TEMPO.CO, Paris - Enam imigran Iran menjahit mulutnya untuk memprotes tindakan tegas petugas keamanan Prancis yang mengusir dan menghancurkan tempat penampungan pendatang di utara Prancis. Upaya itu sebagai bentuk putus asa agar penderitaan mereka mendapatkan perhatian.
Unjuk rasa tidak biasa pada Rabu, 2 Maret 2016, itu terjadi pada hari ketiga operasi pembongkaran kamp darurat pengungsi di pinggiran Calais. Menurut keputusan pengadilan bulan lalu, pembongkaran kamp pengungsi di wilayah publik adalah tindakan sah, tapi dihindari pembongkaran tempat-tempat ibadah.
Menteri Penertiban Fabienne Buccio mengatakan kepada wartawan pada Rabu, 2 Maret 2016, bahwa proses penertiban ini membutuhkan waktu satu bulan. Pemerintah Prancis memperkirakan ada 800-1.000 orang yang tinggal di kawasan yang harus dibongkar, tapi kelompok hak asasi mengatakan tempat tersebut dihuni 3.000 orang.
Pemerintah telah menawarkan tempat untuk menampung mereka yang dilengkapi alat pemanas, atau mengirim mereka ke pusat-pusat penampungan yang menerima mereka sehingga memudahkannya mengajukan permohonan menjadi warga negara.
AL ARABIYA | CHOIRUL AMINUDDIN
Berita terkait
Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel
14 menit lalu
Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.
Baca SelengkapnyaChamps-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang
21 jam lalu
Setiap peserta akan diberikan keranjang piknik gratis yang dikemas sampai penuh oleh sejumlah pemilik restoran ikonik di jalanan Kota Paris itu.
Baca SelengkapnyaPolisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po
6 hari lalu
Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaIsrael Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB
11 hari lalu
Israel akan memanggil duta besar negara-negara yang memilih keanggotaan penuh Palestina di PBB "untuk melakukan protes"
Baca SelengkapnyaDunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran
16 hari lalu
Beberapa sekutu memperingatkan eskalasi setelah serangan Iran terhadap Israel meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.
Baca SelengkapnyaRwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi
24 hari lalu
Rwanda pada Minggu memulai peringatan selama satu pekan untuk memperingati 30 tahun genosida terhadap ratusan ribu warga etnis Tutsi pada 1994.
Baca SelengkapnyaHilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka
25 hari lalu
Basarnas Medan bersama tim SAR gabungan menemukan Adrea Zoe, 52 tahun, perempuan asal Prancis yang hilang di Bukit Sipiso-piso, Kabupaten Karo
Baca SelengkapnyaSekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza
25 hari lalu
Beberapa negara Eropa sekutu Israel pertimbangkan hentikan penjualan senjata akibat pembunuhan tujuh relawan World Central Kitchen di Gaza
Baca SelengkapnyaPrancis Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Pantau Gencatan Senjata di Gaza
30 hari lalu
Prancis mengadakan konsultasi tertutup dengan Dewan Keamanan PBB untuk mengajukan resolusi tentang pemantauan penerapan gencatan senjata di Gaza.
Baca SelengkapnyaAsal Usul 1 April sebagai April Mop, Budaya Ngeprank yang Bermula Sejak 1582
31 hari lalu
April Mop atau April Fool's Day pada 1 April punya kisah panjang sejak 1582.
Baca Selengkapnya