Myanmar Majukan Tanggal Pemilihan Presiden, Demi Suu Kyi?  

Reporter

Selasa, 1 Maret 2016 15:21 WIB

Pemimpin partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), Aung San Suu Kyi menerima bunga saat tiba untuk menghadiri rapat di Lower House of Parliament, Naypyitaw, 16 November 2015. REUTERS/Soe Zeya Tun

TEMPO.CO, Yangoon - Parlemen Myanmar menyepakati untuk memajukan tanggal penetapan calon presiden menjadi 10 Maret 2016 atau satu minggu lebih cepat dari yang disepakati sebelumnya.

Pada awal Februari, tiga calon masing-masing dari Majelis Rendah, Majelis Tinggi, dan Militer menyetujui tanggal penetapan calon presiden pada 17 Maret. Peraih suara terbanyak akan menjadi presiden dan dua sisanya secara otomatis akan menjadi wakil.

Baca juga: Mahathir Mohamad Mundur dari UMNO

Pengumuman itu menyusul pembicaraan antara Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) dan militer pada Minggu, 28 Februari 2016.

"Kami mengulur waktu dengan harapan kita bisa bernegosiasi dengan militer untuk menangguhkan Undang-Undang Pasal 59 (f)," kata seorang pejabat senior NLD, seperti dilansir Channel News Asia pada 1 Maret 2016. "Namun sekarang kita menerima bahwa ini tidak dapat terjadi. Kami kembali kepada rencana kami sebelumnya, yang mencalonkan presiden lain, bukan Daw Aung San San Suu Kyi."

Baca juga: Mahasiswa AS Menangis Minta Maaf ke Korea Utara, Ini Katanya

Pemajuan tanggal pemilihan Presiden Myanmar yang kedua kalinya itu disinyalir untuk menjegal kesempatan pimpinan NLD bernegosiasi tentang pencalonan Aung San Suu Kyi sebagai presiden. Konstitusi Myanmar yang diatur pada pasal 59 (f) membatasi siapa pun yang memiliki pasangan warga negara asing untuk menjadi presiden.

Pemilihan yang seyogianya harus berjalan pada pertengahan Februari lalu itu ditunda hingga 17 Maret, menyusul perdebatan terkait dengan pasal 59 (f).

Parlemen Myanmar, yang didominasi NLD—yang mendulang suara mayoritas pada pemilihan bersejarah November tahun lalu, cenderung mempercepat pemilihan guna mengakhiri pertengkaran sengit antara tentara dan NLD.

Baca juga: Warga Diminta Siap Tinggalkan Irak, ISIS Mau Ledakkan Dam?

Menurut NLD, percepatan waktu pemilihan presiden ini bertujuan mempersiapkan presiden memiliki waktu lebih dalam mempersiapkan komposisi pemerintahannya yang harus dimulai pada 1 April mendatang.

Analis politik Myanmar mengatakan, jika tetap bertahan pada tanggal sebelumnya, otomatis NLD hanya akan punya waktu lebih sedikit, yakni dua minggu. "Ini menjadi jelas bahwa amendemen pasal 59 (f) bertujuan membatasi Suu Kyi menjadi presiden. Jadi mereka ingin nominasi presiden dilakukan sebelumnya sehingga mereka memiliki lebih banyak waktu untuk menangani pembentukan kabinet," ujar analis politik, Yan Myo Di.

CHANNEL NEWS ASIA | YON DEMA

Berita terkait

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

3 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

5 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

5 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

8 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

8 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

9 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

10 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

11 hari lalu

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.

Baca Selengkapnya

Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

17 hari lalu

Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

Menlu Thailand Parnpree Bahiddha-Nukara tiba di perbatasan dengan Myanmar untuk meninjau penanganan orang-orang yang melarikan diri dari pertempuran.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

17 hari lalu

Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

Thailand membuka menyatakan bisa menampung maksimal 100.000 orang warga Myanmar yang mengungsi.

Baca Selengkapnya