Di Kabinet Baru Myanmar Akan Ada Kementerian Etnis

Reporter

Editor

Grace gandhi

Selasa, 22 Maret 2016 20:01 WIB

Htin Kyaw. irrawaddy.com

TEMPO.CO, Yangon - Presiden terpilih Myanmar, Htin Kyaw, mengumumkan rencananya mewujudkan Kementerian Urusan Etnis untuk menangani konflik di negara itu, terutama di daerah perbatasan yang berpenduduk etnis minoritas.

"Kementerian itu penting untuk masa depan Myanmar, yang membutuhkan perdamaian, pembangunan, dan kelestarian," kata Htin Kyaw, seperti dilansir ABC Online, Senin, 21 Maret 2016.

Htin Kyaw mengambil alih pemerintahan negara Myanmar melalui transformasi dramatis setelah beberapa dekade diperintah junta militer.

Konflik masih terjadi di antara kelompok minoritas etnis yang bersenjata. Sebanyak 240 ribu orang kehilangan tempat tinggal, termasuk di Kachin dan Rakhine, tempat puluhan ribu muslim Rohingya hidup tertindas.

Parlemen baru Myanmar kemarin sepakat mengurangi jumlah departemen pemerintah. Pengurangan 15 kementerian itu diperkirakan menghemat US$ 5 juta (Rp 65,7 miliar). Namun Htin Kyaw menegaskan bahwa tidak ada pegawai negeri sipil yang akan kehilangan pekerjaan.

Dalam pidato pertamanya itu, Htin Kyaw, yang resmi menyandang jabatan presiden pada 1 April mendatang, mengatakan saat ini terlalu banyak kementerian yang secara tidak langsung menyebabkan tumpang-tindih tugas dan wewenang.

Ia berencana menggabungkan beberapa kementerian supaya berkurang dari 36 menjadi 21.

"Saya tidak ada niat mengurangi jumlah PNS. Dengan mengurangi departemen pemerintah, kita dapat menurunkan biaya yang tidak penting dan menghilangkan gaji menteri," tuturnya.

Myanmar diperintah junta militer sejak 1962 dan pemerintah sipil yang didukung militer dari 2011.

Sekitar 240 ribu orang mengungsi akibat kerusuhan dan konflik di Myanmar, terutama di Negara Bagian Kachin utara, tempat pertempuran antara tentara dan pemberontak sedang berlangsung. Dan di Rakhine barat, tempat puluhan ribu muslim Rohingya tetap terjebak di kamp-kamp berikut wabah kekerasan pada 2012.

ABC ONLINE | YON DEMA

Berita terkait

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

1 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

3 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

3 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

6 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

6 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

7 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

9 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

10 hari lalu

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.

Baca Selengkapnya

Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

15 hari lalu

Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

Menlu Thailand Parnpree Bahiddha-Nukara tiba di perbatasan dengan Myanmar untuk meninjau penanganan orang-orang yang melarikan diri dari pertempuran.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

15 hari lalu

Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

Thailand membuka menyatakan bisa menampung maksimal 100.000 orang warga Myanmar yang mengungsi.

Baca Selengkapnya