Konflik Suriah, Perundingan Damai Terancam Gagal  

Reporter

Kamis, 4 Februari 2016 11:05 WIB

Anak-anak pengungsi Suriah belajar di dalam tenda sekolah darurat di sebuah kamp pengungsi di Qab Elias, Lebanon, 27 Januari 2016. Hampir setengah dari empat juta anak pengungsi tidak bisa bersekolah dan mereka berisiko jadi generasi yang hilang. AP/Bilal Hussein

TEMPO.CO, Jenewa - Upaya diplomatik untuk mengakhiri konflik di Suriah terancam gagal setelah utusan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Staffan de Mistura, menunda sementara perundingan damai antara kelompok oposisi dan pemerintah Suriah di Jenewa, Swiss.

Menyusul pertemuan dengan Komite Negosiasi Tertinggi (HNC) dari kelompok oposisi di Kota Swiss, Rabu, 3 Februari 2016, de Mistura mengatakan perundingan damai dipastikan digelar pada 25 Februari 2016. "Perundingan damai bukan berakhir atau gagal. Mereka datang, dan kedua belah pihak masih bertahan di sini untuk menyelesaikan konflik melalui proses politik," ucapnya.

Pertemuan di Swedia adalah bagian dari agenda membicarakan resolusi PBB bulan lalu tentang transisi politik di Suriah, termasuk membahas rancangan konstitusi baru serta penyelenggaraan pemilihan umum.

Para Rabu dinihari, 3 Februari 2016, waktu setempat, mengutip informasi dari Syrian Network for Human Rights (SNHR), oposisi menuding pemerintah Suriah dan Rusia membunuh sedikitnya 300 warga sipil sejak digelarnya Konferensi Jenewa III pada 29 Januari 2016.

Berbicara seusai pengumuman de Mistura, Riyad Hijab, Kepala HNC yang bergabung bersama tim oposisi di Jenewa, menyatakan delegasi meninggalkan meja perundingan dan tidak akan kembali hingga ada perubahan pada serangan di darat dan mengakhiri serangan udara yang sampai sekarang tetap berlangsung.

"Oposisi hanya bersedia membicarakan gencatan senjata ketika ada transisi politik yang tidak melibatkan Presiden Suriah Bashar al-Assad," kata Hijab. "HNC siap lahir batin bergabung bersama komunitas internasional untuk mengimplementasikan sesuatu guna terbentuknya lembaga transisi pemerintah. Kami meminta masyarakat internasional menekan pemerintah Suriah dan para sekutunya mengakhiri kekerasan di Suriah."

Hijab mengatakan oposisi berharap pemerintah membatalkan pengepungan, mengizinkan bantuan kemanusiaan, membebaskan tahanan, dan mengakhiri semua serangan darat dan udara terhadap rakyat Suriah.

Duta besar Suriah untuk PBB, Bashar al-Jaafari, berbicara atas nama pemerintah, mengkritik tim HNC yang datang terlambat beberapa hari dan menolak berpartisipasi dalam perundingan langsung dengan de Mistura. Dia menyebut pernyataan perwakilan HNC "kekanak-kanakan" dan menuduh mereka ingin meninggalkan perundingan atas perintah Arab Saudi, Turki, dan Qatar.

"Pengumuman de Mistura soal penundaan perundingan hanyalah pembenaran keputusan oposisi untuk meninggalkan meja perundingan," ucap al-Jaafari.

AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN

Berita terkait

10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

9 hari lalu

10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

Berikut ini daftar negara dengan lapangan kerja paling banyak di dunia, didominasi oleh negara-negara Eropa. Tertarik untuk pindah?

Baca Selengkapnya

Mesir Sambut Patung Raja Ramses II Berusia 3.400 Tahun yang Sempat Dicuri

12 hari lalu

Mesir Sambut Patung Raja Ramses II Berusia 3.400 Tahun yang Sempat Dicuri

Mesir menyambut pulang patung berusia 3.400 tahun yang menggambarkan kepala Raja Ramses II, setelah patung itu dicuri dan diselundupkan ke luar negeri

Baca Selengkapnya

Traveling ke Luar Negeri, Turis Amerika Kaget Dapat Tagihan Telepon Rp2,3 Miliar

13 hari lalu

Traveling ke Luar Negeri, Turis Amerika Kaget Dapat Tagihan Telepon Rp2,3 Miliar

Sebelum traveling, turis tersebut sudah mengunjungi toko operator selularnya supaya bisa menggunakan paket data internasional.

Baca Selengkapnya

Negara Guncang Setelah Presiden Peru Gunakan Rolex, Begini Profil Perusahaan Jam Tangan Mewah Asal Swiss

30 hari lalu

Negara Guncang Setelah Presiden Peru Gunakan Rolex, Begini Profil Perusahaan Jam Tangan Mewah Asal Swiss

Dina Boluarte, Presiden Peru gunakan jam tangan Rolex mengundang guncangan politik di negara itu. Begini profil perusahaan jam tangan mewah ini.

Baca Selengkapnya

Jangan Keliru, Begini Cara Cek Jam Tangan Rolex Asli atau Palsu

30 hari lalu

Jangan Keliru, Begini Cara Cek Jam Tangan Rolex Asli atau Palsu

Jam tangan Rolex adalah salah satu merek jam paling ikonik di dunia. Tapi, penting untuk bisa membedakan jam tangan Rolex asli dengan yang palsu.

Baca Selengkapnya

Presiden Swiss Ucapkan Selamat ke Prabowo sebagai Presiden Terpilih

44 hari lalu

Presiden Swiss Ucapkan Selamat ke Prabowo sebagai Presiden Terpilih

Presiden Swiss Viola Amherd mengucapkan selamat kepada Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden baru

Baca Selengkapnya

Paman Bashar Al Assad akan Diadili di Swiss atas Kejahatan Perang

53 hari lalu

Paman Bashar Al Assad akan Diadili di Swiss atas Kejahatan Perang

Rifaat Al Assad, paman presiden Suriah Bashar Al Assad, akan diadili di Swiss atas kejahatan perang

Baca Selengkapnya

Satu Keluarga Pemain Ski Hilang di Zermatt Swiss

54 hari lalu

Satu Keluarga Pemain Ski Hilang di Zermatt Swiss

Lima dari total orang hilang di gunung Tte Blanche Swiss tersebut adalah satu keluarga.

Baca Selengkapnya

Inilah 5 Alasan Banyak Orang Kaya di Dunia Menyimpan Uangnya di Bank Swiss

8 Februari 2024

Inilah 5 Alasan Banyak Orang Kaya di Dunia Menyimpan Uangnya di Bank Swiss

Banyak orang kaya di dunia menyimpan uang di bank-bank di Swiss lantaran negara ini menawarkan reputasi yang ketat dalam melindungi privasi nasabah.

Baca Selengkapnya

Dikenal sebagai Destinasi Mahal, Jenewa Berikan Transportasi Publik Gratis untuk Wisatawan

7 Februari 2024

Dikenal sebagai Destinasi Mahal, Jenewa Berikan Transportasi Publik Gratis untuk Wisatawan

Transportasi umum gratis di Jenewa dapat menghemat uang saat berlibur, tapi kota ini lebih berkesan dijelajahi dengan jalan kaki.

Baca Selengkapnya