Belanja Militer Cina Terbesar di Asia Hingga Tahun 2020  

Reporter

Selasa, 23 Februari 2016 17:19 WIB

Pesawat tempur Cina terbang dalam formasi di atas Lapangan Tiananmen selama parade militer di Beijing, Cina, 3 September 2015. Cina menjadikan peringatan 70 tahun berakhirnya Perang Dunia II sebagai hari libur nasional baru. Kevin Frayer/Getty Images

TEMPO.CO, Singapura - Negara-negara di kawasan Asia diperkirakan menggelontorkan anggaran terbesar dalam belanja militernya tahun 2020 menyusul ketegangan geopolitik global yang terus meningkat di kawasan itu.

Hal tersebut diprediksi oleh perusahaan penerbit spesialis militer basis Inggris, IHS Jane's, yang memperkirakan total belanja militer di kawasan Asia Pasifik mencapai US$ 533 miliar (Rp 7163,5 triliun) per tahun hingga akhir dekade ini.

Menurut IHS Jane's, alasan utama melonjaknya biaya ini adalah meningkatnya ketegangan di kawasan, terutama di Laut Cina Selatan dan Semenanjung Korea.

"Proses panjang dalam modernisasi militer akan menjadi agenda utama politik di sejumlah negara," tulis laporan IHS Jane's, seperti dikutip Channel News Asia pada 23 Februari 2016.

Cina diperkirakan tetap menjadi negara yang paling besar membelanjakan anggaran militernya, terlebih setelah mereka menaikkan anggaran belanja militer sebesar 43 persen, dari US$ 134 miliar (Rp 1.800,9 triliun) pada 2010 menjadi US$ 191 miliar (Rp 2.567 triliun) pada tahun lalu. Cina saat ini menyumbang hampir 40 persen dari total belanja militer di kawasan Asia Pasifik.

IHS Jane’s mengatakan Cina kemungkinan akan terus menaikkan anggaran untuk belanja militer hingga US$ 255 miliar atau sekitar Rp 3.427,2 triliun pada tahun 2020 meskipun terjadi pelambatan ekonomi.

Menyusul Jepang dan Korea Selatan masing-masing di tempat kedua dan ketiga, setelah menghabiskan US$ 49 miliar dan US$ 35 miliar pada 2015.

Namun, menurut Content Director di IHS Aerospace, Defence & Security Paul Burton, kedua negara tersebut tidak akan mengeluarkan anggaran melebihi Cina. Jepang akan cenderung statis, sedangkan Korea Selatan tidak akan mampu mengejar peningkatan belanja militer Cina yang naik setiap tahun.

"Cina akan mempertahankan posisinya sebagai kekuatan dominan (dalam hal pengeluaran), dengan anggaran Beijing saat ini sekitar empat kali lipat dari Korea," ucap Burton.

Untuk kawasan Asia Tenggara, terdapat tiga negara yang telah masuk dalam 10 besar negara yang mengalami peningkatan pesat terhadap anggaran pertahanan pada 2015, yakni Filipina, Indonesia, dan Vietnam.

"Negara-negara ini mengikuti jejak Cina, dan kami belum melihat tanda-tanda tren ini akan berakhir," kata laporan itu.

Di antara ketiga negara tersebut, Indonesia dan Filipina yang membuat peningkatan pengeluaran terbesar, masing-masing sebanyak 12,46 dan 20 persen, dalam kurun waktu 2014 sampai 2015.

Peningkatan tensi politik di kawasan Asia Pasifik menyusul Cina yang bersikeras memiliki hak berdaulat untuk Laut Cina Selatan. Wilayah tersebut juga diperebutkan oleh Vietnam, Taiwan, Filipina, Malaysia, dan Brunei.

CHANNEL NEWS ASIA|YON DEMA

Berita terkait

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

9 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

19 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

2 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

2 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

2 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

3 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya