Donald Trump Calon Pemenang Nobel Perdamaian, Alasannya Apa?

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Jumat, 5 Februari 2016 07:17 WIB

Salah satu kru membetulkan tatanan rambut calon Presiden AS, Donald Trump saat sesi pemotretan dengan Majalah TIME, 10 Desember 2015. Dalam sesi pemotretan tersebut Trump berkali-kali mendapat serangan dari burung elang yang berpose bersamanya dan membuat tatanan rambut kandidat dari Partai Republik itu menjadi berantakan. REUTERS/TIME Magazine

TEMPO.CO, Olso - Bakal calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik dicalonkan menjadi salah satu dari lima pemenang Nobel Perdamaian. Trump akan bersaing dengan empat calon lain. Salah satunya korban pemerkosaan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Ada pula Paus Fransiskus dan tim bersepeda wanita Afganistan, yang dinominasikan untuk memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian 2016 menjelang tanggal akhir pencalonan pada Senin. Nominasi itu diterima Komite Nobel Norwegia yang terdiri atas lima anggota.

BACA: Untuk Kampanye, Donald Trump Tak Izin Adele Gunakan Lagunya

Kristian Berg Harpviken, pengamat Nobel sekaligus Direktur Peace Research Institute of Oslo, mengatakan dia telah menerima salinan surat nominasi Hadiah Nobel. Surat tersebut terungkap lewat laman CBS News pada 3 Februari 2016.

Dalam surat itu tercantum nama Trump yang mengundang kecaman dari seluruh dunia karena sumpahnya melarang muslim memasuki Amerika Serikat. Dikatakan bahwa miliarder properti Amerika itu harus diberi hadiah bergengsi untuk "Ideologi perdamaiannya yang kuat, digunakan sebagai senjata pencegahan terhadap ancaman radikal Islam, ISIS, nuklir Iran, dan Komunis Cina".

BACA: Donald Trump Kalah di Iowa, Hillary Clinton Menang Tipis

Lazimnya, Komite menerima lebih dari 200 nominasi untuk hadiah bergengsi itu dan menyimpan rahasia calon selama 50 tahun. Anggota panel juga dapat membuat pencalonan mereka sendiri selama pertemuan penilaian pada 29 Februari mendatang.

Seorang anggota parlemen Norwegia, Audun Lysbakken, mencalonkan Nadia Murad, seorang wanita dari suku Yazidi yang berhasil melarikan diri dari perbudakan seksual dan kini berperan sebagai juru bicara korban yang selama ini dilecehkan oleh ISIS.

BACA: Trump: Saya Bisa Tembak Orang Tanpa Harus Kehilangan Pemilih

"Kami ingin Hadiah Nobel perdamaian ini dapat membangkitkan dunia untuk memerangi kekerasan seksual sebagai senjata untuk perang," kata Lysbakken, pemimpin Partai Sosialis Kiri Norwegia dalam sebuah pernyataannya.

Selain Lysbakken, Murad telah dinominasikan oleh ahli bedah Kongo, Denis Mukwege, yang secara sukarela merawat korban kekerasan seksual dalam perang sipil di negaranya.

Desember lalu, Murad mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bagaimana dia bersama ribuan perempuan dan anak perempuan Yazidi lainnya diculik, disekap, dan diperkosa berulang kali setelah Sinjar, provinsi di Irak, jatuh ke tangan ISIS pada Agustus 2014. Dia melarikan diri setelah tiga bulan di penangkaran.

BACA: Petisi Larang Donald Trump ke Inggris Diteken 500 Ribu Orang

Sementara itu, pemenang Nobel Perdamaian, Desmond Tutu dari Afrika Selatan, mendukung Paus Fransiskus lantaran kontribusinya terhadap pembangunan dunia yang berkelanjutan. Paus juga didukung oleh ekonom terkenal dunia, Herman Daly.

Tim bersepeda wanita Afghanistan dinominasikan oleh 118 anggota parlemen Italia yang bertujuan mempromosikan “cara transportasi paling demokratis untuk seluruh manusia."

Namun, untuk nominator terakhir, Donald Trump, tidak dijelaskan tentang siapa yang mengusung kandidat calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik tersebut untuk mendapatkan Nobel Perdamaian.

CBS NEWS | YON DEMA

Berita terkait

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

7 hari lalu

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

Aktivis lingkungan Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain Riverin minta PM Kanada Justin Trudeau hentikan impor sampah plastik ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

13 hari lalu

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

Donald Trump menilai saat ini adanya kurangnya kepemimpinan Joe Biden hingga membuat Tehran semakin berani

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

18 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Swedia Usir Jurnalis Cina karena Alasan Keamanan Nasional

20 hari lalu

Swedia Usir Jurnalis Cina karena Alasan Keamanan Nasional

Swedia mengusir seorang jurnalis Cina, karena dianggap menimbulkan ancaman serius terhadap keamanan nasional.

Baca Selengkapnya

Salwan Momika, Ditangkap di Norwegia hingga Diblokir TikTok

22 hari lalu

Salwan Momika, Ditangkap di Norwegia hingga Diblokir TikTok

Salwan Momika yang memicu kemarahan internasional dengan berulang kali merusak Al-Quran tahun lalu, kini telah ditangkap di Norwegia

Baca Selengkapnya

Sempat Diisukan Tewas, Pembakar Al Quran Salwan Momika Ditangkap di Norwegia

24 hari lalu

Sempat Diisukan Tewas, Pembakar Al Quran Salwan Momika Ditangkap di Norwegia

Imigran asal Irak Salwan Momika ditangkap di Norwegia. Ia membakar Al Quran sehhingga membuat umat Muslim marah.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

24 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya

Joe Biden Vs Donald Trump, Dua Lelaki Gaek Berebut Kursi Presiden AS

27 hari lalu

Joe Biden Vs Donald Trump, Dua Lelaki Gaek Berebut Kursi Presiden AS

Joe Biden 81 tahun dan Donald Trump 78 tahun akan bertarung di kontestasi pemilihan Presiden AS di usia yang tak lagi muda.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Tanding Ulang Joe Biden vs Donald Trump, Kekecewaan Keturunan Arab di AS

29 hari lalu

Top 3 Dunia: Tanding Ulang Joe Biden vs Donald Trump, Kekecewaan Keturunan Arab di AS

Top 3 dunia adalah Joe Biden akan bertanding ulang melawan Donald Trump di Pilpres AS hingga masyarakat Arab di Amerika Serikat kecewa.

Baca Selengkapnya

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

30 hari lalu

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.

Baca Selengkapnya