TEMPO Interaktif, London: Ribuan demonstran melakukan reli keliling kota London sebagai wujud protes atas pemuatan kartun Nabi Muhammad. Walikota London, Ken Livingstone, terlihat ikut berdesakan bersama para demonstran. Menurut koordiantor aksi, upaya ini ditempuh agar komunitas muslim Inggris dapat mengekspresikan keprihatinannya atas Islamofobia yang terbentang di seantero Eropa. Mereka juga ingin menunjukkan bahwa demonstrasi kaum muslim pun bisa dilakukan dengan cara damai. Sepekan lalu, sekitar 400 demonstran dengan rasa marah mendatangi kedutaan Denmark di London. Mereka membentangkan spanduk dengan berbagai slogan, diantaranya "Hukum mereka yang telah menodai Islam". Fragmen tersebut memicu komentar para politisi dan organisasi muslim yang cukup berpengaruh. Mereka meminta polisi menindak para demonstran yang bertindak anarkis. Akhirnya, polisi membui seorang pria yang berpose mengenakan rompi bom bunuh diri. "Kami ingin menyampaikan pesan pada negeri ini, bahwa kami berbeda dengan para demonstran anarkis yang telah menunggangi demonstrasi di kedutaan Denmark pekan lalu," kata koordinator aksi dalam pernyataan persnya. Reli damai ini juga ingin memberikan kesan pada kaum muslim untuk tetap memelihara perdamaian. "Mereka mungkin berpikir seolah ada konspirasi barat yang ingin mengusik keyakinan kaum muslim, tapi kami ingin tunjukkan pula tak sedikit yang mencoba melakukan rekonsiliasi," katanya. Walikota Livingstone menuding media ikut bersalah karena terlalu memberi porsi pemberitaan yang terlalu berlebihan pada "kelompok ekstremis minoritas" yang ikut serta dalam protes terhadap kedutaan Denmark. "Saya mendukung demonstrasi ini, karena akan memberikan porsi memadai bagi mayoritas komunitas muslim. Tidak seperti yang dilakukan BBC (dengan memuat berita para ekstremis minoritas)," kata Livingstone. Lebih lanjut Livingstone mengatakan, "Tak ada maaf bagi pelanggar hukum dan siapapun mereka yang layak diajukan ke pengadilan." Bersama Livingstone, ikut aksi sejumlah kelompok muslim, termasuk Asosiasi Muslim Inggris dan Dewan Muslim Inggris. Reuters