Arab Spring Berulang Lagi, Tunisia Tetapkan Jam Malam

Reporter

Rabu, 20 Januari 2016 17:50 WIB

Polisi berjaga di tempat kejadian ledakan bus di Tunis, Tunisia, 24 November 2015. Polisi belum bisa memastikan penyebab ledakan, apakah bom yang diledakkan atau bahan peledak ditembakkan ke bus tersebut. AP/Hassene Dridi

TEMPO.CO, Tunis - Pemerintah Tunisia menetapkan jam malam yang berlaku dari pukul enam petang hingga lima subuh di Kota Kasserine menyusul kerusuhan yang dipicu oleh unjuk rasa para pengangguran, demikian laporan media setempat Tunisian News Network, Selasa, 19 Januari 2016. Gelombang demonstrasi ini mengingatkan pada gerakan awal masyarakat sipil di Tunisia, dua tahun lalu yang menggulirkan musim semi Arab atau Arab Spring.

Polisi Tunisia, tulis media lokal, terpaksa menembakkan gas air mata ke arah pegunjuk rasa yang sedang mencari lowongan pekerjaan di sebelah barat Provinsi Kasserine menyusul aksi bunuh diri seorang pria pengangguran dua hari sebelumnya.

"Bentrok antara demonstran pencari kerja dan polisi Tunisia berkembang di Kota Kasserine, ibu kota provinsi, pada Selasa, 19 Januari 2016," kantor berita Tunisia, TAP, melaporkan.

Dalam bentrok tersebut, menurut laporan TAP, setidaknya 23 orang cedera termasuk tiga pasukan keamanan. "Hampir seluruh yang mengalami luka-luka itu akibat terkena sambaran gas air mata," kata TAP. "Jam malam ini diberlakukan dari pukul enam sore hingga lima pagi."

Ridha Yahyaoui, seorang pencari kerja, melakukan bunuh diri di Kasserine pada Ahad, 17 Januari 2016, setelah namanya tidak tercantum sebagai calon pegawai negeri. Yahyaoui putus asa, selanjutnya pemuda ini memanjat tiang listrik sambil mengancam bunuh diri. Dia tewas setelah nekad mengikat dirinya dengan kabel beraliran listrik. Insiden ini membuat pemerintah memerintahkan aparat menyelidiki seputar penyebab kematiannya.

Kota Kasserine tersembunyi di dekat perbatasan Aljazair, di Bukit ech Chambi, puncak gunung tertinggi di Tunisia.

Menurut Bank Dunia, angka pengangguran di Tunisia rata-rata 15,3 persen, hanya sedikit di bawah angka rata-rata pascarevolusi di negeri itu pada 2011 yakni 16,7 persen. Tetapi angka ini masih jauh di atas sebelum revolusi yang mencapai 13 persen.

TAP juga melaporkan, pada Selasa, 19 Januari 2016, satu delegasi anggota parlemen akan mengunjungi Kasseerine untuk memonitor perkembangan terakhir di kawasan tersebut. Daeah ini sebelumnya pernah mengalami ketegangan sosial selama beberapa hari.

AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN





Berita terkait

Pelaku Penyerangan Gereja di Prancis Berasal dari Tunisia

30 Oktober 2020

Pelaku Penyerangan Gereja di Prancis Berasal dari Tunisia

Pelaku penyerangan gereja di Prancis, Brahim Aouissaoui, tiba di Eropa pada 14 September tahun ini dan sedang diselidiki pihak Tunisia.

Baca Selengkapnya

Perdana Menteri Tunisia Mengundurkan Diri

16 Juli 2020

Perdana Menteri Tunisia Mengundurkan Diri

Perdana Menteri Tunisia memutuskan mengundurkan diri di tengah pandemik virus corona yang memperburuk krisis ekonomi.

Baca Selengkapnya

Masalah Pariwisata Tunisia: Usai Dibuka, Turis Tak Kunjung Tiba

28 Juni 2020

Masalah Pariwisata Tunisia: Usai Dibuka, Turis Tak Kunjung Tiba

Meskipun perbatasan laut dan udara dibuka untuk turis Uni Eropa, para wisatawan mancanegara dari Eropa tak kunjung tiba di Tunisia.

Baca Selengkapnya

Tunisia Membuka Diri untuk Turis Eropa Mulai 27 Juni

14 Juni 2020

Tunisia Membuka Diri untuk Turis Eropa Mulai 27 Juni

Tunisia menyatakan siap menyambut wisatawan asing dari Eropa dan Aljazair. Namun bergantung kebijakan Uni Eropa kapan membuka perbatasan.

Baca Selengkapnya

Tunisia, Roma Baru dari Afrika Utara

25 Mei 2020

Tunisia, Roma Baru dari Afrika Utara

Usai Arab Spring, Tunisia menjelma menjadi negeri yang bebas berekspresi. Terutama di bidang seni dan budaya yang mendorong pariwisata mereka.

Baca Selengkapnya

Lockdown COVID-19, Presiden Tunisia Minta Tentara Tertibkan Warga

24 Maret 2020

Lockdown COVID-19, Presiden Tunisia Minta Tentara Tertibkan Warga

Presiden Tunisia meminta tentara ikut turun ke jalan mendesak warga agar patuhi aturan lockdown demi mencegah penyebaran virus corona.

Baca Selengkapnya

Bom Bunuh Diri Serang Kedutaan Besar AS di Tunisia

7 Maret 2020

Bom Bunuh Diri Serang Kedutaan Besar AS di Tunisia

Seorang polisi tewas akibat luka parah setelah dua bom bunuh diri menyerang pos keamanan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Tunisia pada Jumat kemarin.

Baca Selengkapnya

Arab Saudi, Yordania dan Tunisia Lapor Kasus Pertama Virus Corona

3 Maret 2020

Arab Saudi, Yordania dan Tunisia Lapor Kasus Pertama Virus Corona

Arab Saudi, Yordania, dan Tunisia melaporkan kasus virus Corona atau COVID-19 pertama mereka pada Senin.

Baca Selengkapnya

Sosok Ben Ali, Diktator Tunisia yang Jatuh karena Tukang Sayur

20 September 2019

Sosok Ben Ali, Diktator Tunisia yang Jatuh karena Tukang Sayur

Zine el Abidine Ben Ali, mantan presiden diktator otokratis Tunisia digulingkan setelah protes Arab Spring yang diawali pembakaran diri tukang sayur.

Baca Selengkapnya

Eks Diktator Tunisia Ben Ali Wafat di Pengasingan

20 September 2019

Eks Diktator Tunisia Ben Ali Wafat di Pengasingan

Eks Presiden Tunisia yang digulingkan selama Arab Spring, Zine el Ebidine Ben Ali, wafat selama pengasingan di Arab Saudi pada Kamis di usia 83 tahun.

Baca Selengkapnya