Perkampungan etnis muslim Kazakh di kawasan padang rumput Lujiaowan, Pegunungan Tian Shan, Tacheng, Xinjiang, RRC, Kamis (1/8). ANTARA/Ismar Patrizki
TEMPO.CO, Xinjiang - Kota Xinjiang yang terletak di Cina barat akan menggunakan hiburan untuk memerangi terorisme. Pemerintah Xinjiang akan mengadakan kegiatan budaya seperti menyanyi dan menari untuk menyebarkan pesan penegakan hukum.
"Kegiatan itu berupa mobilisasi massa dari semua etnis untuk secara proaktif dan aktif berpartisipasi dalam perjuangan anti-terorisme," lapor Xinjiang Daily pada Kamis, 25 Februari 2016. "Saat penegak hukum dan pengacara mengadakan pembicaraan publik, ada juga pementasan budaya".
Akibat kekerasan antara muslim Uighur dan etnis mayoritas Han Cina, ratusan orang dilaporkan tewas selama beberapa tahun terakhir di daerah yang kaya sumber daya alam dan strategis terletak di perbatasan Asia Tengah.
Pemerintah, seperti dilansir laman Reuters, menyalahkan kekerasan kepada kelompok militan Islam. Namun kelompok pembela hak asasi mengatakan kemarahan atas ketatnya pengawasan Cina terhadap agama dan budaya Uighur sebagai penyebab utama kekerasan. Pemerintah Cina selalu menyangkal setiap praktek penindasan di Xinjiang.
Xinjiang Daily melaporkan, pemerintah juga siap memulai babak baru melakukan kegiatan pendidikan publik untuk menyebarkan pengetahuan tentang undang-undang anti-terorisme di Cina. Undang-undang baru disahkan tahun lalu untuk membantu meningkatkan perdamaian dan stabilitas di kawasan.
Pemerintah akan menggunakan massa dan media sosial untuk memperkuat opini publik dan menciptakan suasana yang baik bagi stabilitas sosial di Xinjiang.