TEMPO.CO, Mossul - Amerika Serikat memperingatkan warga setempat untuk siap-siap meninggalkan Irak jika terjadi sesuatu yang membahayakan terhadap bendungan untuk listrik tenaga air terbesar dekat Mosul.
Meskipun para pejabat Irak mencoba mengurangi risiko, Amerika tetap mendesak agar warga membuat rencana meninggalkan negeri itu dari sekarang.
Baca juga: Anggota Antiteror Saudi Dibunuh Keluarganya yang Pro-ISIS
Sebuah pesan keamanan disampaikan oleh Amerika berisi estimasi bahwa Mosul, kota terbesar di utara Irak dan di bawah kendali pejuang Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), dapat digenangi air setinggi 21 meter dalam waktu beberapa jam. Kota-kota yang terletak di hilir Sungai Tigris, seperti Tikrit, Samarra, dan ibu kota Irak, Bagdad, bisa saja digenangi air lebih rendah, tapi levelnya bakal naik secara signifikan dalam waktu 24-72 jam.
"Kami tidak memiliki informasi spesifik yang mengindikasikan kapan penghancuran bendungan itu terjadi. Namun ada baiknya terdapat rencana evakuasi demi menyelamatkan nyawa ratusan ribu orang," bunyi pesan keamanan Amerika.
Baca juga: Mahasiswa AS Menangis Minta Maaf ke Korea Utara, Ini Katanya
Perdana Menteri Irak Haider al-Abad pada Minggu, 28 Februari 2016, mengatakan akan mengambil tindak pencegahan. Namun, dia menerangkan, kemungkinan skenario tersebut sangat kecil.
ISIS menguasai dam tersebut pada Agustus 2014 disusul munculnya ketakutan warga bahwa dam akan diledakkan sehingga dapat membunuh ratusan ribu orang. Bendungan itu direbut kembali oleh pasukan pemerintah Irak dengan dukungan serangan udara pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat, tapi ada gangguan pada pemeliharaan dam tersebut.
Perawatan dan perbaikan dam yang dibangun pada 1980 itu dipercayakan kepada sebuah perusahaan Italia, termasuk pengecekan struktur bangunan tersebut.
Baca juga: Jurnalis Turki Dibebaskan, Erdogan: Saya Tak Menaruh Hormat
Hussein Hamad, Kepala Teknisi Departemen Perawatan Dam Mosul, mengatakan kepada Al Jazeera bulan lalu bahwa kondisi dam tidak 100 persen aman. "Sejak 1908-an, beberapa perusahaan asing melakukan perawatan dam dengan mengebor dan memperkuat struktur dam. Setelah itu, proses perawatannya diserahkan kepada kami," katanya.
Menteri Sumber Air Irak mengatakan, awal bulan ini, hanya ada solusi satu dari seribu pilihan bila dam dalam kondisi kolaps, yakni membangun dam baru atau memperbaiki dinding dam.
AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN