TEMPO.CO, Jakarta - Grand Syekh Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir, Ahmad Muhammad Ahmad Ath-Thayyeb, meninggalkan pesan yang serius bagi kelompok-kelompok radikal, seperti ISIS.
Menurut Ketua Majelis Hukuma Al-Muslimin ini, ISIS dan gerakan radikal lainnya melakukan manipulasi terhadap metode Islam yang moderat dan toleran. "Tidak benar bahwa mereka lahir dari rahim Islam," kata pria 70 tahun ini.
Pada kunjungannya ke Indonesia pada pertengahan Februari silam, wartawan Tempo Tito Sianipar, Eko Widianto, dan Mohammad Syarrafah mewawancarai Ath-Thayyeb di Malang, Jawa Timur. Berikut ini petikan wawancaranya.
Mencermati perkembangan global yang terjadi saat ini, terlihat gerakan radikalisasi Islam muncul di mana-mana. Menurut Anda, apa penyebab maraknya radikalisasi tersebut?
Saya perlu menegaskan lebih dulu bahwa Islam tidak ditegakkan dengan pedang dan tidak memaksa orang untuk mengikutinya. Gerakan Islam radikal dan sebagainya, seperti jaringan terorisme itu, memiliki agenda politik yang terselubung. Tujuannya menciptakan kekacauan di negara-negara Arab, menciptakan suasana tidak stabil, dan mengubah peta geografis batas-batas di kawasan tersebut. Al-Azhar sudah menegaskan tidak bisa menerima jaringan terorisme dan bersenjata ini. Apa yang mereka lakukan itu sebagai bagian dari kolonialisme dunia yang ingin menciptakan wajah baru kawasan Timur Tengah.
Saya tegaskan, gerakan bersenjata seperti ISIS itu memang bukan ancaman bagi Al-Azhar. Mereka melakukan manipulasi terhadap metode Islam yang moderat dan toleran. Tidak benar apa yang selama ini kita dengar bahwa gerakan terorisme bersenjata itu adalah gerakan yang lahir dari rahim Islam. Dan bahwa ajaran agama ini yang menciptakan ISIS. Juga tidak benar bahwa Islam bertanggung jawab pada kekejaman terorisme ini.
Munculnya gerakan-gerakan bersenjata ini disebabkan oleh banyak hal, antara lain keputusasaan yang dialami oleh generasi muda, pendudukan Zionis terhadap Palestina, keterbelakangan ekonomi, dan pengangguran.
Menurut Anda, bagaimana kita harus menyikapi perkembangan radikalisasi Islam, terutama ISIS ini?
Untuk menghadapi fenomena global semacam ini, yang pertama perlu kita lakukan adalah menjalin persatuan. Kemudian, kedua, menjalin kerja sama dengan negara lain, negara-negara Barat ataupun negara-negara Islam. Kita juga perlu menyelesaikan persoalan umat Islam yang sedang bertikai. Itu perlu diselesaikan. Ketika dunia Islam bersatu, saya yakin pihak lain pun akan bersama umat Islam dalam menghadapi masalah ini.
Salah satu persoalan ISIS, mereka menggunakan hadis untuk mendeklarasikan Negara Islam. Bukankah sebagian muslim yang pemahamannya dangkal akan mudah menerima pandangan semacam itu?
Para ulama Islam punya kewajiban menjelaskan bahwa pemikiran itu salah dan harus dibantah. Harus dijelaskan bahwa ajaran seperti itu bukan Islam. Baik Islam maupun agama samawi lainnya hadir untuk membawa rahmat dan kasih sayang, menciptakan perdamaian dan kasih sayang di antara umat manusia. Para ulama bisa menggunakan media sosial untuk menyebarkan pemahaman agama Islam yang benar, sehingga itu sampai kepada generasi muda di mana pun mereka berada.
TS
Berita terkait
Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin
5 hari lalu
Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.
Baca SelengkapnyaTajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran
25 hari lalu
Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia
Baca SelengkapnyaIran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri
25 hari lalu
Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.
Baca SelengkapnyaRusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow
34 hari lalu
Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."
Baca SelengkapnyaRusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow
35 hari lalu
Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.
Baca Selengkapnya2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan
37 hari lalu
Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki
Baca SelengkapnyaPutin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow
37 hari lalu
Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow
Baca SelengkapnyaSerangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?
37 hari lalu
Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.
Baca SelengkapnyaMacron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia
37 hari lalu
Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia
Baca SelengkapnyaRusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!
38 hari lalu
Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang
Baca Selengkapnya