Roket balistik yang diluncurkan oleh Tentara Rakyat Korea di Pyongyang, 11 Maret 2016. Militer Korea Utara (Korut) kembali menembakkan dua rudal balistik jarak pendek ke laut lepas pantai timur, Laut Jepang, dan ditembakkan dari kota Wonsan. REUTERS/KCNA
TEMPO.CO, Pyongyang - Korea Utara kembali membuat ulah dengan mengeluarkan ancaman kepada Amerika Serikat setelah Negara Abang Sam dan Korea Selatan melakukan latihan militer di Semenanjung Korea. Pyongyang mengklaim akan membuat Manhattan menjadi abu dengan menembakkan bom hidrogen yang ditempatkan di rudal balistik, tepat di jantung kota.
Pernyataan itu dibuat melalui saluran resmi Republik Rakyat Korea Demokratis (DPRK) pada Senin, 14 Maret 2016.
Sebagaimana dikutip dari laman Telegraph, saluran mengklaim bom hidrogen Korea Utara lebih kuat daripada teknologi yang dikembangkan Uni Soviet. "Bom hidrogen kami jauh lebih besar daripada yang dikembangkan oleh Uni Soviet," kata DPRK.
"Jika bom-H itu dipasang pada rudal balistik antarbenua dan jatuh di Manhattan di Kota New York, semua orang di sana akan tewas dan kota akan terbakar menjadi abu."
Menanggapi klaim itu, sejumlah ahli percaya Kim Jong-Un melebih-lebihkan kemampuan senjata Korea Utara. Mereka meragukan kemampuan Kim untuk meluncurkan rudal jarak jauh ke pantai timur Amerika.
"Bom hidrogen yang baru dikembangkan melampaui imajinasi kita," ucap seorang ilmuwan bernama Cho Hyung-Il. "Bom-H yang dikembangkan Uni Soviet di masa lalu mampu menghancurkan jendela bangunan dari jarak 1.000 kilometer jauhnya dan menghasilkan panas cukup kuat untuk menyebabkan luka bakar tingkat tiga pada jarak 100 kilometer."
Menurut Cho Hyung, pernyataan Korea Utara mencerminkan kemarahan pemimpin negara itu atas pemberlakuan sanksi baru masyarakat internasional dalam menanggapi uji coba nuklir dan rudal utara.