Gandeng Bombardier, SAAB Pasarkan Pesawat Intai GlobalEye

Kamis, 18 Februari 2016 07:37 WIB

GlobalEye, pesawat intai terbaru yang diluncurkan perusahaan alusista asal Swedia, SAAB. Pesawat yang merupakan gabungan teknologi radar Erieye dengan pesawat bikinan perusahaan asal Kanada, Bombardier yaitu Global 6000 ini berkapasitas dan kapabilitas yang lebih luas, serta mampu beroperasi selama 11 jam. Pemerintah Uni Emirat Arab telah memesan dua unit pesawat ini dengan nilai US$ 1,2 miliar. DOC. SAAB

TEMPO.CO, Changi - Perusahaan Alutsista asal Swedia, Svenska Aeroplan Aktiebolaget atau SAAB, meluncurkan teknologi terbaru pesawat intai maritim bernama GlobalEye, yang telah dipesan sebanyak dua unit oleh Uni Emirat Arab senilai US$ 1,2 miliar.

Pesawat intai ini dirancang menggunakan pesawat buatan perusahaan asal Kanada, Bombardier jenis Global 6000, yang sekaligus meningkatkan kemampuan radar teknologi Airborne Early Warning and Control atau AEW&C.

SAAB sebelumnya sudah pernah membuat pesawat intai menggunakan pesawat jenis SAAB 340, SAAB 2000, dan buatan perusahaan Brasil, Embraer E145. Pesawat intai, yang telah dibeli beberapa negara termasuk Thailand dan Brasil, tersebut bernama Erieye. Global Eye dapat disebut sebagai Erieye ER atau Extende Range karena jangkauan intainya lebih luas.

"GlobalEye memberikan pendeteksian jarak jauh yang dapat melakukan pengawasan, pendeteksian, dan pelacakan di udara, darat, dan maritim dari sebuah sistem kendali” kata Head of Electronic Defence Systems Micael Johansson dalam acara Singapore Airshow, Selasa, 16 Februari 2016.

Menurut Johansson, GlobalEye adalah solusi pertahanan multiperan di seluruh wilayah di sebuah negara. Dalam pengawasan di darat, GlobalEye, yang mampu mengangkasa selama 11 jam, dapat menggunakan Ground Moving Target Indicator untuk mendeteksi gerakan asing, bahan untuk target kecil.

Johansson juga mengklaim, GlobalEye dapat menemukan obyek asing atau senjata tempur musuh berkemampuan siluman atau mata-mata yang masuk wilayah negara. Bahkan, pesawat intai tersebut mampu mengetahui keberadaan sebuah kapal selam asing dengan menangkap periskop kapal yang sesekali muncul ke permukaan laut. "Bahkan saat musuh mengacaukan jaringan atau jamming," kata Johansson.

Kepala Kantor Perwakilan SAAB di Indonesia Peter Carlqvist mengatakan teknologi pesawat intai seperti Erieye dan GlobalEye sangat baik untuk kondisi Indonesia yang terdiri atas wilayah kepulauan. Pesawat intai ini dapat menangkal segala upaya illegal fishing yang banyak menyerang dari sisi perbatasan.

"Keunggulannya, informasi dari Erieye bisa langsung dikomunikasikan ke pesawat tempur atau kapal patroli untuk mengusir penangkapan ikan liar dan bajak laut," kata Carlqvist.

Saat ini, Indonesia memiliki armada patroli maritim, yaitu Boeing 737 Surveillance dari Skuadron Udara V Pangkalan Udara Sultan Hasanuddin. Tiga unit pesawat yang sudah digunakan sejak 1982 ini masih memakai teknologi radar lama.




FRANSISCO ROSARIANS

Berita terkait

Kemendag dan KBRI Gelar Pameran Fesyen di Singapura, Total Transaksi Capai Rp 4,2 Miliar

21 jam lalu

Kemendag dan KBRI Gelar Pameran Fesyen di Singapura, Total Transaksi Capai Rp 4,2 Miliar

Kementerian Perdagangan dan Duta Besar RI untuk Singapura menggelar pameran fesyen di Singapura. Total transaksinya capai Rp 4,2 miliar.

Baca Selengkapnya

Jokowi Terima Kunjungan Menlu Singapura di Istana

1 hari lalu

Jokowi Terima Kunjungan Menlu Singapura di Istana

Presiden Jokowi terima kunjungan Menlu Singapura.

Baca Selengkapnya

Ada Aurora Borealis di Gardens by the Bay Singapura, Mirip di Kutub Utara

2 hari lalu

Ada Aurora Borealis di Gardens by the Bay Singapura, Mirip di Kutub Utara

Tapi pada 5 Mei, lampu-lampu indah auroa borealis akan tampil perdana di Gardens by the Bay.

Baca Selengkapnya

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

2 hari lalu

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

Presiden Jokowi mengeluhkan hilangnya Rp 180 triliun devisa karena masih banyak masyarakat berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

2 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Jokowi Keluhkan Banyak WNI Berobat ke Luar Negeri, Ini Kilas Balik Menteri Luhut Berobat di Singapura

2 hari lalu

Jokowi Keluhkan Banyak WNI Berobat ke Luar Negeri, Ini Kilas Balik Menteri Luhut Berobat di Singapura

Salah satu menteri Jokowi, Luhut Binsar Pandjaitan, diketahui pernah berobat hampir sebulan di Singapura pada November tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

3 hari lalu

Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

Presiden Jokowi menyoroti kebiasaan sejumlah WNI yang berobat ke luar negeri sehingga berpotensi menyedot devisa Rp 180 triliun, apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Ini Negara dengan Internet Tercepat di Dunia, Indonesia Urutan ke Berapa?

3 hari lalu

Ini Negara dengan Internet Tercepat di Dunia, Indonesia Urutan ke Berapa?

Speedtest Global Index Ookla membuat peringkat kecepatan Internet di 142 negara per Maret 2024. Indonesia kalah dari Kamboja.

Baca Selengkapnya

Bandara Changi di Singapura Dinilai Terbaik untuk Layanan Imigrasi

3 hari lalu

Bandara Changi di Singapura Dinilai Terbaik untuk Layanan Imigrasi

Bandara Changi menawarkan check-in dan registrasi masuk otomatis, sistem otentikasi biometrik, dan kecerdasan buatan untuk mengangkut bagasi.

Baca Selengkapnya

Airlangga Bertemu Menlu Singapura, Bahas Kerja Sama Energi Hijau hingga Data Center di IKN

3 hari lalu

Airlangga Bertemu Menlu Singapura, Bahas Kerja Sama Energi Hijau hingga Data Center di IKN

Airlangga Hartarto optimistis hubungan ekonomi kedua negara terus terjalin kuat.

Baca Selengkapnya