Jerman melengkapi angkatan bersenjatanya dengan Tornado IDS dan Tornado ECR, Italia membeli Tornado varian IDS dan ECR, sedangkan Inggris membeli Tornado varian IDS dan ADV. Tornado juga didunakan oleh Angkatan Udara Arab Saudi. Pesawat tempur Tornado terlibat dalam perang Teluk (1991), perang Kosovo (1999). Inggris menempatkan Tornado GR4 di Afghanistan pada 2009 sampai 2014, dan Libya pada 2011. Jet tempur ini juga digunakan Inggris untuk menggempur ISIS sejak 2014. Carl Court/Getty Images
TEMPO.CO, Riyadh - Arab Saudi mengirimkan sejumlah jet tempur ke pangkalan militer di Incirlik milik Turki, selaku anggota Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO), guna melawan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Yasin Aktay, angggota parlemen Turki, mengatakan kepada Al Jazeera, pesawat perang Saudi itu untuk melakuan aksi bersama pasukan koalisi melawan ISIS. "Mereka akan beraksi bersama koalisi. Bukan untuk menyerang sebuah negara secara invidu," kaya Yasin Aktay.
Saudi telah terlibat dalam serangan udara terhadap posisi ISIS dalam beberapa pekan ini. Adapun Menteri Luar Negeria Amerika Serikat, Ashton Carter, pada Kamis, 11 Februari 2016 pekan lalu, menyambut baik komitmen Saudi untuk meluaskan peran tempurnya.
Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, dalam keterangannya kepada koran Yeni Safak, Sabtu, 13 Februari 2016, mengatakan, Saudi telah melakukan inspeksi terhadap pangakalan angkatan udara sebagai persiapan pengiriman pesawat tempurnya.
Sebelumnya, pada awal bulan ini, Saudi mengatakan, negaranya siap mengerahkan pasukan darat ke Suriah untuk bertempur melawan kelompok bersenjata ISIS jika AS, selaku pemimpin koalisi, setuju.
Sikap Saudi ditangggapi Rusia dengan keras. Moskow memperingatkan bahwa jika ada pasukan asing dikirimkan dan terlibat dalam konflik Suriah yang telah berlangsung sekitar lima tahun, maka hal tersebut dapat menyulut sebuah perang dunia.