TEMPO.CO, Brussels - Eropa Barat menyatakan waspada tingkat tinggi setelah para penyerang melancarkan serangan kembar di ibu kota Belgia, Brussels, dengan bom di lapangan terbang dan stasiun kereta api bawah tanah.
Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengaku bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan lebih dari 30 orang dan melukai sekitar 200 korban lain tersebut. Hampir semua korban luka dalam kondisi kritis.
Jaksa federal Belgia, Frederic Van Leeuw, mengatakan sedikitnya dua pelaku bom bunuh diri terlibat dalam serangan di bandara. "Sedangkan orang ketiga pelaku serangan tertangkap rekaman video keamanan," ujarnya, seperti dilansir Al Jazeera, Selasa, 22 Maret 2016.
Polisi sedang melakukan pemeriksaan dari pintu ke pintu di seluruh kawasan Brussels untuk mencari para tersangka atau perencana serangan lain. Menurut Kementerian Dalam Negeri, pihaknya mengerahkan 600 polisi.
Berita Terbaru: Ledakan di Bandara Brussel
"Ini adalah sebuah serangan melawan nilai-nilai kami, kebebasan kami, dan demokrasi kami," ucap Wali Kota Brussels Ivan Mayeur dalam acara jumpa pers. "Kami tidak ingin seseorang menyerang nilai-nilai kami dengan cara pengecut."
Situs website Amaq yang berafiliasi dengan ISIS menulis, "Pejuang Negara Islam membuka tembakan di lapangan tebang Zaventem sebelum beberapa orang lain meledakkan sabuk berisi bahan peledak setelah seorang mujahid meledakkan diri di stasiun metro Maelbeek."
Ledakan bom itu menghantam jantung Eropa, tempat markas besar Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) berdiri bersama Uni Eropa dan Komisi Eropa. Dalam siaran televisi yang menyorot insiden ledakan di bandara terbesar di negeri itu, tampak ratusan orang berlarian meninggalkan gedung terminal setelah ada asap mengepul ke langit. Sebanyak 14 orang meninggal dan lebih dari 90 lain mengalami luka-luka. Jumlah ini diperkirakan terus bertambah.
Semua jalur kereta api bawah tanah ditutup seusai serangan. Para korban ledakan di stasiun metro Maelbeek terlihat berlumuran darah pada bagian wajah. Sedikitnya 20 orang tewas akibat kejadian ini.
AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN