuka.
"Keputusan telah dibuat setelah Perdana Menteri Malcolm Turnbull merespons serangan di Brussels," ucapnya dalam sebuah pernyataan.